24

3.1K 149 9
                                    

"emang lo gak tau?"

Aku semakin mendekatkan wajahku dan menajamkan telingaku agar tak ketinggalan apa yang akan dikatakan Vero. Posisi kami benar-benar aneh, kepala yang benar-benar dekat dan hanya ditutupi buku paket sekolah. Mungkin orang-orang menganggap kami aneh, karena segerombolan anak smp disebelahku berbisik-bisik dan menatap kearah kami sedari tadi, tapi biarlah. Aku tidak terlalu peduli.

"gue males ngakuinnya tapi, berkat Nick orang-orang disini nyangka kita ngelakuin sesuatu. So, should i make it really happen?" Vero menatapku sambil tersenyum nakal.

Aku segera mencubit lengannya kasar lalu menjauhkan wajahku darinya.

Astaga, astaga. Kini aku sadar betapa dekatnya kami tadi. Mungkin sekali senggolan saja akan berakibat sangat fatal untuk bibirku nantinya. AAAAAAAA, sialan.

Vero justru tertawa terbahak-bahak sambil memegangi perutnya. "anjrit lo harus liat muka lo tadi kayak apa!"

"Ish, Vero! Kurang ajar banget sih lo!" Aku memukul-mukul lengannya keras. Ya, keras sekali sampai-sampai salah satu anak smp disebelahku menegurku.

"Tante, jangan dipukulin dong kaka gantengnya." ucap seorang anak smp berambut ikal yang lalu diangguki oleh anggota-anggotanya.

Aku dan Vero saling pandang lalu Vero kembali tertawa, dan aku kembali melengos.

Tante, dia bilang?! TANTE?!?! Dia buta atau emang sengaja?! Udah tau aku masih pake baju putih abu-abu! Ini nih, yang namanya anak smp zaman sekarang?

"Shit! Lo lucu banget!" ucap Vero disela tawanya kepada anak yang manggil aku tante.

Anak SMP itu langsung kegirangan saat ia dipanggil lucu. Oh, ayolah. Vero tertawa kan cuma karena dia liat gue menderita. Bukan karena dia beneran lucu!

Geez, lagian Vero bukannya belain aku, marahin anak smp itu karena ngatain aku malah ngetawain dan setuju sama anak itu! nyebelin!

"diem napesi lo, berisik." ucapku sambil menyilangkan tangan didada. Kesal karena anak smp ini terus menerus berbisik tentang kegantengan Vero seperti; Ya ampun matanya biru! atau Ya ampun senyumnya bikin melted! atau ganteng banget fix gue jadi fans dia! bahkan gue mau minta nomor hapenya, ah!

Dengan sisa tawanya, Vero merangkulku lalu mengacak-acak rambutku liar. "Tante jangan marah, ya. Nanti kalo marah cepet tua loh!"

Aku memukul dadanya lalu menjauhkan diriku cepat. Bukan karena teriakan tertahan dari segerombolan anak smp disebelahku -karena sebetulnya aku senang mereka cemburu- tapi karena aku merasakan gelenyar yang begitu aneh saat Vero menyentuhku seperti tadi. Gelenyar yang menegangkan, namun nyaman dalam waktu yang bersamaan.

Untungnya sudah sampai halte dekat rumahku. Aku segera turun tanpa menengok ke arah Vero dan berjalan masuk melewati pos keamanan perumahan tempat tinggalku. Namun bukan Vero namanya kalau ia tidak terus menerus menggangguku.

"Lo beneran marah? elah, fen. Bercanda doang kali." Vero menarik tanganku agar aku mendengarkannya, namun aku menepisnya dan terus berjalan.

Dengan cepat dan lebih kuat, Vero menarikku kembali sampai-sampai aku berada didekapannya. Tepat menahanku didadanya.

"Lo gak kayak tante-tante kok. Lo beneran cantik. Anak smp tadi, cuma sok tau." ucapnya lembut sambil mengelus kepalaku.

Sadar ataupun tidak, aku tersenyum karena kalimat Vero. Aku bisa merasakan detak jantungku bertambah begitu cepat. Dan saat itu juga aku sadar, bahwa detak jantung kita seirama.

Aku cepat-cepat melepaskan pelukannya dan membenarkan rambutku yang awut-awutan akibat sentuhan Vero. Aku menggigiti bibirku sangat keras. Aku benar-benar tidak tahu apa yang harus aku lakukan.

Between You And MeWhere stories live. Discover now