One Hour: 08.00 A.M

6.5K 304 21
                                    

08.00 A.M

Undangan itu terlihat sangat manis. Berwarna putih tulang dengan bentuk persegi dan satu layer pita silver membalutinya. Tidak lupa foto pre-wedding berukuran kecil mengambil tempat di background depan. Simpel dan elegan.

Aku ingat sekali, tiga hari yang lalu, saat bel pintu apartemenku berbunyi. Lekas kubukakan pintu itu. Tak ada orang. Kecuali sebuah barang di hadapan kakiku.

Undangan pernikahan.

Ketika sepasang manik mataku menangkap foto siapa itu, jantungku, nafasku, aliran darahku, semuanya seakan berhenti. Hingga aku terbanting lemas di lantai, bersamaan dengan terhempasnya undangan itu dari tanganku.

Ya, sebaiknya jantung, nafas, dan aliran darahku berhenti saat itu juga. Daripada kekecewaan menyurukku. Mendorong butiran air mata untuk keluar. Tanpa henti.

"Are you okay, Luss?" Kim menyentuh pundakku lembut. "Sedari tadi kamu memerhatikan undangan itu tanpa berkedip. Aku khawatir matamu akan panas."

Aku memejamkan mata sejenak. Aku ingin sekali arti 'sejenak' sama dengan 'selamanya', sehingga aku tidak akan terbangun di hari yang menyakitkan ini. "Mataku baik-baik saja." Tapi tidak dengan hatiku.

Oh... Seluruh rasa aneh bergumul dalam dadaku.

Sakit.

Sedih.

Hampa.

Tercabik-cabik.

Robek.

Semua rasa itu berpusar tepat di satu titik. Seperti gempa yang menggoncang bumi, rasa itu pun menggoncang diriku.

Tetapi, apa yang bisa kulakukan? Hanya bisa terdiam sambil berkata, "Inikah akhirnya?" Dahulu kita pernah merencanakan hari bahagia, kau dan aku. Dan sekarang kau malah menjadikan hari ini hari bahagiamu bersama orang lain.

"So..." Kim menggantungkan perkataannya. Ia tahu sekali bahwa apa yang akan ia ucap sangat-sangatlah sensitif. Ia pun berucap dengan perlahan, "will you go to the wedding?"

Oh Tuhan!

Kim mencari kepastian dari wajah dan gelagatku. Dan aku hanya memandang matanya seraya bertanya melalui siratan tatap, Haruskah?

"Well, you don't have to go to the wedding if it makes your heart hurts." Kim menjawab pertanyaan yang tak kulontarkan melalui lisan. Oh, sahabatku ini tahu betul mengenai diriku.

Kim kembali bertanya untuk kedua kalinya. "Lussiana, will you go to the wedding?"

~*~



selanjutnya di part 2.

~*~

Terima kasih sudah membaca ceritaku.

Kalau kamu suka please beri vote dan komentar agar aku terus semangat melanjutkan cerita ini.

Kalau kamu nggak suka, berilah kritik agar aku memperbaiki kesalahanku.

-See you...





One Hour [COMPLETED]Where stories live. Discover now