4 Os. too cute

1.1K 130 54
                                    

Drabble by sweetverry💕

Pair : WinkDeep (Seme!Jihoon)
Genre : Romance (gagal)
Rate : T

[📖]

...

"Bae," Panggil Jihoon, mengeratkan tautan jemari tangan Jinyoung yang berjalan beriringan dengannya.

Jihoon mengajak Jinyoung jalan keluar dorm, ke minimarket untuk membeli cemilan atau makanan instan. Jinyoung mau-mau saja.

Jalanan yang mereka lewati sepi. Lurus ke depan dan belok kiri, minimarket pas di tikungan namun keduanya tetap menikmati berjalan menikmati quality time dan juga hangatnya pegangan tangan.

Jinyoung hanya bergumam, menunggu Jihoon mengeluarkan suaranya. Lantas Jinyoung menggembungkan pipinya, entah dia rasa Jihoon agak aneh.

"Ah, tidak. Tidak jadi."

Salah satu sifat menyebalkan Jihoon keluar membuat Jinyoung menggigit bibir dalamnya gemas. "Bilang saja, hyung."

"Nanti, kalau sampai dorm." Jihoon tersenyum lembut sambil memandang Jinyoung dalam.

"Kenapa? Apa sangat rahasia?" Jinyoung bertanya, berkedip lucu menatap Jihoon yang kini tertawa mendengarnya.

"Bisa dibilang begitu."

Jinyoung mengerucutkan bibirnya, kesal. "Aih, hyung aneh."
.
.

"Apa ini terlalu banyak?" Tujuh ramyeon cup, tiga bungkus besar keripik kentang pedas dan empat bungkus pepero beraneka rasa berada pada satu keranjang yang Jihoon pegang.

"Menurut hyung?" Jinyoung bertanya balik. Lantas kembali melihat-lihat rak makanan ringan yang berada di hadapannya, mengambil dua bungkus kecil biskuit cokelat dan memasukkannya ke dalam keranjang. "Aku maunya ini."

Jihoon memandang penuh selidik keranjang yang dipegangnya, "Sepertinya cukup. Ayo, Bae."

Jihoon memegang keranjang pada tangan kirinya sedangkan tangan kanannya menarik tangan Jinyoung erat.

"Eh, ada yang terlupakan."

Jihoon berbalik, menatap Jinyoung yang berhenti—menatapnya balik, seperti ingin berucap serius.

"Aku melupakan permen lollipopku."

.
.

"Heh bantet, kau ingin makan semua ramyeon ini?" Laki-laki bermarga Ong memegang salah satu ramyeon cup yang dibeli Jihoon.

Jihoon merotasikan matanya malas, menyuap keripik ke dalam mulut Jinyoung. "Bilang saja kalau mau, hyung."

Seongwoo cengar-cengir, "Tahu saja, aku ambil ya." Dan berlari terbirit-birit ke dapur.

"Jinyoungieee~" Hyung line lainnya mendatangi mereka berdua—maksudnya mendatangi Jinyoung, lantas duduk di samping Jinyoung dan memeluknya.

Jihoon menatap Minhyun jengah, Jinyoungnya dipeluk dan dia sungguh tidak suka itu. "Minhyun hyung, kau—"

"Oh, ada penjaganya ternyata, maaf aku tidak lihat." Ucap Minhyun dengan wajah tidak berdosanya—yang membuat Jihoon berdecak kesal. Minhyun melepas pelukannya lantas mencubit pelan pipi Jinyoung, "sebentar hyung peluk lagi, ya sayang."

Minhyun pun pergi—sebelum dengan cepat mengambil satu genggam keripik kentang.

"Yak!"

"Kalau ada maunya bilang saja, ish." Jihoon menggerutu, kembali menyuapi keripik ke Jinyoung.

Jinyoung hanya tersenyum kecil. "Hyung, aku kenyang."

"Yah, padahal aku mau makan pepero."

"Makan sendiri sajalah," Jinyoung menguap, mengucek-ucek matanya. "Aku mau tidur."

"Yasudah, ayo tidur."

"Eh tunggu," Jinyoung tidak jadi berdiri, menarik kembali tangan Jihoon yang sudah berdiri, "permenku mana?"

"Kan sudah makan di jalan tadi."

"Oh iya."

Jinyoung pun kembali berdiri, namun teringat sesuatu lagi. "Ah, tadi hyung mau bilang apa?"

Jihoon tertawa renyah, "ternyata masih ingat." Lantas mencubit pipi Jinyoung, "kau tidak tahu besok?"

"Besok kenapa? Aku tahunya—"

"Iya, besok sudah yang kelima bulan hari jadian kita, kan?"

"Dan—untungnya besok tidak ada jadwal, mau kencan?" Lanjutnya, dengan senyum yang membuat Jinyoung tidak karuan.

Jihoon maju lebih dekat ke wajah Jinyoung, mengikis jarak diantara mereka. Rasanya degup jantung Jinyoung menggila dikala dia dapat rasakan hembusan napas hangatnya.

Satu kecupan singkat dari Jihoon mendarat di bibir tipis milik Jinyoung yang berhasil membuatnya tak berkutik—hingga kedua pipi itu merona merah parah hanya karena kecupan polos dari sang kesayangan.

"Dasar tidak romantis!" Jinyoung berteriak, menoyor dahi Jihoon kemudian lari ke dalam kamar—tambahkan pintu yang ditutup kencang—saking malunya.

"Tidak romantis apanya?!"


end.







apa ini

Aku tulis apa

Kenapa begini

Kenapa aganehgeh/?

(:(

Produce101Where stories live. Discover now