Rindu

895 114 4
                                    

Bhin duduk termenung di atas tikar. Segelas kopi joss tersaji di hadapannya. Kopi favoritnya yang dicemplungi arang membara. Biasanya, Bhin akan terkekeh kecil lalu mengaduk gelas itu sementara uap merekah ke udara. Tapi sekarang, dia hanya diam.

Asep yang memperhatikan sepupunya, heran. Tumben si cerewet ini aneh. Tadi di rumah, maksa buat nongkrong di angkringan tugu. Udah sampai malah bengong. Kalau bengong kan di rumah aja, gratis. Nggak usah bayar bensin, gorengan sama kopi.

 Nggak usah bayar bensin, gorengan sama kopi

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Kunaon, Bhin? Bengong aja. Awas nanti sapi gila lewat."

Bhin menatap sepupunya heran. Lawakan lawas itu kok masih aja dipakai hari gini.

"Bosen, kali." Jawab Bhin asal.

"Sakit perut, sakit gigi, sakit kepala? Mual-mual, lemah, letih, lesu? Kurang air, kurang makan, kurang duit?" Berondongan pertanyaan Asep dijawab dengan gelengan.

Asep mengangkat bahunya. Kalau Bhin mau bersikap kayak kucing kecebur got terus bengong-bengong, silakan aja. Asep sih nggak mau rugi. Udah jauh-jauh kesini ketemu sama sego kucing dan aneka sate, kok malah dianggurin.

Sambil mengunyah sate telur puyuh, Asep melihat berkeliling. Siapa tahu ada temen satu kampus. Kan lumayan buat nemenin dia nungguin ayam bengong di sampingnya.

Pucuk cinta, ulam pun tiba. Dilihatnya sosok Roci berjalan di kejauhan. Badannya yang tidak terlampau tinggi tapi kekar terlihat.

 Badannya yang tidak terlampau tinggi tapi kekar terlihat

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Ci, sini." Panggil Asep.

Roci tertawa lebar melihat Asep. Lumayan ada tempat buat duduk. Maklum, malam minggu pasti di sini penuh.

"Untung ada kamu, Sep. Lumayan aku nggak pusing nyari tempat duduk. Kamu sendiri?" Tanya Roci sambil melihat-lihat pemandangan yang ada. Orang, tempe goreng, kopi joss dan Asep.

Asep menyikut lengan Bhin. Berharap, sepupunya udah sembuh dari penyakit bengong akut.

"Hoi, kenalin nih Bhin. Temenku di kampus." Bhin menoleh. Senyumnya otomatis merekah.

"Bhinneka." Sapanya ramah lalu kembali melamun.

"Eng, itu pacar kamu Sep?" Tanya Roci. Asep tertawa mendengar pertanyaan itu.

Bhinneka Tunggal Family (Completed)Where stories live. Discover now