Jealous { Akashi x Reader }

1.4K 131 26
                                    

"OMG! KYAAAA!! LEVI-KUN!" [name] berteriak sambil menatap kagum kearah karakter anime yang berada di dalam laptopnya. Rupanya [name] sedang menyukai anime yang tengah populer itu. Attack On Titan, anime yang bertemakan makhluk titan yang mengancam umat manusia. Tak dapat dipungkiri, ceritanya yang menegangkan serta karakter-karakternya yang hebat membuat [name] betah menontonnya terus-menerus. Apalagi seorang Rivaille Ackerman yang berhasil mencuri perhatian [name]. Wajah yang tampan, suara yang Indah, serta seorang yang kuat dan ditakuti membuat [name] langsung jatuh Cinta.

"yahh... Sudah selesai~" Ujar [name] sambil melihat preview episode selanjutnya. Dia telah menyelesaikan episode 11 dan episode 12 akan dipublikasikan minggu depan. Terpaksa dia harus menunggu.
"Hahhh... Corporal Levi, kenapa kau begitu sempurna? Aku begitu ingin bertemu denganmu.." Ujar [name] pada poster Levi yang ada di dinding kamarnya. Oh.. Ternyata, [name] begitu terobsesi dengan seorang Levi. Lihat saja, disetiap sudut kamarnya terdapat benda-benda yang berhubungan dengan karakter tersebut. Dari miniatur, poster dimana-mana, bantalnya dan bahkan dia tengah memakai baju yang bergambar Levi.
"Kau tidak sekolah?" [name] terkejut kemudian menolehkan kepalanya ke arah pintu. Disana berdiri kekasihnya, Akashi Seijuuro. [name] pun melihat ke arah jam yang sudah menunjukkan waktu 07:43. Dengan sigap dan panik [name] menatap Akashi kemudian menundukkan kepala.
"Er.... A-aku... Sa-sakit Sei-kun." Ujar [name] dengan gugup. Sudah terlihat jelas kalau [name] berbohong. Akashi berjalan masuk kedalam kamar [name]. Matanya dengan jeli menatap setiap kamar [name] dan berhenti di laptop [name] yang sedang menyala. Ia pun menatap gadis dihadapannya dengan tajam.
"Kau tidak pandai berbohong [name]. Aku tahu kau baru selesai menonton anime itu."
Seharusnya [name] tahu kalau Akashi tidak mudah dibohongi, seharusnya ia sadar waktu dan ingat kalau dia harus kesekolah. Dan sekarang...

"Tatap aku, [name]." Perintah Akashi saat sudah berada dekat di depan [name]. [name] pun mengangkat kepalanya dan menatap Akashi dengan takut. Akashi pun baru menyadari bahwa kekasihnya itu memakai baju yang bergambar karakter kesukaannya. Entah apa yang dirasakan Akashi, tapi dia tidak suka itu.
"Kau membolos?" [name] dengan cepat menggelengkan kepalanya. "Ti-tidak Sei-kun. A-aku.."
"Lalu bisa jelaskan, kenapa kau masih disini?" [name] terdiam dam kemudian memainkan ujung rambutnya.
"Aku... Tadi bangun sangat awal dan rasanya malas ke sekolah pagi sekali, jadi aku memutuskan untuk nonton dulu sambil menunggu. Tapi tak sadar kalau ternyata sudah setengah 8.. Hehe.." Ujar [name] sambil tertawa canggung.
"Aku tidak suka itu." Ucap Akashi sambil menatap ke arah lain.
"Huh?" [name] menatap Akashi yang sepertinya sedang malu. Dia pun tersenyum hangat sambil memegang bahu Akashi.
"Maaf. Dan Lain kali aku akan datang ke sekolah lebih awal. Walaupun malas sih, tapi kalau Sei-kun yang minta aku ikut saja."

Mendengar perkataan [name], Akashi pun menatapnya dengan tatapan datar kemudian berjalan kearah meja belajar [name]. Ia pun duduk kemudian fokus kearah laptop [name] dan segera keluar dari video yang sudah berhenti tersebut. [name] dengan bingung menatap Akashi, tidak tahu apa yang tengah dilakukan kekasihnya itu terhadap laptopnya.
Akashi kemudian memilih semua video Attack On Titannya dan menekan tombol delete. Awalnya [name] ingin berteriak tetapi ia juga menyadari,
'Tidak apa-apa. Sei-kun tidak tahu kalau video-video itu masih tersimpan di Recycle, jadi a-'
Mata [name] seketika melebar saat melihat Akashi yang sudah menghapus semua video kesayangannya di Recycle. Dengan cepat [name] pun mengambil laptopnya dari Akashi kemudian memeriksa kembali seluruh folder Attack On Titannya.

