chapter 02

192 115 47
                                    

Semua sudah terjadi
Tak perlu di sesali
Cukup dijalani
Dengan sepenuh hati

★★★


"Lo dari mana aja Cha? " tanya Bulan pada Icha ketika Icha akan duduk di bangku sebelahnya.

"Gue tadi telat gara gara kakak gue, ya akhirnya di hukum dan suruh cabutin rumput sama noh senior kurang kerjaan " balas Icha sambil menyeka keringatnya yang bercucuran gara gara kepanasan tadi saat di lapangan.

"Ngapa gak sekalian aja rumputnya lo makan Cha!" candaan Bulan mampu membuat Icha menoleh kearahnya.

"Lo kira gue kambing?" balas Icha sewot sambil menoyor kepala Bulan pelan.

"Emang lo bukan kambing tapi emaknya kambing "

"Nyebelin lo! Gue tuh lagi nggak nafsu bercanda tau" dengus Icha sambil meneguk minuman di depannya tanpa minta izin pada sang pemiliknya.

Byurrrrrrr..

"Ih minuman apa nih asemnya minta ampun" ucapnya sambil mengangkat minuman itu lalu membolak balikan gelas berisi minuman itu.

"Makanya minum tuh kira kira dong!" ujar Sekar menasehati temannya tersebut. Ngomong-ngomong tentang sekar dia adalah sahabat SMA Icha yang paling benar orangnya, maksudnya dari pada teman Icha yang lain dialah yang paling dewasa pemikirannya. Tidak seperti Bulan yang otaknya agak geser dan Dania yang judesnya kebangetan. Sedangkan Icha? ia hampir sama dengan sifat Bulan yang slengekan.

"Kalau minum tuh tanya dulu sama pemiliknya, itu minuman apa? Terus minta izin bolah ngak minta? Lah lo? Langsung sruput seenak jidat lo!" kata Bulan sambil tertawa ngakak.

"Khotbah lo" Ucap Icha sambil memutar kedua bola matanya malas.

"Namanya aja juga jus stroberry" ucap Dania kalem.

"Jus stroberry nggak seasem ini kali" elak Icha.

"Jusnya ngak pake gula Cha" Dania jengah dengan Icha yang terus mengoceh.

"Judes amat lo Dan, nanti cowok lo langsung kecip deh lo sekali ngomong" Icha mengambil gelas berisi jus itu dan meminumnya lagi.

"Gak bermutu!"

"Lo suka kan tuh buktinya lo masih minum jus gue?" Icha hanya menyengir saja.

"Ih, dari tadi gue dibikin kesel. Nggak lo semua, nggak kakak, semua sama aja" ucapnya sambil menunduk lesu.

"Makanya Cha, lo tuh jangan ngintilin kakak lo terus. Cari gebetan dong jangan stay itu aja!" nasehat Dania pada Icha.

"Lo nggak nyadar diri sih Dan. Nasehatin gue, nytanya kita sama. Lo masih digantungin kayak jemurun tuh sama noh laki" Dania memberenggut mendengar jawaban Icha.

"Iya dong Cha kayak gue gitu" ucap Sekar pede.

"Yey, sombong lo" ketus Icha

"Ya ya ya.."ucapnya malas

"Ih, Cha lihat deh itu bukannya kakak lo?" tunjuk Dania pada salah satu dari lima orang yang akan memasuki kantin tersebut "manasih Dan?" tanya Sekar

"Huuh, Cha itu kan kakak lo ama kak Dev dan gengnya" mata Icha memicing melihat kedekatan kakaknya dengan cowok yang disukainya.

Devanno Bayu Alanska, seorang yang oendiam tak banyak omong. Cukup ia menunjukan kehebatannya dengan tingkahnya. Tak banyak yang mengira bahwa sosok yang hebat itu mempunyai sisi kelam dalam hudupnya, bahkan Ichapun tidak tau itu. Cukup ketiga sahabatnya yang tau itu.

"Iya emang kak Dev itu teman sekelasnya kakak gue waktu di fakultas" papar Icha sambil melihat kearah Dev tanpa berkedip.

"Ya elah cha lihatinnya biasa aja nape!" ucap Bulan sambil memutar bola matanya.

"Au ah sirik aja lo tong, biken gue kesel aja!" ucap Icha gemes.

"Siapa yang biken lo kesel? "

"Lo lah Bulan, namanya aja juga gue suka sama kak Dev" ucap Icha sambil menyendok makan Dania lalu memasukkan ke dalam mulutnya.

"Ih Cha itu kan makanan gue" cegah Dania sambil geleng geleng kepala meliaht tingkah sahabatnya itu.

"Nanti gue ganti deh, susah amat jadi orang" ucap Icha sambil senyum senyum gak jelas.

"Ih Cha lo ko jadi suka gratisan sih" ucap Dania

"Helllo... Siapa sih yang ngak suka gratis " sahut Bulan.

" yak tul " ucap Icha sambil terus memakan makanan Dania

"Lho napa cha senyum senyum sendiri" tegur Sekar pada Icha, tetapi tidak mendapat jawaban dari Icha melainkan julura lidah.

Wllekkkk.

"Tunggu tunggu deh Cha, kok kita semua nggak tau kalau kakak lo sekelas sama Dev, kan kita udah kenal deket sama gengnya Dev itu dari dulu juga sama kakak lo tuh!" Icha hanya mengangkat kedua pundaknya saja.

"Iya Cha, Saka juga ngak cerita sama gue tuh" tambah Sekar

Ngomong-ngomong Saka itu adalah pacar dari Sekar dan juga sahabat dari Dev, cowok yang dusukai Icha. Kurang lebih mereka pacaran satu tahun, lebih tepatnya saat Sekar masih kelas dua belas SMA dan Saka sudah kuliah saat itu. Dan hubungan mereka tersebut membuat hubungan geng Icha dan geng Dev berhubungan baik, tetapi ingat satu! Bahwa Icha tidak pernah satu kali saja berbicara dengan Devvanno Bayu Alanska seorang mahkluk eskimo tersebut.

"Btw ya cha kalau kakak lo temen dari kak Dev lo lebih mudah kan deketin kak Dev " saran Bulan pada Icha sambil meminum minumannya, tetapi matanya fokus pada seseorang dibangku paling pojok, lebih tepatnya orang yang tengah duduk disebelah  Saka salah satu temannya Dev.

"Tumben lo pinter"kata Sekar

"Iya dong Bul Bul syantik gituloh" ucapnya sombong

Icha tak menanggapinya  ia hanya diam saja melihat Dev sambil berpikir "Mmm.. Iya tapi..."

"Tapi apa cha? " tanya Sekar pada Icha yang menunjukkan wajah keraguannya

Icha menunduk lesu "Gue gak yakin. Lo kan tau kan kalau dia sedingin es" balas Icha dengan muka lesunya.

"Ya coba aja dulu Cha siapa tau esnya mencair" saran Dania kepada Icha yang dibalas anggukan dari semua teman temannya.

"Mmm... Iya dah"

Satu hal yang Icha impikan, memiliki dia dengan segenap hatinya, tetapi pertanyaannya, apakah dia mempercayainya? Apakan dia peduli? Apakah nantinya ketika ia mengetahuinya dia tak akan menjauhi dirinya? Kadang dirinya sendiri masih bingung diabuatnya .

♦♦♦

Maaf banyak typo
Jangan lupa vote and komen aiii

Salam cantik dari author😄😄

SiLeNtWhere stories live. Discover now