[ きゅう ]──nugas (2)

4.3K 813 203
                                    

"bener gini kan?" gue nyenggol tangan Jinyoung yang lagi sibuk melukis.

"iya tinggal dikasih pohon aja," jawabnya.

"Ara tolong bikinin pohon dong," rayu gue sambil kedip-kedipin mata.

Ara ngeliatin gue dengan muka datar. matanya gak menunjukkan ekspresi apa-apa.

oke rayuan gue gak berhasil.

"sini mbak gue buatin," Guanlin mengajukan diri.

terima kasih Guanlin tapi saat ini gue gak butuh bantuan lo. siapa pun tolong hajar saya.

"maaf, mending lo lanjutin mewarnai aja deh," tolak gue.

Guanlin kembali melanjutkan mewarnai gambarnya. sedangkan disebelah Guanlin, Seonho asyik banget mewarnai. kayak ngeliat anak sd lagi nyelesain gambarnya.

sekali-kali Seonho membenarkan kacamatanya yang turun. tambah gemes.

oke balik ke melukis.

"Ra, bantuin dong~" gue menggoyang-goyang lengan Ara sambil manyun. kepala gue gak segan-segan ndusel Ara. udah kayak anak anjing gue.

"urut Su, habis gue," ujar Jihoon.

"gue lukisin aja mbak," Guanlin kembali mengajukan diri.

pliss dek. daripada ngurusin gue mending urus punya sendiri dulu.

aku gak mau kamu kesusahan karena aku. astaghfirullah obat gue habis.

"sini gue lukisin aja," Jinyoung mengambil kanvas gue tanpa ijin terlebih dulu.

dia mencelupkan kuasnya ke cat berwarna hitam. bisa dibayangkan bagaimana tangan cantiknya saat mencelupkan kuas ke dalam cat.

lambaikan tangan ke layar henpon. saya tidak kuat.

"mau berapa pohon? terserah aja kan?" tanya Jinyoung.

"iya terserah aja," jawab gue.

sebelum melukis, Jinyoung diam sebentar melihat lukisan gue. iya ngeliatin dua pohon gue yang bentuknya kayak ceker ayam.

"pft," mau nahan ketawa tapi Jinyoung gagal.

"jangan hyung! biar mbak bikin sendiri aja," sergah Guanlin menahan tangan Jinyoung.

"kalo dibikinin ntar dia gak guna sampe dewasa!" tambah Seonho.

"mending punya Sua dulu aja yang dibikinin," Jihoon mengambil kanvas gue lalu ditaruh di depan Ara.

tanpa menjawab Ara langsung melukis. gue dan yang lainnya memperhatikan tangan Ara.

"daripada lo dapet nilai jelek terus disuruh remidi. sedih gue gambar lo dibilang kurang bagus," ungkap Ara yang tengah melukis.

rasanya pengen nangis punya temen kayak gini. gak kayak Jihoon yang tiap kali gue dikasih nilai jelek malah di sukurin sampe bulan depan. bisa jadi dibahas sampe lulus. gak woy!

"maksudnya gue sedih soalnya lo rengek mulu ke gue. bikin geger orang," Ara menepuk kepala gue.

kirain dia sedih karena gue gak ada perkembangan. gak ada bedanya sama Jihoon.

"tapi kalo soal melukis lo memang nol. tapi kalo menggambar dan mewarnai, lo emang jago," tambah Ara.

gue langsung meluk Ara. gak peduli dia mau ngambek atau gak. dia paling ngertiin gue kalo soal tugas. ingin rasanya ku sujud syukur sekarang juga.

Jinyoung dan Guanlin memperhatikan setiap perkataan Ara. sedangkan Seonho dan Jihoon asyik makan bola-bola cokelat. Jihoon memberi intruksi warna apa yang harus dipakai Seonho.

degan ─ guanlin ✓Where stories live. Discover now