1. Menarik perhatian Denis

4.9K 543 33
                                    

Nina mematut diri di depan cermin besar yang ada di kamarnya. Ditatapnya pantulan dirinya di sana. Rambut panjangnya digelung ke atas dengan rapi, membuat leher putih mulusnya terlihat jelas. Sedang wajah belianya sengaja dipoles dengan make up yang cukup tebal untuk mempertegas kesan dewasa, apalagi ditambah dengan lipstik merah menyala di bibirnya. Tak ketinggalan, gaunnya juga berkesan dewasa yang membentuk lekuk tubuh mungilnya. Gaun hitam polos tanpa lengan yang cukup ketat.

"Nina!" Mata Mamanya membesar sempurna. Arumi benar-benar terkejut melihat penampilan putri semata wayangnya. Dihampirinya Nina dari ambang pintu.

"Kamu ngapain dandan begini?" Arumi memutar tubuh Nina menghadapnya.

"Nina mau kelihatan dewasa Ma, biar Kak Denis suka!" Nina mengerucutkan bibirnya.

"Ya ampun! Tapi ini dewasa banget, udah nggak cuma dewasa aja Sayang, tapi kelihatan wanita nakal," ujar Arumi tak habis pikir dengan ulah Nina yang terus saja berusaha menarik perhatian Denis. Ia tahu putrinya itu sudah hampir setahun ini menaruh hati pada Denis.

"Bagus dong Ma, kita lihat nanti reaksi Kak Denis gimana. Oke?" Nina tersenyum lebar sambil menaik-turunkan alisnya.

Arumi menghela napas melihat putrinya itu. "Yaudah terserah. Ayo ke bawah, Papa udah nunggu".

Sesampainya mereka di bawah, Marhan terbelalak melihat penampilan putri kesayangannya.

"Apa-apaan ini!" Marhan beranjak dari sofa yang ia duduki. Didekatinya putrinya itu dan istri tercintanya.

"Uhhh Papa jangan marah. Nina kayak gini kan juga bareng Mama sama Papa. Nina mau lihat reaksi Kak Denis aja gimana, siapa tahu hatinya jadi luluh. Tertarik sama Nina yang kelihatan lebih dewasa," cerocos Nina dilengkapi cengiran di akhir.

Marhan dan Arumi saling bersitatap. Pada akhirnya mereka juga akan selalu mengikuti kemauan Nina jika mengenai yang satu ini. Lagian, menurut mereka Nina jatuh cinta pada orang yang tepat. Denis pria yang baik dan juga matang, dari segi kepribadian maupun karir. Namun pernah sekali, Marhan memberi kode pada Denis agar mendekati putrinya itu tapi pria itu menolaknya dengan halus.

"Ya sudah!" ucap Marhan juga, membuat senyum Nina semakin mengembang.

***

Mereka bersisian memasuki ballroom salah satu hotel ternama seibu kota itu. Karina, Mami Denis membuat acara malam ini khusus untuk merayakan keberhasilan Denis yang sudah memenangkan tender untuk pertama kalinya tanpa bantuan Gilang. Acara itu dihadiri oleh kolega bisnis dan orang-orang terdekat saja.

"Kamu jangan terlalu pecicilan sama Denis ka-" Belum sempat Arumi menyeselaikan ucapannya Nina sudah melengos melepas rangkulan di lengannya, berjalan menghampiri pria pujaannya itu di depan sana, yang membuat Arumi geleng kepala.

"Kak Denis!" Nina langsung memeluk erat lengan Denis, tak peduli dengan tatapan orang di sekitarnya.

"Jangan bikin malu," bisik Denis pelan di telinga Nina.

Nina mendongak, bibirnya manyun menatap Denis. "Kok ngomong gitu sih Kak? Bukan bikin malu, tapi kita kelihatan so sweet..," ucap Nina dengan gaya yang diimut-imutkan, membuat Denis mendengus seraya memutar bola matanya.

"Selamat ya Kak, semoga ke depannya Kak Denis makin sukses," ucap Nina tulus. Terlihat dari pancaran matanya yang juga tulus. Bukan Denis tak melihat itu, ia melihatnya dengan jelas. Tapi ia tak mau menanggapi, sekali ia tanggapi maka gadis itu akan besar kepala dan semakin nekat terus-terusan mengejarnya.

Modern Fairytale (slow update)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang