LDR 16

28.9K 1.5K 129
                                    

Lenta sibuk dengan cupcake dan menyusunnya pada sebuah kotak transparan disana, 19 cupcake tersusun manis di sana, lilin angka 19 juga telah disiapkan oleh Lenta. Ia sudah siap untuk ke Bandung, memberikan kejutan untuk kekasihnya yang beberapa jam lagi akan menginjak usia 19 tahun. Ah, Lenta tak menyangka bisa mendapatkan izin untuk ke Bandung bersama sahabat-sahabatnya.

Suara klakson berbunyi nyaring dari luar, Lenta buru-buru pamit kepada kedua orang tua serta Kakaknya. Langit malam ini tak bisa ikut karena besok ia harus terbang ke Kalimantan bersama sang Ayah, karena hari senin pagi, mereka akan ada pertemuan bersama klien terpenting di perusahaan Mudra.

Lenta tersenyum manis dan segera masuk ke dalam mobil, Galih sudah kembali dari acara tournya, ia menyempatkan waktunya untuk membantu sahabatnya ini memberi kejutan kepada sahabatnya yang lain. Rama juga ikut, itupun di paksa oleh Kiera, alasannya, jika Rama tak ikut maka kedua orang tua Kiera akan marah besar pada Rama, hasilnya Rama sudah berada di samping Galih.

Semuanya sibuk dengan canda tawa mereka, tak perduli dengan perjalanan jauh yang mereka tempuh. Dan kini, tepat pukul 23.50, mereka sampai di depan kost Laut. Lenta menyiapkan dirinya, debarang jantungnya makin menggila. Ini pertama kalinya Lenta memberikan kejutan ulang tahun untuk pria yang berstatus sebagai pacarnya, biasanya Lenta tak pernah melakukan hal ini. ia hanya mengucapkan selamat ulang tahun disertai do'a, tanpa kue dan tanpa kado.

Lilin itu sudah menyala dengan sempurna, Lenta dan yang lain berjalan masuk ke dalam kost Laut, bermodalkan kunci yang didapatnya dari Alien, ia dengan leluasa dapat memasuki kost yang biasa ramai itu kini nampak sepi.

Lenta dan yang lain sudah berada di depan kamar Laut, satu menit lagi, dan Lenta bersiap untuk mengetuk pintu kamar Laut, tangan kanannya yang tak memegang box-pun mengetuk pintu kamar Laut. Tak ada jawaban, Lenta kembali mengetuk pintu itu, kali ini dibantu dengan tangan teman-temannya, semakin lama semakin tak sabar nada yang timbul dari ketukan pintu tersebut.

Suara geraman kesal terdengar ditelinga Lenta juga yang lain, membuat tawa kecil tertahan itu timbul dari bibir mereka. saat pintu terbuka dengan kasar, semuanya bernyanyi happy birhday untuk Laut. Laut mengerjapkan matanya berulang kali, mencoba mencerna kejadian yang baru dialaminya dan melihat wajah-wajah yang sudah sangat dihapalnya itu.

Kini mata Laut tertuju pada penghuni kost yang sudah berada di belakang Lenta juga teman-temannya, ikut bernyanyi bersama. Bahkan, Aurora juga ada bersama mereka, gadis itu kini malah menyusup masuk dan berada di barisan paling depan, membawa kue ulang tahun bertabur coklat yang telah berhias dengan angka 19 untuk Laut. Di belakang Aurora, Lenta juga membawa cupcake dengan jumlah cukup banyak, angka 19 juga tertera manis di dua cupcake paling atas, membuat Laut tersenyum manis pada Lenta dan melupakan kehadiran Aurora. Laut tahu, Lenta bukanlah tipekal gadis yang mau susah payah memberi kejutan pada seseorang, terkecual seseorang memang benar-benar berarti untuknya.

"Laut, tiup lilinnya dong, dan make a wish-nya jangan lupa." Aurora menyadarkan Laut, Laut melihat wajah gadisnya yang terlihat sebal.

Lenta sendiri bingung sekaligus kesal dengan gadis yang ada dihadapannya ini, ia dengan seenaknya menyusup dan berada di barisan paling depan, memberikan kue ulang tahun kepada Laut dan meminta pria itu untuk meniup lilinnya, padahal yang susah payah bangunin Laut yang super kebo itu adalah dirinya bersama dengan teman-temannya yang lain. Lagian, siapa pula gadis yang ada di depannya itu.

"Sea," Sapa Lenta yang membuat Laut kini berada di sampingnya, menaikkan satu alisnya meminta gadis itu untuk melanjutkan kata-katanya. Lenta menghela nafas panjang, untungnya tak membuat api pada lilin itu mati. Aurora menatap Lenta dengan bingung, siapa gadis itu? Pikir Aurora saat itu.

Long Distance RelationshipTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang