(XIV)

81.1K 12.2K 651
                                    

"Pak, sehat kan?" kata-kata itu keluar begitu saja dari mulut Rayaa dengan tidak tau dirinya, Gamar hanya terkekeh ringan. "Fix, bapak kayaknya demam. Mending pulang deh, enggak usah sok-sokan main paralayang."

"Kamu enggak usah sok tau, saya baik-baik aja."

"Tapi bapak nyeremin." kesal Rayaa, kakinya melangkah ke belakang mengurai jarak antara ia dan Gamar. "Tiba-tiba baik."

"Memang saya dulu enggak baik?"

"Bukan dalam artian itu, Pak. Sebagai atasan bapak memang baik, tapi saya nggak bodoh-bodoh banget. Kali ini bapak baik enggak cuman sebagai atasan."

"Masa?"

"Bodo ah..."

"Jadi enggak?"

"Enggak deh, kayaknya enggak baik kalau cewek yang udah punya pacar jalan sama lelaki lain cuman berdua. Apalagi kayaknya bapak naksir sama saya." katakan saja Rayaa terlalu percaya diri, tapi dia hanya mengatakan apa yang ada di pikirannya.

"Idih, kok kamu bener sih."

"Hah?"

"Becanda."

"Ini jaket boleh saya buka lagi nggak?" tanya Rayaa ketika keduanya sudah berada di dalam mobil. Gamar hanya melirik sekilas pada Rayaa yang terlihat tak nyaman.

"Terserah."

Hening menyapa, beberapa menit sampai lagu Lay me down milik Sam Smith diputar di radio. Dan Rayaa ikut bersenandung.

Yes, I do, I believe
That one day I will be
Where I was right there
Right next to you
And it's hard
The days just seem so dark
The moon and the stars
Are nothing without you

"Suka Sam Smith?" tanya Gamar saat Rayaa asyik sendiri dengan lagunya.

"Suka, walaupun katanya dia homoseksual."

"Yah kan yang penting suara dan lagunya." pendapat Gamar memang tidak salah, terkadang ada saja orang yang tak suka orang lain hanya karena mereka berbeda. "Tau lagu Ed Sheeran, yang How would you feel?"

"Enggak."

"Coba dengerin, pas reffnya terlantun kamu ingetin saya."

Bapak siapa? pengen banget mampir di pikiran saya?

********

Hampir pukul delapan malam, Rayaa melirik Gamar ketika mobil yang dilajukannya memasuki komplek perumahan Rayaa.

"Makasih, Pak." ucap Rayaa sebelum turun dari mobil, matanya menangkap sebuah jeep yang terparkir di bawah pohon jambu dekat rumahnya. Milik Langit.

"Kamu enggak nawarin saya mampir?"

"Enggak deh, saya nggak mau ngasih harapan sama Bapak."

"Kamu tuh yah, kalau ngomong bohong dikit dong biar saya seneng."

"Bapak seneng  saya dosanya numpuk." celetuk Rayaa. Gamar melajukan mobilnya setelah melihat Rayaa masuk kedalam rumahnya.

Rayaa masuk ke dalam Rumahnya dan mendapati Langit yang menunggu di ruang tamu di temani Killa adiknya. Mereka tengah asyik mengobrol soal keindahan Pantai di Bengkulu, sebelum Killa akhirnya pamit karena melihat Rayaa datang. Rayaa sempat bertanya kemana Orang Tuanya, yang ternyata sedang pergi ke rumah tetangganya.

"Ngapain?" tanya Rayaa, ia melirik teh hangat yang masih mengepulkan asap. Berarti Langit belum lama tiba di rumahnya.

"Pengen ketemu kamu."

Hot Tea with SugarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang