23. Keputusan Sepihak

48.2K 2.9K 536
                                    

Yuhuuu Double update👏👏👏

Note : Jangan terkejoet ya setelah membaca ini.

Mungkin bagi kalian yang mengira cerita ini happy ending bakalan ragu deh😉

••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••

Kediaman Wijaya

"Udah kalian pikirkan kapan kalian berdua menikah?" tanya Wijaya ke anak lelakinya, Andra. Di samping Andra ada Keyra calon istrinya yang sebentar lagi akan menjadi istrinya.

"Udah Pa, dua bulan lagi. Gimana Pa?" ujar Andra.

Wijaya mengangguk, "Ya terserah kamu, yang penting lebih cepat lebih baik. Papa sama mama mu ini pengen cepet nimang cucu." Ucapan Wijaya membuat Keyra batuk batuk. Andra menyodorkan minuman ke Keyra.

"Cemilan buatan Mama udah siap nih," ujar Intan menaruh kue keringnya di atas meja ruang keluarga, tempat mereka sedang membicarakan masalah pernikahan tadi.

"Cobain deh Key, ini enak lho. Dara seneng banget sama kue ini, sayangnya dia lagi ikut kegiatan club pencinta alam, jadi nggak bisa ngerasain kue buatan mama deh." Cemberut Intan. Kepulangannya dari Singapura kemaren karena dia kangen anak anaknya, tapi tau taunya anak perempuannya tidak ada di rumah.

Keyra mengambil satu kue kering dan memakannya.

"Gimana Key, enakkan?"

Keyra Tersenyum, "Enak Ma,"

"Syukurlah kalau kamu seneng. Andra juga suka kue ini, nanti sering sering buatin dia kue ini, dijamin dia makin cinta sama kamu." Goda Intan.

"Apaan sih, Ma." Ucap Andra malu.

"Oiya Key, mama hampir lupa. Kemaren mama beli oleh-oleh buat kamu. Bentar mama ambilin ke kamar Dara, soalnya mama taruh di sana." Ucap Intan lalu pergi ke lantai dua, kamar Dara.

"Ndra, gimana hubungan adikmu sama Reza? Baik baik aja, kan?" Tanya Wijaya.

"Baik baik aja kok, Pa. Kalau pun ada masalah, mungkin masalah kecil, mereka bisa nyelesain masalahnya." Wijaya mengangguk mengerti.

Tiba-tiba Intan datang dan menyodorkan selembar kertas ke wajah Andra, "Ini maksudnya apa, Ndra?"

Andra membaca sekilas dan kaget apa yang dibawa mamanya itu.

"Mama nemuin itu di mana?" tanya Andra mencoba santai tidak gugup.

"Kamu nggak usah bertele-tele sama mama. Mama tanya sama kamu, maksudnya ini apa?" Intan mulai emosi saat Andra tak menjawab ucapannya.

Wijaya berdiri, "Ada apasih, Ma?"

"Lihat ini, Pa." Intan menyodorkan kertas itu ke Wijaya.

Sekarang gantian Wijaya yang bertanya tentang kertas itu ke Andra. Sedangkan Intan sudah mengeluarkan air matanya.

"Ma, Pa. Andra bisa jelasin semuanya." Ujar Andra menyadari kesalahannya.

"Oke, papa akan dengerin penjelasan kamu. Jadi ceritain kenapa mama sama papa nggak tau soal ini." ucap Wijaya tidak ingin marah ke Andra.

"Dara yang minta agar mama sama papa nggak boleh tahu soal keadannya." Jelas Andra.

"Dan kamu nurutin kemauan adikmu itu?" Andra mengangguk.

"Andra, adik kamu itu sedang sakit. Papa sama mama itu berhak tahu Ndra," ucap Wijaya.

"Maafin Andra, Pa, Ma."

BackstreetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang