27. Please, jangan bercanda.

43K 3.1K 277
                                    

"Dara tunangan gue sekarang!"

"Dara tunangan gue sekarang!"

"Dara tunangan gue sekarang!"

Kalimat aneh yang diucapkan Raka itu terus terngiang di kepala Dara. Tangan kanannya yang dipegang Reza mengerat, membuat dia sadar dari pikirannya. Tak hanya itu, Raka yang tiba-tiba menarik tangan satunya, membuat dia seperti barang yang direbutkan oleh dua cowok ini, Reza dan Raka.

"Lo sekarang tunangan gue, Ra," lagi dan lagi Raka mengucapkan kalimat yang membuat darah Reza naik.

Dan tak sampai dua detik kalimat itu meluncur di bibir Raka, tangan Dara ditarik kuat oleh Reza, sampai kepalanya bertubrukan di dada bidang milik Reza. Dara sedikit meringis kala kepalanya membentur dada Reza yang nyaman itu. Satu tangan Reza memeluk Dara erat. Tangan satunya yang masih diperban, terkepal kuat, tatapan tajam juga dilayangkan ke Raka.

"Dara milik gue. Selamanya!" tegas Reza dengan mata berkilat ke arah Raka.

Keadaan di sekitar mereka sudah di kelilingi para mahasiswi, terutama cewek-cewek yang mengidolakan Reza. Mereka memekik histeris saat Reza memeluk Dara di depan umum seperti itu. Ada pula yang mengabadikan moment itu di handphone masing –masing, pasti nanti bakalan viral lagi.

"Lo udah bukan tunangan Dara lagi, Za. Sekarang dia tunangna gue!" Dara mengangkat kepalanya, melihat wajah Reza yang emosi berat. Dada yang bergemuruh, kilatan amarah di matanya dan wajah yang menegeras sekeras batu, sangat jelas kalau dia sudah tidak tahan meluapkan emosinya lagi.

Dan benar sekali dugaan Dara. Reza melepas pelukan Dara, selanjutnya satu pukulan keras dia hantamkan ke wajah Raka. Semua orang memekik kaget. Dara menutup mulutnya kaget melihat Reza melakukan itu untuk kedua kalinya ke Raka.

"Enggak akan ada yang bisa rebut Dara dari gue. Inget itu!" gertak Reza.

Raka manahan perih di wajah, tepatnya di tulang pipinya. Dia tidak membalas pukulan Reza maupun ucapan Reza tadi, ia malah menampilkan senyum tipis manisnya.

Raka melangkah maju mendekati Reza. Di belakang Reza, Dara sudah bersiap-siap untuk melerai mereka. Tapi mendengar tawa kecil dari Raka, membuat dia mengurungkan niatnya.

"Kata-kata lo barusan sama persis kayak yang lo ucapin waktu gue deketin Dara dulu." Kata Raka, Reza masih dengan tatapan tajamnya.

"Lo bilang, nggak akan bisa ngerebut Dara dari lo, iya kan? Sekarang gue tanya, gimana kalau lo yang bakal ninggalin Dara lagi?" tanya Raka menusuk.

Dara terpaku dengan pertanyaan Raka yang sungguh tidak terduga itu. Reza meninggalkannya lagi? Dara menunggu jawaban dari Reza dengan was-was.

"Enggak akan. Gue nggak akan ninggalin Dara lagi." jawaban Reza membuat hati Dara tenang.

Lagi-lagi Raka tertawa kecil meremehkan jawaban Reza barusan.

"Lo dulu juga bilang gitu ke gue. Tapi apa? Lo ninggalin Dara demi perempuan nggak tahu diri itu." Reza mulai kesal dengan arah pembicaraan ini. Membicarakan masa lalu, apalagi yang berkaitan dengan kejadian dua tahun lalu, sungguh membuatnya kesal. Membuatnya terus merasa bersalah sama Dara.

"Itu dulu." Balas Reza.

"Bagi gue, enggak dulu, enggak sekarang lo tetep sama." Satu pukulan lagi dilayangkan ke wajah Raka. Saking kuatnya, perban di tangan Reza hampir terlepas. "Jaga bicara lo." Desis Reza memperingati.

"Gue nggak asal omong. Kalau lo perlu bukti, tunggu besok atau enggak seminggu lagi. Lo bakal ngerti, kenapa gue ngomong gitu ke lo." Ucap Raka seperti mengetahui suatu hal yang tidak diketahui Reza.

BackstreetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang