Produce101

1 Os. Seharusnya

kakanda_ (kakanda)

Pair : JinSeob GS
Genre : angst
Marriage life

[📖]

Ahn Hyungseob hanya gadis lugu yang tidak mengenal hal buruk, entah bagaimana sang ibu sampai rela menjodohkannya dengan Park Woojin, si biang dari segala dosa. Kekecewaan, pengkhianatan dan penyesalan menjadi bagian dari kisah mereka.

.
......
.

Perjodohan. Kata orang banyak pasangan yang berawal dari kata itu akan berakhir dengan bahagia. Nyatanya itu tidak terjadi bagi seorang Ahn Hyungseob. Apa salahnya tumbuh menjadi anak baik yang tak mengenal hal buruk? Apa salahnya yang selalu hidup sesuai aturan? Apa salahnya yang selalu menjadi anak penurut? Ya, saking penurutnya hingga ia tidak bisa menolak pertunangannya dengan Park Woojin, biang dari segala kesalahan dalam hidupnya. Masih ia ingat janji Woojin untuk berubah. Di masa itu ia merasa telah membantu seorang manusia menemukan jalan menuju surga. Ia memang bukan malaikat, tapi hidupnya baik.

Lima bulan setelah mereka menikah Woojin sering pulang larut malam. Hyungseob sebagai istri yang baik tetap menunggunya, tak jarang ia tertidur di sofa karena mengantuk. Kuliah dan tugas cukup menguras waktunya sampai menimbulkan lelah di kala malam datang. Sampai Hyungseob kembali terjaga di pukul dua pagi sekalipun, suaminya belum menunjukkan diri. Ibunya bukan orang berada seperti kedua mertuanya, Hyungseobpun bisa kuliah karena ia telah menikah dengan Woojin. Jika tidak, mungkin ia telah membantu ibunya membuat roti di desa. Bahkan ibunya berpesan agar ia lebih memahami jadwal dari pekerjaan yang Woojin pegang sekarang dibanding status dirinya sebagai istri seorang pengusaha kaya.

Sulit. Sangat sulit memahami seorang Park Woojin yang lima menit lalu mengabarinya bahwa ia akan pulang terlambat karena meeting namun kenyataannya ia sedang tertawa bahagia di salah satu café bersama seorang wanita cantik berpakaian terbuka. Sangat berbeda dengan Hyungseob, ia memang cantik tapi ia tidak suka memamerkan tubuhnya. Hyungseob menatap keduanya dengan sedih. Ah, ini bukan kali pertama, beberapa minggu lalu suaminya tidak pulang dan pagi itu Hyungseob menghubunginya. Bukan Woojin yang mengangkat tapi seorang wanita. Cukup banyak hal yang ia pelajari selama mengenal seorang Park Woojin, ia tahu suaminya itu seorang play boy. Ia tahu suaminya mantan pecandu narkoba. Ia tahu lelaki asal Busan itu ringan tangan, dari berita yang ia dapat di internet cukup banyak korban dari suaminya sejak di bangku sekolah, kuliah bahkan sampai sekarang. Maka dari itu sejak mereka dijodohkan Hyungseob selalu menjaga jarak dari Woojin, ia terlalu takut dengan pria beraura dominan itu. Entah benar atau tidak, ia masih bertanya-tanya kenapa Woojin langsung menginginkannya. Terbilang sebulan mereka dijodohkan, Woojin langsung melamar Hyungseob dengan makan malam romantis, sebuket bunga mawar dan beragam perlakuan manisnya. Sebenarnya Hyungseob sudah menolak karena keraguannya akan Woojin. Ini terlalu terburu-buru. Sampai titik dimana Woojin berjanji akan berubah dan menjadi suami yang baik untuknya. Hyungseob dilema, ia bahkan belum pernah berpacaran dan sekarang ia dilamar dan secepatnya mereka akan menikah? Lagi-lagi dorongan dari sang ibu membuatnya berkata iya. Sesuatu yang bukan keinginannya terjadi lagi.

Gelap. Itu yang Woojin dapati saat ia pulang ke rumah. Hyungseob tidak menunggunya di sofa malam ini. Woojin berjalan ke arah kamar mereka, biarpun dikatakan kamar keduanya tetap saja mereka hanya tidur bersama di sana. Tidak lebih. Hyungseob belum siap. Woojin berperan dengan baik sebagai suami idaman yang pengertian dan memaklumi hal itu. Namun, hormonnya tetap tak bisa ia bendung. Setiap malam ia habiskan dengan wanita panggilan sebagai pemuas napsu. Sebisa mungkin ia menutupinya dari Hyungseob, namun sepertinya Tuhan memang lebih menyayangi sang istri dibanding dirinya. Buktinya ia menemukan sebuah amplop di atas nakas, dan ketika dibuka itu adalah surat dari istrinya dan beberapa foto dirinya dengan para wanita malam.