Part 6

71 8 0
                                    

Ingat vote dan komentar kalian bagai bahan bakar untuk penulis 🥰

💖💖💖

Sekelompok anak perempuan berkumpul di bawah pohon Jujube menunggu giliran bermain ayunan. Seorang anak perempuan naik di atas ayunan dalam posisi berdiri, mengayunkan dirinya setinggi mungkin. Anak-anak yang tidak mendapatkan giliran berteriak menyemangati temannya. Geunetagi adalah permainan ayunan yang telah lama digemari di Korea. Permainan yang cukup mudah dan menyenangkan, siapa yang bisa berayun paling tinggi dialah pemenangnya. Meski terlihat sedikit berbahaya tidak sedikit anak-anak yang suka memainkan geunetagi ini.

"Yeo Eun Hee!!!" sebuah teriakan dari kejauhan membuat beberapa anak menoleh ke arah teriakan. Anak perempuan yang berada di atas ayunan sontak menghentikan ayunannya. Ia melompat turun, melambaikan tangan berpamitan kepada teman-temannya sebelum berlari menuju wanita muda.

"Cepatlah, bukankah kau tadi mengatakan hanya akan bermain sebentar saja?" ucap wanita itu begitu Eun Hee berada di dekatnya.

"Aku lupa eomma," cengir Eun Hee.

"Dasar kau selalu saja lupa jika sudah bersenang-senang. Ingatlah kau tidak boleh berbicara kecuali mereka bertanya padamu. Dan jangan bertanya apapun pada mereka," Eun Kyung memperingatkan putrinya sembari membenahi penampilan putrinya yang berantakan.

"Kenapa? Bukankah eomma pernah mengatakan padaku untuk mengatakan semua yang aku rasakan? Jika nanti aku ingin menanyakan sesuatu bagaimana?"

"Eomma tahu tapi untuk kali ini kau tidak boleh banyak bicara. Jawab saja apa yang mereka tanyakan." Eun Hee mengangguk.

Eun Kyung beserta putri kecilnya Eun Hee memasuki rumah lewat pintu belakang di dekat dapur. Eun Kyung sekali lagi memperbaiki tatanan rambut Eun Hee yang berantakan akibat tiupan angin saat bermain. Eun Kyung mengangkat nampan besar berisi teh hangat untuk para tamu.

"Eun Hee-ya kau bisa mengangkat nampan yang satunya?" tanya Eun Kyung sembari menunjuk nampan berisi beberapa camilan untuk pelengkap teh.

"Bisa eomma," Eun Hee mengangkat dengan sedikit susah payah.

"Hati-hati jangan sampai kau menumpahkannya. Ikuti eomma," perintah Eun Kyung.

Eun Hee mengikuti Eun Kyung yang ada di depannya. Dengan perlahan membawa nampan berisi beberapa camilan. Ada Dasik kue kering yang terbuat dari tepung gandum, herbal tradisional, bubuk bunga, dan madu lalu dibentuk dengan alat khusus membuat Dasik bernama Tteoksal. Alat yang terbuat dari kayu dengan bagian dasar bermotif bunga, sehingga kue yang dihasilkan cantik dan berukuran sama. Ada juga Yakgwa memiliki rasa yang manis, lembut, dan lumer di mulut. Terbuat dari tepung terigu, madu, minyak wijen, dan wine. Yakgwa dipotong persegi sebelum digoreng dan dicelupkan ke dalam madu.

Para tamu Eun Kyung memperhatikan gerak-gerik ibu dan anak itu ketika memasuki ruang tamu. Seorang wanita yang seumuran dengannya tersenyum lebar melihat kepiawaian Eun Hee membantu ibunya membawa nampan, sedangkan wanita yang lebih tua memperhatikan Eun Hee dari atas hingga bawah. Eun Kyung meletakkan secangkir teh di depan masing-masing orang. Ia mengambil kue dari tangan Eun Hee dan meletakkannya di tengah-tengah meja.

"Eun Hee bawa ini ke dapur dan kembalilah kemari," perintah Eun Kyung.

"Ne eomma," Eun Hee mengambil nampan di tangan ibunya membawanya ke dapur.

Eun Hee meletakkan nampan di atas meja kemudian kembali ke ruang tamu. Ia mengambil tempat duduk di samping ibunya. Ia sedikit melirik ke wanita tua yang sejak tadi melihatnya, ia sedikit takut dengan tatapan itu.

ANAEWhere stories live. Discover now