14. Inikah Namanya Cinta?

4.4K 320 24
                                    

Jangan di putar dulu.

Klontang....

Terdengar suara benda terjatuh di dalam ruangan yang terlihat banyak terdapat kertas dan buku berserakan. Kertas berisi dokument- dokument negara dan kependudukan terlihat mengenaskan, dibiarkan tergelatak di lantai. Sama hal nya dengan buku - buku yang tidak lebih baik dari kertas yang tergeletak di bawah.

"Apa kalian ingin ku bawa ke neraka sekarang juga!!" teriak seorang lelaki marah.

Beberapa pelayan yang melihat 'si empu' memilik ruangan ini berteriak marah, hanya menunduk, sesekali bahu mereka bergetar menahan ketakutan. Ketakutan melihat aura pembunuh menguar dari orang yang kini di hadapan mereka. Bukan main - main jika orang tersebut mengeluarkan aura macam itu, satu langkah saja salah maka, mereka dan seluruh keluarga mereka harus menjadi korban, itulah konsekuensi jika mereka melayani orang tersebut. Monster berwujud manusia, mungkin itulah kata yang menggambarkan kekejaman orang yang kini bergelar pangeran sekaligus penyihir tertinggi.

Jika mereka bisa memilih, lebih baik mereka memilih untuk berurusan dengan musuh dari pada menghadapi kemarahan memilik ruangan ini. Tapi apalah daya, mereka hanya dari kasta bawah yang harus mengikuti semua intruksi dari sang majikan. Sungguh miris.

"Sungguh memuakan melihat kalian disini, kalian tidak becus bekerja. Cepat pergi dari ruangan ku SEKARANG!!"

"Tap-"

Levius desprix

Sebelum salah satu pelayan menyelesaikan kalimat nya. Nyala api berwarna biru dengan cepat membakar tubuh sang pelayan. Dan menjadi abu hanya hitungan detik.

Melihat salah satu dari mereka berubah menjadi abu, mereka hanya diam. Tapi dalam hati berteriak ketakutan, menyasikkan secara langsung pembunuhan sadis yang di lakukan majikan nya kini.

"Mengapa kalian masih disini? ingin bernasip sama dengan itu" tanya sang lelaki sambil menunjuk hasil perbuatan tidak manusiawi nya.

Seluruh pelayan membungkuk dan berjalan keluar ruangan. Setelah seluruh pelayan nya meninggalkan ruangan. Si lelaki menghela nafas.

"Kenapa hari ini aku lebih cepat marah ya? Apa ini karena si gadis merepotkan itu." tanya sang lelaki pada seseorang atau tepat nya diri nya sendiri.

"Sangat memuakan menjalani hidup yang membosan kan ini, jika aku dapat kembali ke masa itu. Aku akan pertaruhkan seluruh hidup ku, bahkan nyawa sekalipun" ucap sang lelaki menatap langit - langit ruangan.

"Ha ha ha ha ha ha" tiba - tiba saja lelaki tersebut tertawa, bukan tertawa bahagia, melainkan sebalik nya.

"Benar kan amica mea" ucap sang lelaki sambil memandang figura yang terdapat di meja itu.

***

Sangat membosan kan, bagi seorang gadis berdiri memandang pesona alam yang di tawarkan di luar istana. Hanya berdiam diri di kamar mewah ini. Bukan nya gadis itu di kurung atau tidak boleh pergi keluar. Tetapi ia hanya bosan, bosan saja. Terlihat bola mata berwarna biru itu menerawang, kembali pada jamuan makan pagi hari ini.

Flashback

Sesampai nya, sang gadis berada di depan pintu masuk ruang makan. Seperti sebelum nya, pelayan pribadi nya akan menunggu di luar dan penjaga akan membukakan pintu untuk sang gadis, memasuki ruanga makan.

Mata sang gadis memindai sekeliling ruangan. Seketika mendesah kecewa, entah mengapa si gadis merasa kecewa karena hanya diri nya satu - satu nya yang ada di ruangan ini. Tidak terlihat 'si empu nya' datang untuk makan pagi. Jadilah si gadis itu hanya makan dalam kesendirian nya.

The Singer And 4 Prince ImmortalNơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