Duo Dugong

653 78 0
                                    

Tunggal's pov

Perpustakaan kampus siang ini cukup ramai. Gue duduk sendiri di kursi dekat jendela. Tadinya sih bertiga, tapi dua temen gue mau nonton di Ambarukmo Plaza. Gue males, makanya gue di sini sambil ngerjain tugas kuliah.

Tiba-tiba handphone gue bergetar. Ah, ada whatsapp masuk. Bono, gumam gue sambil menyunggingkan senyum.

Hai, Bro. Lg apa?

Lg di kampus gue. Kenapa? Lo kangen gue ya? 😁

Bahahaha. Geer aja lo. Gue sama Rono mau jalan bareng Amelia dkk nih. Lo mau titip salam gak?

Gue terdiam menatap layar handphone. Amelia itu cewek yang gue suka dari SMA. Kita sempat jalan beberapa kali, tapi kayaknya memang belum jodoh.

Ya udah, salamin ya buat Amelia.

Ok, bro. Kita jalan dulu ya.

Eh Bon, lo gak lupa bawa minum kan?

Hah? Emang gue anak TK kemana-mana bawa minum.

Ya kali aja lo haus di jalan. Biar gak minum air aki lagi. 😂😂😂

Sial, lupain kejadian itu dong. Malu gue.

Hahaha. Salam juga buat suster Mala.

Tunggal....awas lo ya kalau bahas itu lagi. 😡😡😡😡

Hahahaha. Oke komandan. Salam ya buat Rono. Salam duo dugong.

Sial lo. Nanti malam, kita video call ya.

Sip sip 👍

Whatsapp dari Bono membuatku ingat kejadian satu tahun lalu. Kejadian yang membuatku memanggil Bono-Rono sebagai duo dugong.

*
Siang itu gue, Rono dan Bono pulang terlambat. Ada tugas di lab IPA plus gue harus piket dulu. Dua bocah yang nemenin gue piket sambil makan kacang itu, sahabat gue dari SMP.

"Udah nih, balik yok." Ajak gue sama mereka.

"Yuk, jadi kan kita ke rumah Rono?" Tanya Bono. Gue mengiyakan pertanyaannya.

Setiap hari sabtu, Rono boleh membawa mobil ayahnya. Yah, lumayan lah. Jadi kegiatan rutin kami setiap hari sabtu ya ngumpul di rumah salah satu dari kami.

Cuaca masih panas. Mobil Rono yang nggak dilengkapi dengan pendingin, terasa pengap. Udara Jakarta di musim kemarau ditambah kemacetan membuat perjalanan jadi berasa kayak lagi petualangan di Afrika terus ada gajah lewat sambil makan coki-coki. Panjang dan lama.

"Ron, gue haus nih. Lo bawa minum nggak?" Bono yang duduk di kursi belakang bertanya.

"Kayanya tadi pagi gue liat, ada deh. Coba lo cari aja di belakang." Jawab Rono.

Sekian menit Bono mencari botol air mineral, lalu dia bersorak waktu menemukan botol air itu. Gue nengok pas Bono nenggak airnya.

"Wait, Bon itu kayanya bukan air minum deh." Seru gue melihat tampilannya yang sedikit beda. Bono hanya mengangkat bahu dan terus minum.

"STOPPP BON. gue lupa itu air aki." Seru Rono tiba-tiba.

Bono menyemburkan air yang ada di mulutnya ke orang di depannya. Siapa lagi kalau bukan gue. Secara gue lagi nengok ke arah dia.

"MATIIII GUE RON. RUMAH SAKIT BURUAN." Bono berteriak panik.

Parahnya saat itu kondisi jalanan luar biasa macet karena ada pembangunan underpass. Bono bergerak gelisah di bangkunya. Mata gue mencari penjual minuman keliling yang biasanya ada di tengah keramaian. Nihil.

Bhinneka Tunggal Family (Completed)Where stories live. Discover now