3. Ops, Ketahuan

85K 4.4K 69
                                    


Suara knalpot antara dua motor itu membuat semua penonton berteriak. Kedua orang itu saling menatap tajam satu sama lain. Dan dalam hitungan ke tiga keduanya sudah memacu motornya, menembus jalanan yang sepi. Keduanya saling merebutkan posisi pertama yang mana akan menjadi juara pertama malam ini.

Tepuk tangan dari penonton sangat riuh tatkala menyambut pemilik motor sport warna merah. Siapa lagi kalau bukan sang juara bertahan, 'Adara Natasha Wijaya' Walaupun tadi siang Reza terus melarangnya balapan, itu tak membuat dia harus membatalkan balapannya malam ini, apalagi lawannya kali ini bisa dibilang cukup berat.

Dara turun dari motornya, lalu menghampiri seseorang yang nampak kesal di atas motor hitamnya.

"See! Gue menang." Ucapnya membanggakan diri pada Alvan, lawannya.

"Gue akui kalah malam ini, tapi ingat pertandingan berikutnya gue yang akan menang,My Girl." Ujar Alvan mengelus pipi Dara saat mengucapkan 'My Girl'.

Dara menepis tangan itu dengan kasar lalu menatap tajam pada Alvan. Yang ditatap malah tersenyum senang dengan reaksi Dara.

"Gue baru tau kalau pesona gue nggak mempan buat lo." Ucapnya.

"Sekarang mana kunci motor lo.? Tanya Dara membuat Alvan menatapnya malas. Mau tak mau Alvan menyerahkan motornya pada Dara karena sesuai berjanjian yang kalah bakal memberikan motornya.

"Wihh, koleksi baru Ra." Ujar seseorang di belakang Dara yang ternyata Vino, teman Dara yang menjadi partnernya saat balapan.

Dia yang menelpon Dara siang tadi. Bisa dibilang Vino itu manager Dara saat balapan kayak gini. Dara melemparkan kunci motor itu padanya dan langsung ditangkap sigap oleh Vino.

"Gue cabut dulu Vin." Ucap Dara pada Vino, yang dibales anggukan. Setelah itu Vino pergi dengan mengendarai motor hasil kemenangan balapan motor malam ini.

"Tunggu dulu." Cegah Alvin menahan tangan Dara, "Anterin gue pulang." Lanjutnya.

"Lo pikir gue sopir lo apa." Sentak Dara.

"Terus gue pulang gimana? motor gue juga lo ambil kan?"

"Nggak, gue nggak mau. Lagian lo juga punya temen kan, sana minta bantuan ke temen lo." Ujarnya.

"Temen gue udah pada cabut semua."

"Kalau gitu, itu derita lo." Ujar Dara masa bodoh, toh ini juga bukan urusannya.

Tiba tiba Alvan menyambar kunci motor Dara, lalu tersenyum puas melihat wajah Dara yang kesal. Alvan menaiki motor Dara dan memberi instruksi agar Dara naik di belakangnya.

"Turun nggak lo, gue nggak suka kalau motor gue ada yang naikin." Dara menarik lengan Alvan supaya turun dari motornya namun usahanya sia-sia.

"Anterin gue pulang dulu atau lo bakal di sini sampai besok pagi," ucap Alvan mencoba membujuk Dara.

"Ishh... mana ada cewek nganterin cowok." Dara berdecih kesal.

"Ooo... jadi lo ngode gue biar gue yang nganterin lo pulang. It's ok gue siap kok nganterin lo pulang." Ucapan Alvan itu dihadiahi injakan kaki dari Dara. Alvan mengaduh sakit lantaran injakan Dara yang super kenceng banget.

Dengan sangat terpaksa Dara harus mengantarkan si curut itu pulang ke rumahnya. Dara memberi kode untuk Alvan supaya turun dari motornya terlebih dahulu. Karena ia yang akan membonceng bukan Alvan.

"Nggak, gue yang bonceng lo aja. Masa cewek yang ngebonceng sih." Alvan masih tetap di sana tak mau pindah ke belakang.

"Gue nggak suka kalau ada yang bawa motor gue. Turun atau gue nggak akan nganter lo pulang," ucap Dara serius, dia benar benar emosi sekarang pada Alvan.

BackstreetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang