Chapter 11

3.4K 457 39
                                    

"Yang salah lo, Nov." Aku rasa emang ini salah Novi. Dia tak terima, dan gebrak mejanya. Woho sakit nggak ya tuh tangan ? Semua yang di sini pada memisahkan aku agar mau ngalah. Karena semua karyawan tau kalau si Novi ini tidak mau kalah.

"Jangan mentang-mentang lo sekertaris ya. Seenaknya nyalahin gue."

"Fakta."

"Lo denger ya, Dellia. Kalau kerjaan OB itu ya adanya di perusahan, jadi wajar gue minta dia ambilkan ----

"Dalam berbicara harus ada 3 kata, Tolong, Maaf, dan Terimakasih, agar lo tau caranya menghargai pekerjaan orang lain. Dia OB, bukan berarti apapun yang lo butuh harus dia yang layani. Lo butuh mangkuk bisa ambil sendiri kan ? Nov, gue diemin kelakuan lo sama OB bukan karena takut, tapi gue kepengen tau sampe mana sifat arogan lo ini. Di sini kita kerja, sama-sama cari duit. Jangan karena OB adalah pegawai -- maaf, bawahan, lo bisa sesuka hati lo nyuruh dia. Lo ambil mangkuk bisa ngabisin berapa waktu sih ?" Semuanya diam dan hening. Novi diam menatapku dengan malu. Manusia kayak gini harus di tegur. Bila perlu kasih tau gimana capeknya jadi OB.

"Sesibuk lo, kagak bakal sampe 5 jam buat ambil mangkuk. Lo ambil tuh mangkuk, lalu balik ke meja, gue yakin paling 3 atau 5 menit. Jangan karena ada OB, lo bisa seenaknya. Mereka kerja disini untuk perusahaan, bukan layani para karyawan. Lo Nov, satu-satunya karyawan yang pengen banget gue pecat. Tapi sayang gue cuma S-E-K-E-R-T-A-R-I-S." Dia tetap diam dan semuanya melihat ke arahku tersenyum. Bangga tuh mereka karena gue berani. Aing dilawan. "Buat siapapun bukan Novi saja. Ini peringatan juga. Biar kalian tidak segampang nyuruh-nyuruh OB ataupun karyawan lainnya. Siapapun kalau masih mampu, jalan sendiri. Dan lo Nov. Buat apa punya tangan ? Allah menciptakan tangan, kaki, buat lo di gunakan dengan baik. Ambil sendiri, karena lo punya tangan kan !? Jangan teriak-teriak menyuruh bawahan. Padahal lo masih mampu. Dan tangan lo, berguna kan ?" Novi diam menunduk mungkin dia meresapi kata-kataku. Hoho Bagus !!! Gitu kek pada nurut.

"Mat balik kerja yang belom kelar ya. Semuanya maaf mengganggu ketenangan kalian, pak Yadi saya duluan,"dia tersenyum dan mengangkat jempol ke arahku.

Sist jadi aing tuh enak di puji terooooosss.

"Jangan colek sekertaris GM. Sekali ngamuk, kelar hidup kalian." Aku menoleh kearah lelaki yang sedang tertawa. Sialan !!! Pak Radit bikin para karyawan ketawa juga. Heh Direktur satu itu. Aku meninggalkan mereka dan masuk ke pantry melanjutkan tujuanku.


"

Nah tuh orangnya masuk," aku mengerutkan dahi, ada apa dengan ucapan pak Radit ? Aku ke sini mau bawa berkas buat mereka pergi ke luar kota.

"Ini pak, berkasnya." Pak Danu menatapku dengan ekspresi aneh. Pada kenapa ini mahluk ?. "Ada lagi pak ? Maaf, kalau nggak ada saya keluar."

"Kamu tadi bikin sinetron judulnya apa ?" Ini kaki belom jauh dari meja pak Danu. Dan dia tanya apaan sih.

"Sinetron ?"

"Tadi loh Dell, sama Novi." Aku menoleh kebelakang -- sialan !!! Pasti Direktur satu ini penyebar aslinya.

"Oh itu tadi pak, anu---

"Lo tau Nu ? Uh keren pokoknya. Kalau dia main peran antagonis, yakin dapat penghargaan dari PH tivi." Pak Radit memotong ucapanku. Kamprett !! Ya Allah habis aing kalau ketahuan pak Danu.

"Hmm pak saya nggak ada maksud buat bikin masalah. Maaf pak," pak Danu malah abaikan aku. Ibu, Ayah tolong anakmu. Direktur ini minta di santet.

"Hallo Ganda. Iyah || Tolong antarkan ke ruangan saya || Sekarang || Iyah Ganda terimakasih," pak Danu barusan nelfon pak Ganda artinya --- aku bakal kena masalah. Pak Ganda ini pemegang ahli cctv. Habis sudah kerjaan. Harus siap-siap bujuk Arka nih, siapa tau ada lowongan buat aku. Pintu di ketuk dan masuklah sosok --- Loh ko pak Andro ? Dia demen amat sih ke sini ? Kagak kerja mah mending tidur di rumah. Enak amat hidup dia. Dia tersenyum dan mengangguk ke arahku. Sedangkan aku ketar-ketir nunggu si Ganda. Nih ya, Ganda itu masih muda sist, seumuran sama Arka kayaknya.

MOVE ON DAN MAKAN ( KELAR )Where stories live. Discover now