18

3.2K 147 6
                                    

Nick's pov

Gue memegang satu tiket nonton yang diselipkan Alex tadi dikantung jaket sebelum ia membawa Fenny dan Luna masuk. Dan ditangan lainnya, gue memegang popcorn ukuran agak besar yang dibelikan Alex tadi sebelum kedatangan Fransisca. Pikiran gue masih berputar pada obrolan gue dan Fransisca barusan.

"eh, itu... Fenny kan?" ucap Fransisca yang sedari tadi memperhatikan Alex dan Luna membawa Fenny masuk studio.

Gue mengangguk. "kenapa? Lo kenal?"

Ia terlihat menerawang sekilas lalu mengangguk. "Dia.. dia mantan Gusti."

Itu bukan pertanyaan, itu pernyataan.

"gue tau. Lo kenal Gusti, eh?"

Lagi-lagi ia tersenyum sambil menerawang. "kenal. Banget, malah."

Gue mengernyit bingung. "Terus hubungan lo sama Fenny apa?"

Ia tersentak. "ermm... bukan apa-apa." ia menggaruk tengkuknya sekilas.

Gue berpikir keras. Fenny mantan Gusti, Gusti kenal Fransisca, Fransisca kenal Fenny. "tunggu. Jangan bilang Gusti itu cowo yang-"

"yang itu. Iya, Nick. Dia tetanggaku yang dulu. Mereka orang yang sama."

Gue mengepalkan tangan gue kuat. "Jadi maksud lo," ucap gue menggantung, tetap memilih untuk berbicara lo-gue daripada aku-kamu yang dia pakai sejak dulu. "lo nerima dia... bahkan pas lo tau dia udah punya Fenny?"

Wajah Fransisca berubah menjadi menyedihkan. "kamu gak tau-" ia mulai terisak. "kamu gak tau kalau aku nerima dia karena- karena- karena kamu, Nick!"

Gue terperanjat. Kemarahan yang tadinya sudah membeludak sedikit menghilang. "g-gue?"

"ya! Kamu tau aku gak pernah cinta sama tetanggaku yang gak lain adalah Gusti, tapi dia gak pernah menyerah sama aku. Sedangkan kamu? Kamu dengan seenak jidat meminta kita putus hanya karena kamu anggap aku lebih bahagia dengan tetanggaku itu katamu?! Memangnya kamu ini mind-reader?! Heart-reader?! Atau apa!" ucapnya menggebu-gebu. Untungnya orang-orang yang tadinya ramai sudah masuk ke studio masing-masing. Walaupun tetap saja ada beberapa orang yang memperhatikan kami.

"Dengar, Fransisca-"

"aku gak ada pilihan lain, Nick. Cuma dia- cuma dia yang ada saat aku gak punya apa-apa. Saat aku kehilangan kamu. Cuma dia..." suara Fransisca melemah. Ia terlihat begitu tersiksa.

Tapi lagi-lagi, gue gak bisa berbuat apa-apa.

Gue bangkit dan memutuskan untuk menyusul Alex, Luna dan Fenny didalam. Gue menyerahkan tiket tersebut ke mbak-mbak didepan pintu studio, yang lalu mengantarkan gue ke tempat duduk disebelah Fenny.

Mungkin film sudah berlangsung selama setengah jam lebih. Gue melihat ke belakang, tempat Alex dan Luna berada. Mereka terlihat tidak terlalu fokus ke dalam film. Mereka terlihat terus menerus melirik Fenny... dan gue.

Gue menghadap ke arah Fenny yang hanya menatap layar dengan hampa. Anak-anak rambutnya yang tertinggal oleh cepolan asal miliknya melekat dipipinya yang basah.

Tunggu. Basah?

Gue buru-buru mengalihkan pandangan ke matanya. Ujung matanya mengeluarkan air bening tak henti-henti. Namun ia terlihat membiarkannya mengalir begitu saja dan terlihat tidak mempunyai niat untuk membersihkannya dan berhenti.

Gue baru sadar, dia nangis karena ngeliat Fransisca, eh?

Perempuan yang ia anggap merebut pacarnya?

Gue mengepalkan tangan gue kuat.

Mengapa harus Fransisca yang menjadi alasan mengapa air mata perempuan ini jatuh? Orang yang pertama kali mengenalkan gue pada..... cinta?


Lebih dari pada itu, kenapa perempuan didepan gue ini yang menggantikan dia?





************************

a/n: fak dis syit. alay emang.

Oke intinya, gue cuman pengen kalian tau kalo... Fransisca itu mantan Nick, first love nya Nick. Tapi Nick udah mau gantiin fransisca dengan keberadaan Fenny. Jadi pas tau penyebab kesedihan fenny itu karena mantannya sendiri, Nick jadi gimana gitu.

got it?

Between You And MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang