34. Ayo!

44.3K 3.5K 439
                                    

Berjuang bersamamu adalah hal yang tak akan aku sesesali

-Adara Natasha Wijaya-

❤️

Hati mungkin bisa berkata jujur. Hati mungkin bisa mengungkapkan apa yang tidak bisa kita ungkapkan. Hati mungkin tidak bisa berbohong. Memang kenyataannya seperti itu.
Hati berbeda dengan mulut.

Mulut bisa berbohong, dia tidak selamanya jujur. Mulut kadang tidak bisa mengungkapkan apa yang kita rasakan.

Kadang apa yang kita katakan di mulut, belum tentu sejalan dengan apa yang dikatakan di hati.

Begitulah yang dirasakan Dara. Dia dilema. Dia bingung.

Hatinya tidak bisa melepas Reza. Tapi, kenapa mulutnya susah mengatakan itu.

"Mau dipeluk?" Tawar Reza melihat Dara tak bersuara sedari tadi, dia juga  tampak kedinginan.

Mereka berdua sekarang sedang berjalan-jalan di taman dekat cafe milik Reza. Meskipun malam hari, ternyata banyak juga yang menghabiskan malam Minggu di sini.

"Nggak mau," balas Dara.

Reza tak membiarkan itu. Dia menarik pundak Dara, agar mendekat dirinya. Sekarang dia merangkulnya sambil berjalan-jalan melewati jembatan kecil taman ini.

Mereka berhenti di tengah jembatan itu. Pantulan bulan purnama di kolam membuat tempat itu bercahaya.

"Reza, aku boleh nanya nggak?" Reza mengangguk sekilas.

Dara masih menunduk melihat pantulan bulan purnama di air kolam. "Apa kamu yang hubungi oma sama opa buat ke sini?"

"Iya."

"Kamu juga yang minta sama mereka buat bantu batalin pernikahannya."

"Tanpa aku minta pun, oma sama opa juga nggak akan setuju."

"Kenapa?" Dara menatapnya.

"Apanya?"

"Kenapa oma sama opa nggak setuju sama pernikahan itu?"

Reza tersenyum menenangkan, "Mereka udah terlanjur suka sama kamu." Dara jadi teringat perhatian perhatian yang diberikan oma dan opa Reza dulu.

"Terus, kenapa Angel juga ke sini?" Dara sedikit mengkhawatirkan keberadaan Angel di sini.

"Nggak tau." Jujur Reza pun tidak tahu alasan lain Angel datang ke sini.

"Nanti kalau oma sama opa nggak berhasil bujuk ayah kamu, gimana Za?" Dara kembali menatap air kolam.

"Kita ambil opsi ke dua."

Dara langsung memandangnya, "emang ada?" Reza mengangguk.

"Apa opsi keduanya?"

"Pergi dari sini. Kan aku udah bilang di kantor tadi." Dara tertawa kecil.

"Itu konyol Reza."

BackstreetWhere stories live. Discover now