Part 12

67 6 12
                                    

Seo Eun Hee mengeluarkan buku-buku pelajaran hari ini dari dalam tas. Ia menumpuknya di atas meja, mengambil beberapa buku di rak dan mulai membuka salah satunya. Eun Hee membaca beberapa halaman menandai beberapa kalimat dengan pewarna.

Pintu kamar Eun Hee terbuka, Sang Min masuk membawa segelas susu. Eun Hee menutup bukunya menghampiri Sang Min yang duduk di tempat tidur. Ia mengambil gelas di tangan Sang Min, meminumnya sekali teguk. Sang Min mengambil kembali gelas kosong itu, meletakkannya di meja samping tempat tidur.

"Kenapa?" tanya Eun Hee yang aneh melihat Sang Min memandangnya sembari berbaring.

Sang Min menarik lengan Eun Hee, mengajaknya ikut berbaring di sampingnya. Ia menenggelamkan kepalanya di leher Eun Hee, memeluk pinggang Eun Hee manja.

"Hentikan seobangnim," Eun Hee beringsut menjauh.

"Sebentar saja," Sang Min kembali menarik istrinya.

"Besok kita sekolah aku tidak ingin terlambat bangun."

"Kubangunkan besok," Sang Min mengecup ringan bibir Eun Hee.

"Kau saja ...," ucapan Eun Hee terputus kala kecupan ringan Sang Min berubah menjadi lumatan.

Eun Hee akhirnya pasrah atas perlakuan Sang Min. Ia mengikuti permainan bibir prianya, saling melumat tanpa jeda. Berbagi kenikmatan yang memabukkan sekaligus berbagi kasih sayang yang tersalurnya lewat sentuhan panas bagian tubuh paling berbahaya.

Tangan kanan Sang Min mulai bergerak, mencari entah apa. Menelusup di balik piyama Eun Hee, membelai menelusuri setiap jengkal kulit di bawahnya. Tidak puas dengan gerakan terbatasnya, tangan itu membuka kancing satu persatu memperlebar akses.

"Eun Hee-ya," suara sang penguasa rumah sontak menghentikan kegiatan panas mereka.

Myeong Seong sedikit mematung di depan pintu. Wanita tua itu tidak menduga dengan apa yang dilihat. Eun Hee buru-buru mendorong tubuh Sang Min, membenahi piyama atasnya yang sedikit berantakan akibat ulah Sang Min.

"Ne, halmeoni," dengan cepat Eun Hee menghampiri Myeong Seong.

"Besok pagi siapkan gomguk untukku kurasa aku sedikit flu, kita masih punya persediaannya bukan?" tanya Myeong Seong seolah-olah tidak terjadi apa-apa.

"Ne halmeoni. Besok akan kusiapkan ada yang lain yang harus kusiapkan?"

"Itu saja, kembalilah tidur. Dan kau Sang Min kembalilah ke kamarmu besok kalian harus sekolah."

"Ne halmeoni," angguk Sang Min.

Myeong Seong meninggalkan kamar Eun Hee tanpa menutup pintu kamar. Tanpa berkata-kata Eun Hee membuka pintu penghubung kamar mereka, memberi isyarat pada Sang Min untuk keluar dari kamarnya mengikuti ucapan sang nenek. Sang Min bangkit dari posisi tidurnya melangkah perlahan menuju Eun Hee.

"Aku tidur di sini ya malam ini," ucap Sang Min memeluk Eun Hee.

Eun Hee menggeleng sambil mendorong tubuh menjauh darinya.

"Kau harus kembali ke kamarmu seobangnim," Eun Hee kembali mendorong Sang Min masuk ke dalam kamarnya.

Sang Min melangkah perlahan menuju kamarnya sendiri tanpa menoleh. Eun Hee menutup pintu penghubung setelah memastikan Sang Min benar-benar masuk ke dalam kamar. Ia keluar kamar menuju dapur mengecek persediaan gomguk di lemari pendingin. Kemarin lusa Min Seo membuatnya karena cuaca mulai semakin dingin. Setelah semua bahan-bahan yang dibutuhkan untuk membuat sarapan besok tersedia, Eun Hee kembali ke kamar bersiap untuk tidur agar tidak terlambat bangun.

ANAETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang