Part 9

56 8 0
                                    

Ingat vote dan komentar kalian bagai bahan bakar untuk penulis 🥰

💖💖💖

Celoteh anak-anak memenuhi kantin sekolah dasar saat istirahat makan siang. Di meja panjang dekat pintu ada siswa yang menyanyi menghibur temannya atau terkena hukuman, di meja sebelahnya kumpulan gadis-gadis kelas enam sedang bergosip tentang teman laki-laki yang ditaksir, ada pula yang mengisengi temannya yang berujung terjadinya kejar-kejaran di seluruh kantin. Tidak ketinggalan Eun Hee bersama Sang Min dan teman-teman sekelasnya menikmati bekal makan siang disalah satu dari belasan meja.

Eun Hee bersama Bo Young membahas film kartun yang tayang semalam, seekor pinguin berkacamata yang sedang digandrungi hampir seluruh anak-anak di korea. Sesekali menyuapkan bekalnya ke dalam mulut masing-masing. Sang Min sendiri dengan lahap memakan bekalnya, dia lapar karena sebelumnya bermain sepak bola bersama teman sekelas.

"Pelan-pelan kalau makan kau bisa tersedak," omel Eun Hee melihat Sang Min makan dengan cepat.

"Aku lapar sekali."

Eun Hee menyendok nasi miliknya memberikannya pada Sang Min.

"Lalu bagaimana kelanjutan ceritanya?" tanyanya pada Bo Young.

Bo Young kembali bercerita tentang episode yang ditayangkan tadi malam. Sesekali Eun Hee tertawa mendengar cerita Bo Young, sayang sekali ia tadi malam tidak bisa menonton kartun kesukaannya itu. Ia harus membantu ibunya membuat kimchi untuk persediaan yang semakin menipis.

"Aku mau beli minum, kau mau apa?" sela Sang Min.

"Susu pisang," jawab Eun Hee singkat.

Sang Min meninggalkan meja menuju vending machine di dekat pintu. Ia memasukkan beberapa koin, memencet tombol susu pisang. Ia menusukkan sedotan ke salah satu botol dan membawa yang lainnya kembali meja. Sang Min meletakkan botol minuman di depan Eun Hee yang langsung meminumnya.

"Gomawo."

"Ayo kembali ke kelas nanti bu guru marah kalau kita terlambat," ajak Bo Young.

***

"Eun Hee-ya."

"Ehm," gumam Eun Hee yang sibuk membaca komik.

"Besok halmeoni ulang tahun, ayo kita beri kejutan."

"Kejutan apa?"

"Nanti malam kita bangunkan halmeoni dan kita beri kue."

"Tapi kita tidak punya kue dan ini jauh dari rumah."

Keluarga Wang sedang berada disalah satu villa di Busan. Won Shik, ayah Sang Min sedang ada urusan bisnis dengan koleganya sekaligus untuk merayakan ulang tahun Myeong Seong esok harinya.

"Ada, aku tadi melihatnya di lemari es."

"Itu untuk besok Sang Min, eomma mengatakan padaku itu untuk merayakan ulang tahun halmeoni pagi."

"Kita potong sedikit saja," usul Sang Min.

"Jangan, kau mau memang kalau saat meniup lilin kuemu berlubang?"

"Ah benar juga. Aku ada ide," Sang Min berlari menuju dapur.

Ia mencari di rak-rak makanan, seingatnya ibunya membeli beberapa makanan ringan sebelum berangkat kemari. Ia mengambil sebungkus besar choco pie, membawanya ke ruang tamu di mana Eun Hee menunggunya.

"Kita pakai ini saja bagaimana?"

"Kau pintar Sang Min-ah."

Sang Min mengendap-endap menuju dapur. Ruang keluarga sepi, kakek dan neneknya sudah ada di kamar sejak beberapa jam lalu, ayah dan ibunya pergi ke pertemuan bisnis ayahnya. Sedangkan Eun Hee, ia tertidur setengah jam yang lalu karena tidak kuat menahan kantuk. Bagi anak sepuluh tahun tetap terjaga di tengah malam merupakan hal sangat sulit. Sang Min saja harus berkali-kali mencuci muka agar tidak tidur.

ANAEWhere stories live. Discover now