Galau

2.6K 350 21
                                    

"Hahh akhirnya selesai juga." Seru Nabilo sambil menidurkan kepalanya dimeja. Mereka baru saja selesai uts hari terakhir dan sekarang mereka sedang berada di cafe dekat sekolah untuk menenangkan pikiran mereka sehabis mengerjakan soal-soal.

"Baru uts elah." Ucap Frans.

"Ck diem aja deh yang pinter. Lo ga merasakan apa yang dirasakan otak gue seminggu ini." Decak Nabilo.

"Lebay!" Ucap Gracia terkekeh mendengar ucapan Nabilo.

"Daripada lo alay!" Ucap Nabilo.

"Ih gue ga alay!"

"Jangan boong Gre. Dosa." Ucap mereka berbarengan dan membuat semua tertawa saat Gracia cemberut.

"Eh tapi kemarin kimia parah sih. Gue kayanya bakal nilai pas-pasan deh." Ucap Nadse mengingat soal yang sangat susah saat uts kemarin.

"Iyaa kimia susah banget parah!" Ucap Anin.

"Ini Shani diem doang soalnya gampang semua ya Shan?" Ucap Okta.

"Yee dia mah ga usah ditanya. Nilai 100 semua pasti." Celetuk Nabilo.

"Hooh anteng banget kemarin ngerjain. Gue sungkan mau nanya." Ucap Anin.

Shani yang sedaritadi diam hanya bisa tersenyum tipis mendengar ucapan teman-temannya yang jauh dari kata benar. Ia bahkan merasa utsnya kali ini sangat menyiksanya dan ia yakin nilainya akan turun drastis.

"Eh gue ke toilet dulu ya." Ucap Shani bangkit dari duduknya. Semua teman-temannya menganggukkan kepalanya. Shani pun langsung pergi menuju toilet.

Shani membasuh wajahnya dengan air. Mencoba mencari ketenangan dengan dinginnya air wastafel di toilet cafe tersebut. Namun ia gagal, bayangan dan senyum Viny selalu terbayang di pikirannya. Shani menggeleng. Sampai kapan ia harus seperti ini?

Shani meremas jantungnya. Rasanya lubang di hatinya semakin melebar dan terasa sakit.

Shani kembali membasuh wajahnya lalu keluar dari toilet. Dan mendapati Frans berdiri menyandar pada tembok samping toilet pria. Menunggunya keluar.

"Frans? Ngapain?"

"Gue nungguin lo."

"Nungguin gue? Kenapa?"

Frans menggaruk kepalanya yang tak gatal lalu menghela nafas pelan. Deheman keluar sebelum ia membuka mulutnya.

"Gue liat lo lagi kaya banyak pikiran, kenapa?"

Shani terdiam sesaat lalu mencoba tersenyum, "cuman karena UTS aja. Gak apa, kok."

"Bener?",

"Iya, makasih ya Frans."

"Shan..."

"Kenapa lagi?"

"Soal kita gimana? Emm... soal pernyataan gue waktu itu."

Shani menautkan kedua alisnya lalu menatap Frans bingung.

"Yang mana?"

"Soal... lo mau jadi pacar gue atau gak..."

Shani menghela kasar nafasnya. Frans memang cowok yang baik, tapi ia tak bisa membuka hatinya untuk pemuda du hadapannya itu. Hatinya sudah tertutup dan hanya dimiliki Viny seseorang. Sejak dulu tanpa Shani sadari.

"Gue gak bisa Frans. Maaf. Udah ada orang lain pemilik hati ini."

"Shan,"

"Sekali lagi maaf. Makasih, ya." Shani pun tersenyum pada Frans. "Balik, yuk. Nanti dicariin anak-anak."

Twins Love StoryWhere stories live. Discover now