Chapter 13

3.3K 458 37
                                    

Seharian di kantor aku selalu menghindari pak Danu. Masih takut atas ucapan dia di telpon kemarin. Sist, cara terbaik adalah nyibukin kerja.

Baguss !!!

Tiap pak Danu menyuruhku kesana. Aku selalu minta tolong salah satu OB, atau siapapun. Pokoknya aku menghindar.

Jessie : Kunyukk !! Cus ruangan gue. Udah balik nih gue, kangen kan lo ?.


Me : Ahh cewek sarap !!! Siap !! Gue otewe.

Setelah mendapatkan pesan WA dari Jessie. Aku langsung ngacir, untung jam istirahat. Pokoknya semua yang aku alami harus aku ceritakan. Tidak boleh terlewati. Ku ketuk pintu ruangannya, meski kami berteman atau kenal deket. Tapi peraturan kantor adalah harus kami patuhi.

"Masuk." Jessie tengah asik dengan sebuah berkas. Tumben ini bocah sibuk di jam makan.

"Psttt.... shhhhh" dia menoleh dan yeach heboh kayak bu RT menang arisan. "Lepasin kamprett !!! Engap pea." Gila aja aku di peluk udah benar-benar hilang nafas. Dia malahan asik tertawa dengan bahagianya menceritakan tentang kerjaan dan sekalian liburan, katanya.

"Gila Dell, gue senang banget sumpah. Pak Danu tau aja gue butuh liburan."

"Iyah lo enak, gue ? Buntung."

"Duh sabar ya. Tapi Dell, gue denger bos marah-marah gitu ke pak Yadi. Masalah apa ?" Jessie langsung menyuruhku duduk di kursi kosong. Dia ini arsitek jadi punya ruangan sendiri, makanya dia sering ke luar kota.

"Nggak tau gue juga."

"Bohong banget lo." Aku langsung menceritakan apa yang terjadi. Dari soal tante Mila dan soal amarah pak Danu. Kulihat Jessie menikmati banget cerita aku. Terlihat mulut si Jessie sudah gatel ingin berkomentar. Aku sumpel lagi dengan cerita pipi cireng, babang Arab dan bu Bella.

"Oke stop Dell. Gatel ini mulut kepengen komentar."

"Hmm ?"

"Jadi sekarang lo menghindar dari pak Danu ?" Aku mengangguk mantap tanpa ada ragu. Kulihat Jessie menggeleng dan seolah berfikir -- muka dia langsung antusias.

"Masa pak Danu naksir lo sih !? Perempuan gagal move on setengah mampus gini lagi." Lanjutnya yang ku balas dengan cibiran. Dasar kutu kudanil, bukannya aing di bela, malah di cela, kan kampret.

"Udah ceritanya ya, nah gue mau balik. Jam makan udah kelar. "

" Emang udah makan lo ? " aku membalas dengan senang hati. Jessie malah kesal begitu. Emang makannya nggak di kantin, tapi di ruangan. Ini niat banget hindari sosok bos sesialan.

" Dah gue keluar ya. "

" Tapi Prill gue--belom makan. "

" Ya nasib lo. " aku sudah ada di dekat pintu ruangan Jessie. Dan lihat kutu kudanil ini lagi mencek-mencek karena diajak ngobrol bukan makan.

" Setan !!! Perempuan gagal move on lo !! " dengan kesal dia berdiri dan menatapku jengkel. Nah kutu lagi ngamuk, maka aku harus pergi.

" Biarin !! " jawabku enteng dan pergi.

" Prilly !!!!! " aku ingin tertawa mendengar teriakan maut dari Jessie. Uh suara dia itu kayak habis nelen toa.

MOVE ON DAN MAKAN ( KELAR )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang