(XII)

80.1K 11.5K 647
                                    

Pagi-pagi Kaila sudah heboh mencari Rayaa, saat perempuan itu tak menemukan Rayaa ia turun ke bawah mencari keberadaan Rayaa yang ternyata sedang di dalam toilet.

"Ray." Kaila menepuk pundak Rayaa, wajahnya terlihat begitu antusias menemukan Rayaa yang masih memegang perutnya. "Gue ada berita penting soal Bang Nick Bateman."

"Duh, Kai. Ini perut gue sakit nih, hari pertama." keluh Rayaa saat Kaila menariknya untuk duduk di kubikelnya.

"Sakit kayak gitu udah biasa. Dengerin gue cerita nih."

"Kalo masalah Langit, nggak deh."

"Ih dengerin dulu, jadi ternyata si Langit itu kakaknya Hilda."

Kening Rayaa mengerut, "Hilda siapa?"

'Temen SMA gue, yang gue bilang mau nikah itu lho."

"Artinya dia dilangkahin dong."

"Mending kalau sekali, dua kali cuy...  Karena kakaknya Hilda kan baru nikah tahun kemarin, usut punya usut. Langit itu anak pertama dari tiga bersaudara, meski rentan umur mereka nggak terlalu jauh. Cuman selisih satu tahun, dua tahun. Tapi tetep aja Langit itu kakaknya dan dua kali dilangkahin, untung nggak depresi yah."

"Siapa yang tau." Rayaa mengendikan bahunya.

"Ih nggak asyik ah diajakin ngobrolnya." Kayla merengut melihat Rayaa yang justru sekarang sibuk dengan ponselnya. Mengintip Rayaa yang sedang berbalas pesan dengan Andi. "Nggak jadi ke Wakatobi?"

"Iya, Andi nggak bisa ikut minta diundur."

"Sayang banget, minta ubah reschedule dong."

"Nggak, minta pengembalian uang aja."

"Lah, kok?"

"Masih pada belum tau jadwalnya, lagian kan bulan depannya mau ke Pahawang kalau diundur-undur jadwalnya mentok."

"Rugi dong."

"Andi yang nanggung."

"Rayaa, kamu ke ruangan saya segera yah." Gamar menyela saat Kaila dan Rayaa akan duduk di tempat mereka.

"Ah malesin."

Meski enggan Rayaa pada akhirnya melangkahkan kakinya juga ke ruangan Gamar, ada Ajeng seperti biasanya di depan ruangan Gamar. Pantes aja Ajeng sama Gamar dekat, mereka ternyata teman kuliah dulunya. Mana bisa Rayaa kelewatan info begini.

"Tolong periksa PEB dan pelunasannya Andalas yah, terus surat pemeriksaan dari KPP untuk PT Zenim udah diterima."

"Ada lagi?" tanya Rayaa, sebenarnya ia masih malas berinteraksi dengan Gamar mengingat ucapannya waktu itu.

"Udah, ini dokumen pendukung PT Zenim." Gamar menyerahkan Amplop coklat di atas mejanya. "Di Bioskop lagi ada film baru."

Sebelah alis Rayaa terangkat, di Bioskop memang selalu ada film baru kan?

"Besok sabtu kamu luang?'

Ini lebih aneh lagi, sejak kapan Gamar peduli dengan hari sabtu Rayaa. "Nggak kemana-mana."

"Saya jemput kamu jam sepuluh yah."

"Apa?" tanya Rayaa, "Saya kayaknya besok ada acara sama Kaila. Pak."

Klise banget jalan sama Bos, ia sama sekali tidak tertarik dengan Gamar. Ketika Gamar melakukan pendekatan seperti ini malah semakin membuat Rayaa tak nyaman.

"Saya niatnya mau ajak kamu main."

"Main sama temen bapak yang lain aja, saya yakin temen bapak banyak."

Hot Tea with SugarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang