13. Pangeran Aegis Marah?

4.2K 301 16
                                    

Sang gadis hanya terbengong sendiri, tidak tau apa yang harus di lakukan. Tiba - tiba saja sang lelaki menjulur kan tangan nya. Menanti sang gadis untuk menerima ajakan nya. Tidak lupa, dengan senyum tulus tanpa embel - embel seringan maupun ejekan. Dan ini pertama kali nya sang lelaki memperlihat kan senyum tulus nya sejak kejadian 12 tahun yang lalu.

Membuat siapapun hanyut dalam pesona sang lelaki. Meskipun cukup aneh, mengetahui fakta bahwa mulut sang lelaki bisa dibilang sangat pedas dan cemoohan dalam berkata. Fakta yang cukup mencengang kan.

'Aduh ini kenapa aku mendadak jadi gugup gini, dan ini apa, kok rasa nya ada suara tabuhan di dada aku' pikir sang gadis dengan semburat merah di pipi nya.

Dan dengan gugup nya, sang gadis menerima ajakan tangan sang lelaki. Tapi sebelum bersentuhan, sang lelaki menyambar langsung tangan sang gadis.

"Ah kamu tinggal menerima aja tangan aku aja lama, emang aku gak kesel apa berdiri terus, dasar gadis lambat" ucap lelaki penuh perkataan sakartis.

PoV Alenta

Ini nih yang baru nama nya Aegis si pangeran mesum, kata - kata dengan penuh ejekan dan sindiran pedas nya. Benar - benar bisa menghancurkan suasana hati seseorang. Mungkin yang tadi cuma ilusi saja. Tidak mungkin orang dengan mulut sakartis seperti dia, dengan senyum pesona nya. Benar, tidak mungkin.

Mengabaikan tindak - tanduk nya yang menyebalkan. Saat itulah aku benar- benar di buat kagum, menampil kan wajah lucu, mata melebar dan mulut manganga. Kebiasaan ku saat melihat yang 'amazing'.

"Hahahaha!!" tawa Aegis yang membuat tuli saja. Cempreng banget. Jadi mengingat Lizy, dengan suara khas nya.

"Hai! Aegis Apa yang lucu coba, ngejek aku ya?" kesel dengan sikap nya yang kadang menjenggelkan seperti saat ini.

"Hahaha, gak kok, cuman lihatin wajah lucu kamu. Sudah keberapa kali nya kamu membuat wajah seperti itu?" ucap Aegis masih menertawai ku meskipun tidak separah tadi.

Tapi tetap saja membuat aku kesal. Tidak punya hati, dasar pangeran mesum. Memang benar yang dikatakan Aegis, semenjak datang dan melihat langsung kerajaan melayang ini, aku tidak henti - henti nya memandang takjub dengan ekspresi ku yang menurut Aegis lucu. Apa yang salah, wajar kan melihat sesuatu di luar akal pikiran kita.

Memilih mengabaikan si pangeran mesum, kini kami berjalan menaiki tangga pelataran yang er.... bisa ku sebut istana, dan apa yang membuat Aegis mengajak ku kesini, bukan nya di kereta tadi, Aegis bilang mengajak aku tuk tinggal di rumah nya, kalau bangunan sebesar dan semegah ini dia bilang rumah, ck, aku akan menolak. Kan secara teknis aku hanya orang asing bagi nya, dan entah mengapa aku tidak suka mendapati fakta tersebut.

Mengabaikan pemikiran bodoh ku, lebih menikmati bangunan yang tersaji di depan ku, sebuah bangunan sangat besar sekaligus megah, berwarna putih cerah dengan aksen lambang negara ini, tidak lupa atap - atap berbentuk kerucut menjulang tinggi.

"Sudah puas menikmati rumah ku yang menajubkan"

Kembali ke alam sadar ku, di karenakan sebuah suara dengan penuh kesombongan. Menyebal kan.

Mendapati kami berada di depan pintu yang terbilang raksasa, dengan ukiran - ukiran yang tidak ku mengerti.

"Buka pintu nya"

Bukan suara ku, melainkan yang berada di samping ku, dan apakah pendengaran ku bermasalah, suara Aegis berubah dingin dan penuh intimidasi.

"Ba-ik Mage sorcière"

Ucap dua orang bersamaan, yang baru kusadari berdiri di samping kanan dan kiri gerbang, memakai baju khas tentara penjaga. Dan apa kata nya tadi.

'Mage soceir'. Apa itu?

The Singer And 4 Prince ImmortalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang