[ 二 十 三 ]──first

3.1K 391 52
                                    

sehabis magrib gue dekem di kamar memandang kontak bertuliskan dedek ganteng dari layar hp. gue masih nggak percaya sama kejadian hari ini. semalam gue mimpi apaan? kayaknya cuma mimpi makan pangsit rebus sesamudra deh, nggak ada yang bagus.

gue keinget omongan guanlin kalau sampai rumah segera hubungi dia. masalanya ini beneran dia atau nggak? gue udah kebiasaan diboongin guanlin jadi suka nethink tiap kali guanlin ngomong apa.

dasarnya kalau sekali diboongin kalau mau percaya sama orang tentunya sulit menaruh kepercayaan kembali. tapi foto profilnya sih mukanya guanlin.

kali aja dia ngasih nomor temennya terus nyuruh temennya buat pakai fotonya dia terus nomor temennya dikasih ke gue. aduh jelek banget mikirnya wkwk.













gue berjalan melewati kamar seonho. dari ambang pintu bisa diliat seonho lagi fokus ngerjain tugas. lucu banget. seonho berulang kali menaikkan kacamatanya karena daritadi melorot mulu.

gue mengetuk pintu kamar seonho. seonho nggak menanggapi kehadiran gue. kayaknya tugas dari guru killer.

"seonho, mbak mau nanya dong──"

"YESSS SELESAI JUGA!!!" pekik seonho bikin gue kaget.

gue mengelus dada mencoba mengatur nafas dan detak jantung. untung gue nggak sampai syok berat. ya kali alay banget jadi orang.

"eh ada mbak? kenapa mbak?" tanya seonho kembali duduk di kursinya dan mengubah posisi duduk menghadap gue.

"mau nanya dong. ini beneran guanlin?" gue nyodorin hp ke seonho. seonho menerima hp gue dan mengamati foto profil. tanpa ekspresi, seonho mengembalikkan hp gue.

"iya itu memang guanlin. kenapa mbak?" seonho balik nanya.

"jadi gini, dek." gue memainkan jari saking malunya mau cerita.

gue menceritakan semuanya ke seonho. gue berulang kali memutup muka saking malunya. bahkan sampai goyang-goyangin bahu seonho saking nggak tahannya. memang benar-benar nggak percaya kalau doi nyatain perasaan apalagi perasaannya sama kayak diri gue sendiri.

selesai cerita panjang lebar, seonho nggak pasang ekspresi. justru mukanya jadi serem. dia menatap gue dengan tampang kesal. gue bisa baca dari raut wajahnya, nggak suka kalau gue deket sama guanlin.

"kamu kenapa sih?" tanya gue jongkok di depan seonho.

"harusnya mbak jangan mau sama guanlin," jawab seonho dengan melas.

"memangnya kenapa? toh dia orangnya baik kok, kan kamu kenal sama dia."

"mbak jangan suka sama dia."

"terus mbak harus suka sama kamu gitu???" tanya gue mencoba mengerti maksud omongan seonho.

seonho mengangguk.

gubrak aja.

gue menepuk-nepuk jidat. kapan adek gue dewasa? tapi kalau dewasa ntar dia nggak gemes-gemes gini ke gue, hehehe. sok taw banget lo, sua.

"seonho, mbak kan kakak kamu. jelas dong mbak suka sama kamu. mbak juga sayang dan cinta sama kamu. bahkan nggak bisa dijelaskan dengan kata-kata," gue menggenggam kedua tangan seonho dan menatapnya penuh yakin.

seonho masih pasang muka melas. "terus kalau guanlin?"

"kalau itu ...."

"tuh kan aku disamain sama guanlin," potong seonho asal menyimpulkan.

gue menghela nafas panjang.

"seonho, adikku sayang, mbak sayang sama kamu kok. kalau mbak deket sama guanlin kan mbak nggak pernah lupain kamu. udah dong," gue mencubit kedua pipi seonho.

degan ─ guanlin ✓Where stories live. Discover now