Chapter 17

3.6K 450 32
                                    

Akhirnya sampe juga depan gerbang. Aku langsung bernafas lega. Ku lihat depan rumah ada sebuah mobil --- kamprett !! Itu mobil si Arka. Dan -- kenapa aku tidak minta dia aja sih yang jemput !?. Marah untuk Arka aku pending dulu, sekarang masuk aja.

"Assalamualaikum," salamku dan yang jawab ucap salamku si mahluk kutu. Rapi aja nih bocah mau kemana kali.

"Wallaikumssalam." Dia senyum dan kayak biasa cengengsan. Ku teliti pakaian dia dan --- busett pake kolor gitu.

"Mau kemana ente ?" Bahasaku dibuat-buat arab. Duh ini jangan bilang tertular babang arab.

"Nongkrong lah." Jawabnya enteng. Ck.

"Nggak. Masuk sana."

"Apaan sih lo ? Masih jam 8 kali." Dia menatapku keheranan.

"Ya pokoknya jangan main titik."

"Dih gila."

"Pokoknya lo nggak boleh main ! Enak aja. Gue capek baru datang lo mau main. L"

"Ya hubungannya apa cantik ?" Kok dia malah ngeselin sih. Nggak bisa di biarin nih bocah.

"Ya pokoknya lo jangan main."

"Bodo." Arka langsung mau pergi dan aku tarik bajunya sambil ancam dikit.

"Gue pecahin nih kaca mobil lo." Terlihat dia langsung menoleh ke arah mobilnya yang terparkir cantik. Biarin.

"Lo tuh ya --- ibu !!!" Haduh malah manggil istrinya om Teguh nih. Setan. Nih adik ngapain manggil ibu segala.

"Lo ngapain pake manggil ibu Nurhaliza segala !? Masuk sana." Dengan gregetan aku langsung jitak keningnya. Dia mengaduh dan aku bodoamat.

"Kak please gue ada janji sama anak RT ini," Arka memohon dan sambil lihat handphone gitu. Janjian sama siapa sih ini bocah ?!.

"Nggak mau pokoknya." Aku melipat tangan di dada dan menatapnya tajam. Dia meringis, aku tersenyum licik.

"Kamu nggak di kantor, di rumah ngajak orang debat mulu." Suara seseorang dari arah dalam membuat tatapanku pindah.

Badebah !.

"Pak Danu ? Bapak di ini ?" Sist, pak Danu bos.sesialan aku ada di rumah ? Kapan munculnya ?.

"Pulang kerja biasakan masuk rumah. Bukan marahin orang." Bukan menjawab malah menasehati. Ck !

"Tapi----

"Ada apa lagi sih kakak-adik ini ? Ibu lama-lama kayak punya anak kembar aja." Datanglah istrinya pak Teguh sist. Aku yang melihat ngeri pas ibu langsung seolah interogasi aku.

"Itu bu,.si Arka mau main." Ibu langsung menggeleng dan menjewer kupingku.

Jahat kan istri bapak Teguh ini !?.

"Ya kan emang biasanya dia main,"

"Ya tapi nggak boleh pokoknya."

"Bebiasaan banget kamu. Adek kamu biar punya kegiatan lah. Dia main sama anak sebelah sini juga." Ibu menatapku dengan gelengan kepala.

Duh ibu itu kepalanya nggak pegel ?.

"Ya tapi---

"Dah gue nggak jadi main." Potong Arka yang langsung melongos masuk rumah kembali. Arka ini sist, dia nggak suka lihat aku ribut sama ibu. Meski ribut hal tidak faedah. Kalau kata Arka tuh berisik.

"Kamu tuh jadi kakak heran deh ibu. Adiknya mau main kok di larang ? Mandi sana. Ibu mau bujuk Arka dulu." Omel ibu dan langsung menggeleng. Duh ibu mah giliran aku main di kampung sebelah aja suruh Arka ngawal. Giliran si kutu aja di biarkan.

MOVE ON DAN MAKAN ( KELAR )Where stories live. Discover now