Baikkan

3.3K 370 42
                                    

Nadse turun dari taksi di lobby perusahaan sang Ayah. Ia terdiam sejenak sebelum akhirnya masuk ke dalam. Setelah sampai di lantai ruangan Viny, ia pun berjalan dengan perlahan menuju ruangan Viny.

"Loh mba Nadse." Sapa Sofia -sekretaris Viny- sambil berdiri dari duduknya. Nadse tersenyum tipis sambil menganggukkan kepalanya.

"Ka Viny ada?" Tanya Nadse.

"Bu Viny sedang rapat mba. Apa mau saya beritahu bu Viny?" Tanya Sofia. Nadse menggelengkan kepalanya.

"Ga usah. Saya tunggu diruangannya aja. Tapi jangan bilang saya disini ya." Ucap Nadse.

"Baik mba." Ucap Sofia sambil menganggukkan kepalanya. Nadse pun langsung masuk ke dalam ruangan Viny. Ia berjalan menuju kursi Viny lalu duduk disana setelah menyimpan plastik berisi cake chocolate.

Nadse memperhatikan beberapa foto yang terpajang di meja kerja Viny. Semuanya foto dirinya dan kedua kembarannya. Ia mengambil salah satu foto. Foto disaat mereka sedang berlibur di Bandung setelah kelulusan mereka bertiga dari SMP. Nadse tersenyum tipis. Ia merindukan hal-hal seperti ini.

Nadse memutar kursinya lalu memandangi sebuah foto besar disana. Foto Ayahnya, Bundanya yang sedang hamil dan juga Viny kecil. Nadse menatap foto itu dengan sedih. Ia ingin sekali bisa bertemu Ayah dan juga Bundanya.

Viny kembali ke ruangannya dan tersenyum tipis saat melewati meja Sofia. Ia membuka pintu ruangannya dan terkejut saat melihat Nadse duduk di kursinya.

"Nadhifa?" Panggilnya ragu.

Nadse menoleh dan tersenyum lembut, ia bangkit lalu melangkahkan kakinya mendekati Viny yang langsung menunduk.

"Kak?" Viny tak menjawab. "Kakak liat aku dong."

Viny melirik Nadse yang memiringkan kepalanya, "Kakak udah makan? Aku bawain kue coklat kesukaan Kakak."

Viny melirik ke arah meja kerjanya lalu menatap Nadse heran, "kamu-"

"Aku minta maaf." Potong Nadse sambil memainkan jari-jemarinya. "Gak seharusnya aku marah sama kakak."

Viny masih menatap Nadse yang terlihat gugup.

"Aku juga salah terlalu emosi sampai ngebentak dan juga nampar Kaka. Maafin aku." Lirih Nadse. Viny tersenyum lalu menarik tubuh Nadse kedalam dekapannya.

"Gapapa. Kaka yang salah. Maafin Kaka ya udah nyakitin kalian." Nadse menganggukkan kepalanya lalu membalas pelukan Viny dengan erat. Ia memejamkan matanya menikmati kehangatan yang sudah lama hilang.

"Aku kangen sama Kaka." Bisik Nadse.

"Kaka juga kangen kamu dan Gracia juga Shani."

"Kaka pulang ke rumah ya. Dirumah sepi ga ada Kaka." Viny menganggukkan kepalanya sambil mengecup rambut Nadse.

"Iya Kaka pulang." Nadse tersenyum senang dan semakin mengeratkan pelukannya.

~

Suara mesin mobil terdengar berhenti tepat di depan rumah mewah si kembar. Gracia yang tengah bermain dengan kucing-kucingnya langsung berlari ke pintu depan rumahnya. Ia hafal betul mobil siapa yang datang.

"Kakak!!!" Teriaknya.

Shani yang tengah menyiapkan makan malam, menoleh dan mengikuti Gracia ke ruang tamu.

Gracia langsung berlari ke pelukan Viny saat melihat kakaknya masuk ke dalam rumah bersama Nadse.

Shani memandang Nadse sejenak lalu menatap kakaknya.

"Kakak! Gre kangen!"

"Kakak juga kangen kalian."

"Kakak sama Nadse udah baikkan?"

Twins Love StoryWo Geschichten leben. Entdecke jetzt