~3~ The King of Darkness.

11K 688 22
                                    

                       ☆ミ ☆彡☆ミ ☆彡

Ketika Estelina memanggil nama Dama dengan suara seraknya. Dama berhenti berjalan lalu menoleh ke belakang. "Ada apa Princess?"

"Dama, apa Ayah dan Ibuku akan baik-baik saja?" tanya Estelina masih berdiri terpaku di tempatnya.

"Aku tidak yakin kalau mereka akan baik-baik saja. Tapi kau harus yakin Princess, suatu hari nanti kau akan kembali lagi ke istana ini dengan membawa bala bantuan untuk merebut Kerajaan ini." Jawab Dama bisa meramalkan sedikit tentang masa depan Estelina, tapi tidak tahu siapa yang akan menolong Kerajaan itu. Dia merasa kalau bukan Kerajaan Wharton-lah yang akan menolong Estelina beserta Kerajaannya itu.

Estelina menoleh ke belakang, air matanya menetes terus. Dia benar-benar berat jika harus meninggalkan kedua orang tuanya itu untuk pertama kalinya, apalagi Kerajaan akan diserang oleh musuh yang bukan tandingan untuk manusia biasa.

"Princess, sudah tidak ada waktu lagi." Ajak Dama memegang tangan Estelina yang gemetaran.

Mereka meneruskan langkah. Tak berapa lama, Dama berhenti membuat Estelina ikut berhenti juga.

Akhirnya keduanya sampai di ujung lorong. Dama segera memadamkan obornya. Seketika muncul cahaya dari telapak tangan Dama. Sihir pembuka pintu rahasia.

Traakkk... greebbbb... ddrrtttthhh... pintu perlahan terbuka. Hari sudah mulai terang. Matahari sudah naik sepenggalah.

Sebelum Estelina melangkah keluar, ia menoleh ke belakang menatap lorong gelap yang tak tersinari matahari. Ingin rasanya dia berlari untuk kembali lagi memeluk kedua orang tuanya. Ia pun membalikkan badannya sembari melangkah keluar dari lorong. Setelah keduanya keluar, pintu pun tertutup kembali.

Ternyata itu jalan keluar langsung menuju ke dalam hutan yang berada jauh di luar tembok Kerajaan.

"Dama, aku benar-benar takut, tapi aku ingin sekali kembali lagi pada Ayah dan Ibuku." Estelina masih gemetaran, ia mendongak menatap ujung menara istananya yang sedikit terhalang dahan-dahan pohon. Ia ingin sekali kembali lagi ke Kerajaan meski harus mati bersama kedua orang tuanya, lebih tepatnya dia tidak tega meninggalkan mereka.

Dama memegang erat tangan Estelina. "Princess, kalau kita tidak pergi dari Kerajaan ini mencari bantuan, maka Kerajaan ini dan penduduknya akan habis dijadikan santapan oleh mereka."

Estelina diam sejenak, benar juga apa kata Dama. Selain dirinya, siapa yang akan menolong kedua orang tuanya beserta Kerajaannya kelak. Dihirup udara dalam-dalam lalu diembuskannya keras-keras.

"Baiklah demi Kerajaan ini dan penduduknya kita harus cepat-cepat pergi dari sini mencari bantuan pada Kerajaan Utara." Ucap Estelina tak membuang waktu lagi.

Dama menghela napasnya lega. Keduanya buru-buru melangkah pergi meninggalkan istana, berjalan masuk ke dalam hutan menuju bukit perbatasan.

King Angul dan bala tentaranya akhirnya sampai ke dekat tembok pertahanan. Semua bala tentara King Fedro yang sudah mendapat perintah dan kini berjaga di atas Benteng pertahanan tampak tercengang melihat barisan bersaf-saf terdiri dari pasukan monster dan manusia yang mengerikan. Serta ada seekor Naga yang terbang berputar di atas Kerajaannya, menunggu aba-aba dari pemimpin sekaligus Raja mereka KING ANGUL.

Dari puncak menara. King Fedro yang sudah memakai pakaian besi lengkap dengan senjata bersiap-siap juga untuk melawan pasukan yang mungkin akan membuat kewalahan dan pastinya akan kalah dengan mudah, tapi karena nasib belum tahu, mereka berhak sekuat tenaga sampai tetes darah penghabisan untuk mempertahankan Kerajaannya itu.

King Angul duduk di atas punggung hyena besar, seekor hyena monster itu menggeram keras, menyeringai ingin segera memakan manusia, taringnya yang besar dan panjang mengeluarkan tetesan air liur dengan sepasang mata merah yang menyala.

PRINCESS and DEMON KING TreeSDove le storie prendono vita. Scoprilo ora