Chapter 43

3.5K 521 217
                                    

"Oka ?"

"Hmm."

"Mau tanya, boleh kan ?"

"Boleh." Oka melirikku dengan senyuman.

"Pas kamu jemput aku di gedung itu, kok sendirian ? Maksudku, kenapa nggak ajak Didit atau Satria ?"

"Kamu harus tau, tapi aku tidak tau alasannya." Aku mengangguk, sebenarnya aku sudah tau. "Yang nyekap Ayah kamu, itu.kakek. Kalau sebuah alasan aku nggak tau."

"Oh" Oka mengusap kepalaku, bener kan kata aing ? Kalau tempat favorit Oka itu, di area kepalaku. "Kamu bisa tau dari mana ?"

"Dari diri sendiri. Ya logika aja, kamu hilang di area Mas Danu. Kalau bukan kakek, memang siapa ? Klien, kalian ?. Nggak senorak itu kayaknya. Kalau Kakek, karena dia tau kamu adik tiri Mas Danu."

"Kakek kamu, tau ?" Tanyaku kaget. Oka langsung terkekeh geli, duh ganteng banget dia.

"Iyah," jawabnya lembut

"Kok bisa ?"

"Karena Mas sesialan kamu itu bodoh." Ya, ternyata babang arab bisa judes juga ternyata. Baru tau aku, ku cubit saja perutnya.

"Mas kamu juga." Oka langsung mengangguk dengan tangan terus tak lepas mengusap keningku.

"Iyah, kita bagi dua Mas Danu ya," aku langsung tertawa terbahak. Mas Danu punya dua adik, satunya perempuan kayak aku yang semua juga tau sifat aku. Dan satunya kayak Oka, yang mesti di museumkan. Aku di tarik Oka kedalam pelukannya. Kami lagi di Apartemen Oka, tadi habis di jemput dari kantor, mampir sini dulu. Ambil perlengkapan Oka buat Dinas.

Aing ditinggal mulu !!

"Oka."

"Hm?" dasar babang arab, di panggil jawaban cuma ham hmmm. Sariawan apa ngantuk, Kayaknya menikmati banget kalau dia sudah tiduran, terus di elus-elus gini kepalanya. Rasanya aneh aja sih kami berdua dekat tapi berasa kurang.

"Kapan kamu halalin aku ?"

"Hah ? Bentar, gimana ?" Akku langsung kaget saat Oka bangun dan duduk tegak. Tadi aku emang ngomong apaan sih.

"Apanya ?" Tanyaku heran, dan lihat Oka malah tertawa kecil. Oka merapihkan anak rambutku dengan lembut. Saat aku sadar tadi ngomong apaan, jadi salah tingkah gini. Aku mencari duduk nyaman dulu. "Maksudnya tuh, apa ya. Hmm kapan di pacarin ? Gitu maksudnya."

"Masih jaman pacaran ?"

"Ya iyah lah masih." Kataku gemes, Oka ertawa lepas. "Yakali deket tapi nggak ada status. Nanti kalau aku dekat sama cowok lain, pada mikir aku ini cewek murahan lah. Cewek gampangan lah. Ogah amat."

"Dekat itu nggak perlu pacaran, udah bilang sayang, terus jaga hati aja. Emang kurang ?"

"Nanya lagi. Tapi emang kapan kamu bilang sayang ?"

"Sekarang," aku menatap Oka dengan wajah bodoh.

Wadepak !!!

Kok langsung bahagia gini ?!

Bangke !!! Ah seneng !!.

"Oka"

"Ngapain dengerin omongan orang, kalau kamu nyaman dengan yang kamu jalani."

"Jadi kamu nggak mau pacaran ?" Kesal nih aku, yakali dekat tanpa status.

"Kamu dekat sama aku tanpa status, ataupun ada status, dan saat kamu dekat sama oranglain.kamu aman dan nyaman. Aku nggak bisa larang, itu hak kamu. Buat apa dengerin kata oranglain. Memangnya mereka yang jalanin, mereka yang ngasih kamu makan ?" Aku menggeleng. Nggak paham sumpah.

MOVE ON DAN MAKAN ( KELAR )Where stories live. Discover now