Chapter 47

3.6K 467 262
                                    

Gedung begitu rame, iyah lah kan ini pernikahan anak kutu gajah. Akhirnya si Jessie nikah. Kalian jangan pada mikir kalau, aku kan, mau liburan ? Salah besar !! Iyah liburan. Tapi liburan ke rumahnya si babang arab, jadilah ketemu Bu Indah dan pak Ilham. Tau ngapain di sana ? Nemenin si babang arab ngurus anak ikan. Dan perlu kalian tau, babang arab itu punya peliharaan ikan. Oh maygat !!! Jangan shok tolong. Cukup aku saja seperti manusia idiot kala itu.

"Kak, kapan memburunya ? Asli udah lapar gue." Kupukul saja tangan si Arka, ini anak kok dalam keadaan hajatan masih sempet aja ngajak kuliner.

"Sebentar napa. Ibu sama Ayah di mana ? Dari tadi gue lirik sana-sini kok nggak ada sih ?"

"Ayah sama Ibu ? Lo lihat noh di ujung sana." Aku mengikuti arah telunjuk tangan si kutu. "Lo lihat kan, Ayah sama Ibu lagi sibuk. Sibuk ngobrol, maksud gue." Dasar ya tuh Bapak penghulu, anaknya di tinggal di sini. Mana si Jessie songong lagi. Mentang-mentang jadi ratu sehari.

"Oke. Kuy ah cari lapak meja isinya risol." Kataku antusias, si Arka langsung terbahak. Ayah Alif sama Mas sesialan, sudah pulang. Tadi aku juga sempet nemenin Ayah dulu. Dan kata Mas sesialan, dia males lama-lama di sini. Padahal aku yakin, si Tita pipi cireng itu masih mau di sini.

"Mau ngerusuh ?" Pinggangku tertarik kebelakang, dan pelaku alias biang kerok. Malah senyum so manis. "Udah lapar ?"

Aku mendengus kesal. Ini apaan sih babang arab, pake nahan aku segala. Dikira aing bocah apa ?. Sedangkan Arka sudah entah kemana. Duh babang ngapain sih nemplok gini. Kayaknya dia baru datang deh, soalnya aku ke sini kan bareng Ayah, Ibu dan si kutu Arka. Kagak bisa lepas lagi ini ranggkulan.

"Oka. Please laper banget." Oka terkekeh kala mungkin lihat wajah melasku. Aneh ini babang polisi, makin kurang di ajar. Udah bisa lebih ngeselin sih. Sumpah. Lihat tampangnya kayak nggak ada dosa aja. Kayak pas mau ngajak liburan, mukanya udah meyakinkan banget. Eh taunya ngajak ke rumah dia. Dan malah berujung aku menonton aksi gila babang arab. Ngobrol sama ikan, mandiin ikan. Dan elap Aquarium dengan pakek perasaan kayaknya. Dan lebih parahnya, ikan-ikan peliharaannya di bawa ke Apartemen. Aku yakin, nanti Oka akan sibuk sama ikannya.

"Lapar banget ?" Ngeyel banget sih ini anak. Aku cubit saja pinggangnya, bukan mengaduh, malah tertawa dan mencium hidungku. Ya Allah ini dia spontan apa sengaja, atau pura-pura so romantis ?.

"Asli lapar." Kataku setelah menguasai kebodohan yang di buatnya. "Lepasin ini rangkulan."

"Nggak. Ayo aku antar," hah ? Nggak salah dia mau antar aku ? Aku curiga deh. Jangan-jangan dia habis makan jatah si ikan lagi. Jadi so romantis gini.

"No." Percaya gaess, kalau Oka ikut saat aku mau makan, lebih baik di cegah. Kenapa ? Pasti dia membatasi makanan aku.

"Oke." Balasannya tenang. Ini dia kagak salah makan atau apa gitu.

"Oka ?"

"Hmm ?"

"Kamu kemana gitu. Nempel mulu sama aku ?"

"Emang nggak boleh ?"

"Bukan nggak boleh, tapi anu --- gimana ya ?"

"Kita nggak pacaran ?" Tanyanya yang langsung aku tanggapi dengan anggukan cepat, kudengar helaan nafas yang tenang. Duh babang arab kagak ada jeleknya deh. Sifat ? Oke. Muka ? Oke. Mapan ? Jangan dimtanya lagi.

"Oke" jawabnya yang bikin aku kesal. Dia jawab oke ? Hohoho jangan mimpi kamu Adellia !!. Aku mengangguk tersenyum. "Sekarang kita pacaran, aku pacar kamu dan kamu pacar aku." Katanya yang habis cium keningku, Allahu akbar. Kenapa Oka jadi manusia yang -- ah tau ah.

MOVE ON DAN MAKAN ( KELAR )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang