Chapter 21 - Memori dan Masa Kini

5K 555 166
                                    

Naruto©Masashi Kishimoto
.
.
.

Naruto meletakkan sumpitnya dengan perasaan puas. Di meja terlihat piring-piring dan mangkok kosong yang tersebar merata di depan Naruto. Sesuai keinginannya, Naruto benar-benar memesan makanan yang diidam-idamkannya dari tadi. Seporsi steak wagyu, dua mangkuk ramen, salad buah dan sayur (ini paksaan Sasuke) juga sepotong tiramisu. Yang masih utuh hanya sepiring maccaron warna-warni. Sasuke sendiri hanya menghabiskan seporsi steak wagyu dan salad sayur dengan ekstra tomat.

"Aku heran, makanan sebanyak itu masuk ke dalam tubuhmu, tapi kenapa badanmu segitu-gitu aja."

"Metabolisme tubuhku cepat! Ngomong-ngomong. Aku penasaran deh, kita nungguin siapa?"

"Juugo."

"Juugo?"

"Temanku. Kamu masih ingat ini, kan?"

Sasuke mengeluarkan sesuatu dari saku celananya. Sebuah kotak biru dongker yang sama persis dengan kotak yang Naru lihat di profil Line Sasuke.

"Ah!! 119!"

Sasuke tersenyum  saat mendengar jawaban Naruto. Lalu dia menyerahkan kotak tersebut ke Naruto.

Naruto menerimanya dengan muka bingung. Maksudnya dia disuruh buka sendiri gitu? Kan biasanya kalau orang melamar tuh yang ngelamar yang bukain kotaknya sambil berlutut gitu kan ya? Kok Sasuke enggak? Tapi, memangnya Sasuke mau ngelamar Naruto? Naruto sudah mikir yang tidak-tidak saja.

"Buka saja" ucap Sasuke pelan.

Naruto memandangi kotak ditangannya lagi. Lalu perlahan-lahan dia membuka kotak itu. Naruto tercengang.

"Maksudnya apa ini, Teme?"

"Maksudnya ya itu."

"Kotak ini kosong, Teme."

"Karena sengaja kukosongkan."

"Lalu kenapa kamu kasihin ke aku kalau kosong!!"

Lama-lama Naruto gemas sendiri mendengar jawaban Sasuke. Ngapain coba Sasuke kasih kotak kosong begini. Mending kalau isi kotaknya voucher makan ramen gratis 100x. Pasti Naruto sudah lompat-lompat kegirangan.

"Karena isinya masih dibawa Juugo, Sayang."

"oohh... jadi penasaran deh... 119 itu apa ya?"

"Nanti juga kamu tahu."

Naruto manggut-manggut sok paham. Meletakkan kotak bewarna biru dongker tersebut di atas meja. Lalu tangannya beralih mengambil sepotong kue maccaron lalu menggigitnya sedikit demi sedikit.

"Ngomong-ngomong Naru, Kyuubinee pernah mengirimkan pesan kepadaku."

"Ehh? Kalian saling mengirimkan pesan?"

"Tidak terlalu sering, hanya jika Kyuubi tidak bisa menghubungi Aniki atau saat Kyuubi memang butuh bantuanku."

"Ohh... Kyuunee kirim pesan apa?"

"Dia bilang kamu pernah terangsang hanya dengan melihat tanganku di foto?"

Muka Naruto bersemu kemerahan mendengar ucapan Sasuke. Dasar Kyuubi tidak bisa menjaga rahasia.

"Pantas saja saat kita bercinta, kamu selalu mengulum jariku dengan bersemangat. Ah... aku jadi horny lagi."

Rasa-rasanya Naruto ingin menjitak kepala Sasuke saat ini juga jika saja mereka tidak berada di tempat umum. Gini-gini Naruto masih tahu tata krama.

"Ng... Ngomong-ngomong, gimana keadaan Kyuunee ya di tempat Itachinii?"

"Rasanya saat lidahmu menjilati jari-jariku itu membuat Sasu Junior di bawah sana semakin membengkak. Ah.. Juugo lama sekali. Aku sudah tidak sabar untuk menindihmu sa.."

WishWhere stories live. Discover now