chapter 01

246 133 73
                                    

Diam
Diam ku bukan berarti ku takut
Karena diamku... Itulah caraku untuk
menyayangimu

★★★

"Hih kak kita telat tau, terus cara kita masuk ke dalam gimana dong? "
Omel Icha pada kakaknya. Pasalnya mereka telat gara gara kakaknya yang bangun kesiangan.

"Diam bisa nggak sih?"

"Kakak nggak mikir apa? Hari ini tuh gue penerimaan murid baru" balas Icha jengkel melihat kakaknya yang seolah tak peduli dengan dirinya.

"Bodo amat! Gini aja kita lewat gerbang belakang " sarannya berusaha memecahkan masalah. Tetapi malah membuat masalah, apabila ketahuan memanjat gerbang belakang kampus. Dan Icha, ia hanya menuruti perintah kakaknya. Ia berdo'a agar tidak ada yang melihatnya saat ia memanjat gerbang belakang yang dipastikan gerbang belakang itu pasti tinggi menjulang.

"Ayo!" ucap Nicho sambil menarik Icha

Dia Nicho, kakak Icha yang super ganteng, paling pandai dalam semua mata pelajaran, tetapi paling tidak bisa menguasai dirinya sendiri. Nilai negatif yang Icha berikan untuknya karena ia paling orang paling menyebalkan, selalu membuat Icha kesal, tetapi sebenarnya Nicho selalu menyayangi Icha sampai kapan pun itu.

"Serah kakak aku mah ngikut aja?"ucap Icha pasrah akan nasibnya nanti ketika ketahuan seniornya.

Moga aja nanti doi kagak liat gue, kalo liat mampus deh gue! Batinnya

Setelah mereka sudah masuk lewat pintu belakang Nicho langsung menuju ke kelasnya dan Icha menuju lapangan yang dihuni oleh para barisan murid baru.

"Pengumuman bagi mahasiswa berbaris di lapangan sebelah selatan dan bagi mahasiswi berbaris di sebelah timur dan yang terlambat berbaris di sebelah barat dan harus menjalani hukuman yang diberikan panitia! Paham!"

Dasar ya senior gila, awas aja ngasih hukuman yang tidak masuk akal. Gue kasih pelajaran tuh nanti! gerutu Icha dalam hati sambil melangkah kebarisannya, lalu saat dia hampir saja berbaris dibarisannya ia tak sengaja melihat kakaknya.

Mampus

"Dasar kakak gila lo emang lo pikir enak dihukum" ucapnya kesal karena dia tak sengaja melihat kakanya yang saat itu sedang melewati koridor kampus sambil menertawainya dan juga mengatainya.

"Heh, yang disitu ngapain? Cepet baris! Sudah terlambat kamu itu" ucap salah satu senior yang melihat tingkah Icha.

"Iya iya capek deh" gerutu Icha. Lalu Icha melanjutkan langkah kakinya lagi kebarisannya

Setelahnya ia menjalani hukumannya dengan perasaan jengkelnya. Bagaiman tidak? Sekarang ia harus menjalani hukuman dari seniornya untuk mencabuti rumput yang ada di halaman kampusnya.

"Persetan dengan nantinya yang penting cepet selesai " ucap Icha lirih sambil mencabutu rumput yang ada di depannya dengan asal asalan.

"Gue denger ya!"ucap seniornya yang mengawasi anak anak yang sedang dihukum

Mampus batin Icha sambil menepuk jidatnya.

"Gue tambahin ya hukuman lo nanti!" ancam senior itu dengan suara galaknya.

Icha mendongak melihat siapa sebenarnya yang menghukumnya. Kesan pertama yang ia lihat adalah wanita cantik dengan lesung pipi dipipi kanannya membuat kesan manis diwajahnya. "Apa liat liat?" dan ya semua kata Icha tentang seniornya yang manis itu hilang sudah.

SiLeNtWhere stories live. Discover now