38. Tangis

38.9K 2.7K 1.5K
                                    

"Dari aku,
Untuk kamu.
Selamat menempuh hidup baru."

❤️

Dara menatap pantulan wajahnya di cermin. Tanpa ekspresi, dia hanya menatap dirinya datar. Gaun berlengan pendek yang mengekspos pundaknya, sangat cocok di tubuhnya. Gaun ini, gaun untuk menghadiri pernikahan Reza. Iya, Arreza Pratama. Lelaki posesif yang sebentar lagi resmi menjadi suami Ditta.

Dara tersenyum kecil, mengingat apa yang akan dilakukan Reza padanya, setelah melihat dirinya memakai gaun yang mengekspos pundaknya. Sudah pasti, dirinya akan terkena amukan Reza.

Dara menghela, lagi dan lagi air matanya jatuh. Miris sekali nasibnya. Pacaran selama dua tahun lalu tunangan selama tiga tahun, tidak menjamin dirinya bersama Reza.

Suara pintu kamar yang dibuka membuat Dara menghapus air matanya. Intan tersenyum menghampiri Dara. Dipeluknya anak perempuannya ini dengan lembut, mencoba menenangkan sang putri tercinta.

"Keluarin apa yang kamu rasakan, sayang. Nangis aja, nggak usah dipendem. Mama tau apa yang kamu rasain. Maafin mama ya, mama sama papa nggak bisa selesain masalah kalian berdua." Dipelukannya, Dara menggeleng.

"Enggak, Ma. Ini bukan salah mama sama papa. Ini emang udah takdirnya." Dara melepas pelukannya, "Mama sama Papa nggak perlu merasa bersalah sama Dara."

"Tapi, kalau mama sama papa lebih berusaha lagi, pasti...."

"Ma...." Dara menyela ucapan Intan. "Please, jangan bahas ini lagi," keluhnya. Setiap pembicaraan mengenai pembatalan pertunangannya dengan Reza membuat hatinya sakit.

"Udah ya, kita berangkat sekarang," kata Dara, Intan mengangguk. Kemudian mereka keluar dari kamar Dara.

Ternyata di ruang tamu sudah ada dua orang yang membuat Dara mengernyitkan dahinya heran.

"Lo berdua ngapain ke sini?" Tanyanya.

"Mereka mau bareng kita berangkatnya, Ra." Jawab Intan.

"Emang lo berdua di undang?"

"Enggak." Baik Angel maupun Raka kompak menjawab.

"Terus lo berdua nggak malu gitu datang tanpa undangan?" Dara duduk di depan mereka.

"Kan ada elo," jawab Raka.

"Sejak kapan lo berdua akrab?" Mengingat ada masalah di antara Angel dan Raka, sedikit membuat Dara heran dengan sikap mereka berdua.

"Nggak penting sejak kapan. Yang lebih penting sekarang, kita harus berangkat ke rumah Reza." Kata Angel lalu berdiri.

"Lo berdua mau buat masalah di sana?" Raka dan Angel mendengar itu langsung saling mengkode.

Dara mendengus, "Gue mohon, jangan buat masalah di sana."

Intan yang juga duduk di samping Dara, berdiri menghampiri dua orang itu.

"Tante mohon sama kalian, jangan buat masalah lagi ya. Dara udah capek, dan tante nggak pengen lihat Dara sedih lagi."

Mereka berdua menghela, lalu mengangguk. Melihat ekspresi Dara yang kosong, membuat mereka mengerti. Dara tidak ingin masalah ini berlanjut dan semakin parah.

❤️

Satu kata yang bisa Dara ucapkan dalam hati ketika pertama kali melangkah ke rumah Reza di pagi ini.

'Menyakitkan'

Langkah demi langkah sungguh menyakitkan. Dara ingin pergi dari sini. Sungguh!

BackstreetWhere stories live. Discover now