Temen Kuliah Kaka

3.7K 361 29
                                    

"Pokoknya Anin gak boleh main lagi ke rumah kita!"

Nadse mengangguk setuju, "betul. Mending besok-besok kita aja yang ke rumah Anin."

Shani mendelik, "kan udah aku bilang. Kita aja yang ke rumah Anin kemarin. Tapi kaliannya malah males."

Gracia memberengut, "abis rumahnya Anin jauh banget, sih."

"Iya, udah gitu kalau kita dianterin Kak Viny, nanti mereka ketemu, hihh."

"Kalau kemaren Ci Shani gak lupa bikinin coklat, Kakak gak bakal ketemu Anin!"

"Kok nyalahin aku sih, Gre?"

Lalu terjadilah perdebatan ketiganya yang saling menyalahkan satu sama lain.

Viny yang baru saja lewat dari kamarnya kembali mundur saat mendengar keributan dari kamar si kembar. Ia menggeleng, lalu membuka pintu kamar si kembar.

"Kenapa lagi, sih ini?"

"Ga, ga ada apa-apa kok." Ucap Shani mendelik ke arah Nadse dan Gracia. Nadse dan Gracia mendengus sebal mendengar itu.

"Bener?" Tanya Viny.

"Iya bener. Kaka mau kemana?" Tanya Gracia saat sadar Viny sudah berpakaian rapih dan juga tercium wangi parfum khas Viny.

"Oh ini kaka mau ketemu sama temen kuliah." Jawab Viny.

"Temen kuliah? Siapa? Ka Lidya? Ka Yona?" Tanya Nadse penuh selidik.

"Dih kepo.." ucap Viny tersenyum jail.

"Kakaaaa!" Ucap Shani memukul bahu Viny. Viny meringis pelan lalu mengusap-usap bahunya.

"Jawab yang serius kek." Delik Gracia.

"Iya iya. Namanya Sinka, kaka mau beli bahan-bahan tugas kelompok sama dia." Ucap Viny.

"Sinka? Siapa tuh?" Tanya Nadse ketus.

"Temen kuliah yaampun." Jawab Viny gregetan.

"Di Mall nyari bahannya?" Viny menganggukkan kepalanya. Ketiganya menyipitkan kedua mata mereka.

"Apa?" Tanya Viny bingung. Belum sempat mereka bertiga menjawab hp Viny berbunyi.

"Duh dia udah nungguin nih. Kaka pergi dulu yaa. Kalian hati-hati di rumah. Dahh." Pamit Viny buru-buru lalu berlari keluar.

"Ck kita harus ikutin ka Viny. Pasti yang namanya Sinka itu cuman modus doang." Ucap Nadse tajam.

"Bener tuh. Ci Shani telfon om Edwin kita pinjem mobil sama supir." Perintah Gracia lalu Shani pun mengangguk. Ia mengambil hpnya lalu menelfon Omnya.

~

Viny berjalan menulusuri mall sambil memegangi handphone nya. Matanya bergerak kesana kemari mencari restoran yang dimaksud Sinka.

Langkahnya terhenti saat menemukan restoran yang dimaksud, senyuman pun terukir manis di wajahnya.

Viny melangkahkan kakinya menuju salah satu meja saat melihat sosok Sinka yang membelakanginya. Ditepuknya pundak gadis tersebut.

"Uhuk, uhuk."

"Eh, astaga, Sin. Maaf."

Dengan cepat Viny langsung mengambil tisu dan mengusap sudut bibir Sinka yang terdapat bekas makanan akibat tersedak tadi.

Sinka terdiam mendapatkan perlakuan seperti itu. Wajah manis Viny yang begitu dekat dan usapan lembutnya membuat jantung Sinka berdegup tak karuan.

"Dasar genit."

"Mentang-mentang gak boleh di rumah."

"Ketemuan diluar."

Twins Love StoryWhere stories live. Discover now