Kosong

Semuanya kosong

"SEI-KUN!! KENAPA KAU MENGHAPUSNYA!!! Apa kau tahu perjuanganku mendownload semua video itu?!? Dan kau dengan mudah menghapusnya?" Ujar [name] dengan sedih.
"Sudah kubilang. Aku tidak suka. Dan lain kali bersihkan kamarmu ini. Buang semua poster dan mainan tak berguna itu." Sahut Akashi tanpa wajah bersalah.
[name] pun menatap Akashi dengan marah. Dia berpikir, kenapa dengan teganya Akashi menghapus semua video kesayangannya. Kenapa Akashi mau ia membuang seluruh mainan dan poster Levi? Dan kena-

Seketika wajah [name] berubah. Ia pun menatap Akashi dengan seringai. Kini ia tahu masalah yang sebenarnya.
"Sei-kun~~ Apa kau cemburu~" Ujar [name] sambil berjalan mendekati Akashi. Akashi yang ditanya hanya menolehkan kepalanya ke arah lain. Bisa dilihat pipi Akashi yang sedikit memerah. Menandakan bahwa perkataan [name] memang benar. [name] pun sedikit terkejut kemudian memeluk lengan Akashi dan menyandarkan kepalanya di bahu Akashi.
"Wah.. Ini pertama kalinya aku melihat Sei-kun cemburu. Aku jadi senang."
"Aku tidak cemburu, [name]." Balas Akashi ketus.
"Tapi pipimu berkata lain~" [name] mengangkat kepalanya kemudian menatap Akashi yang ternyata juga menatapnya.
"Ya, aku cemburu. Apalagi terhadap Karakter pendekmu itu. Jadi lain kali, aku tidak melihatmu menonton atau menyebut anime itu. Ini perintah!" Ujar Akashi sambil menatap [name] dengan lembut. Ia pun menyingkirkan beberapa helai rambut yang ada di wajah [name] ke belakang telinganya.
[name] pun tersenyum malu dan kemudian mencium pipi Akashi.
"Sei-kun bisa imut juga ternyata. Makin suka deh." Beberapa saat [name] dan Akashi dalam posisi seperti itu sampai Akashi memukul pelan kepala [name].
"Sekarang mandi sana. Kau belum mandi kan? Dan karenamu aku juga tidak mengikuti pelajaran sekolah." [name] mendengus mendengar perkataan Akashi dan langsung menjauh.

"Kau ini merusak suasana tahu! Padahal lagi senang-senangnya." gumam [name] sambil menatap wajah datar Akashi. Akashi pun tersenyum tipis dan berjalan keluar dari kamar [name],
"Aku akan tunggu di ruang tamu. Cepatlah mandi, dan kita sarapan. Kalau kau lama aku akan pulang." Ujar Akashi datar, dan belum sempat [name] membalas perkataannya, Akashi sudah menutup pintu.
"Anak itu.. Untung aku mencintainya." Gumam [name] sambil tersenyum dan berjalan menuju ke kamar mandi.

END

BONUS
Dengan lelah [name] memasuki apartemennya diikuti oleh Akashi. Ia pun berjalan menuju kamarnya untuk tidur, dan berusaha mengabaikan Akashi yang sekarang tengah duduk di sofa. Jujur saja, [name] memang sangat senang dengan sikap Akashi kemarin, tetapi mengingat semua video animenya terhapus tanpa ada sisa, membuat [name] merasa kesal.

Namun saat, [name] membuka pintu kamarnya, ia pun sangat terkejut.
"SEI-KUN!!" Teriak [name] sambil menatap kamarnya dengan syok. Akashi yang mendengar panggilan [name] pun berjalan dengan santai.
"Ada apa?"
"Kau apakan kamarku!?!"
"Aku hanya membersihkannya.." [name] menatap Akashi dengan tidak percaya.
"Kau membersihkan kamarku?" Akashi menganggukkan kepala. "TAPI KENAPA SEMUANYA BERWARNA MERAH!?!?" Sahut [name] dengan marah. Bagaimana tidak, semua benda, dinding, pokoknya semua yang ada di kamarnya berwarna merah. Tidak ada lagi Levi.
"Karena aku suka warna merah." Jawaban Akashi membuat [name] makin kesal.
"TERUS?!?! KENAPA KAU MENGUBAH KAMARKU MENJADI MERAH!?!?!?!"

( Maaf kalau ada typo)

My Date [knb]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang