[ 二 十 二 ]──ungkapan

2.6K 427 49
                                    

"Su, pulang jalan kaki mulu. udah mau kuliah lo nggak mau bawa motor? sekali-kali lo bawa motor."

"plisss jangan panggil Su. s-u-a yang lengkap! dan lo juga sama aja. kapan bawa motor? dijemput mulu."

gue nggak tahan dengar ocehan Ara. kayaknya lagi galau. mungkin dia lagi galauin teman abangnya yang item. udah punya cewek kali ya? tapi ya nggak tau pasti, orangnya belum cerita.

"lo galauin kak mingyu?"

Ara menggelengkan kepala. gue menghela nafas. lantas siapa yang membuat diri adinda galau?

"Jihoo, Su."

yaelah ternyata gara-gara Jihoon. kirain gara-gara temannya abang.

gue tau Ara masih merasa nggak enak sama Jihoon. ini semua gara-gara omongan Ara yang nggak sengaja didengar Jihoon.

mau bantuin kayak gimana, masalah ini nggak segampang itu selesai. ditambah Jihoon yang semakin menjauh, berakhir lengket ke gue.

mungkin dia mau ngawasin gue supaya nggak ungkit masa lalu.

"Su,"

"apaan?" balas gue judes. habis nggak tahan dipanggil su kayak asu :'(

"suaraaaaaa dengarkanlah aku..."

"sialan lo!" gue menginjak kaki Ara.

Ara membalas menginjak kaki gue. dua kaki sekaligus! curang sama temen sendiri lo Ra.

gue dan Ara kembali seperti biasanya. udah nggak ada yang kaku dan galau ini-itu.

ketika lulus nanti, wartel dekat sekolah akan menjadi saksi bagaimana asyiknya gue sama Ara nongkrong disini pas pulang sekolah.

bukan nongkrong, lebih tepatnya gue nemenin Ara dijemput. berasa body guard kemana-mana nemenin Ara. bukannya kebalik?

iya kebalik, Ara yang biasanya jagain gue kayak induk yang jagain anaknya.

hahaha, ingat anak ayam jangan bayangin Guanlin dan Seonho gaes wkwkwk. baper masa produce jadinya kan.











suara klakson motor memotong obrolan kami. bang Hoshi udah nyampe. laki-laki bermata minim itu membuka helmnya dan tersenyum ke arah kami.

Ra, abang lo boleh buat gue nggak? gula di rumah kayaknya nggak semanis ini.

"Sua, makasih ya udah nemenin Ara," kata bang Hoshi masih dengan senyumannya.

bang, matanya ilang bang.

"iya, bang nggak masalah kok. lagian enak kalau pulang sekolah nongkrong dulu," jawab gue nggak kalah manis dari senyuman bang hoshi.

tolong jangan bilang kalau kalian mau muntah.

"kamu nggak mau nanyain kabar kak mamat?"

"abang!" Ara memukul belakang kepala bang Hoshi yang masih terbungkus helm.

"iya-iya santai dong, Ra. udah ada cowok ya dek? kak Mamat memang kelewat polos jadi maklumin aja," terang bang Hoshi.

dengar bang Hoshi nyebut nama kak Mamat ngebuat gue kembali ke jaman dimana gue ngincer si kakak ketua osis tapi berakhir dekat dengan temannya, alias kak Mamat.

"pulang duluan ya, Su. kalau jalan liat ke depan, jangan sampai ada berita seekor semut terinjak kaki seorang gadis yang selalu mendambakan si degan──"

"apaan sih! didengerin bang Hoshi gue yang malu Ra!"

"aku nggak denger aku pake helm," ujar bang Hoshi dengan tampang ngeledek.

degan ─ guanlin ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang