7. Berubahkah?

2.9K 403 95
                                    

Alhamdulillah bisa up Nina-Denis. Makasih banyaaakkk untuk yang selalu nungguin cerita mereka❤️ Jangan lupa bintangnya⭐️ yah teman-teman. Ramaikan kolom komentarnya. Bakar-bakar-bakar-bakar semangatku biar bisa cepat update 🔥🔥🔥🔥🔥💪😂

Selamat membaca!

Pagi menyapa, matahari perlahan mulai naik memancarkan cahaya ke seluruh penjuru negri. Burung-burung yang hinggap di dahan pohon bersiul di pagi buta tadi sudah terbang meninggalkan tempatnya. Orang-orang pun mulai melaksanakan aktivitasnya. Tampak dari ramainya jalanan oleh kendaraan yang hilir mudik. Sementara Denis masih terlelap di kamarnya, Nina sudah bangun dan kini tengah memanggang beberapa lembar roti tawar pada toaster sembari bersenandung ceria. Setelah siap, ditaruh tumpukan rotinya di piring ke atas meja makan dan beberapa cup selai seperti rasa cokelat, kacang dan strawberry juga.

Nina meninggalkan ruang makan menuju kamar Denis. Keningnya mengernyit heran, sudah pukul tujuh lebih Denis belum juga keluar. Apa suaminya itu tidak ingin berangkat bekerja? Melihat dari sikap Denis, sepertinya tidak. Denis adalah si penggila kerja. Buktinya, Denis merelakan liburan bersamanya dan memilih ke kantor di hari pertama setelah mereka menikah.

"Kak! Kak! Kak Denis belum bangun yah? Emang nggak pergi kerja? Kak!" seru Nina dari luar sembari mengetuk-ngetuk pintunya.

"Kak! Kak! Kak Denis!"

Suara itu mengganggu tidur Denis. Perlahan digerakan badannya mencari-cari posisi terenak untuk lebih terlelap. Si Nina ingusan itu bisanya mengganggu saja!

"Kak! Kak Denis! Kak, ini udah hampir tengah delapan loh. Kak!"

Denis seketika membuka mata selebar-lebarnya. Tengah delapan?! Denis mengangkat kepalanya dan langsung menoleh pada jam dinding yang jarum pendeknya mulai menyentuh angka delapan.

"Sial!" umpat Denis. Cepat ia bangkit lalu tergesa-gesa memasuki kamar mandi.

Nina yang mendengar suara pintu tertutup cukup kuat menghentikan gerakannya. "Kayaknya udah bangun deh," gumamnya perlahan menjauh dari sana.

Tak sampai lima belas menit Denis keluar dari kamarnya sembari membetulkan ikatan dasi di lehernya, sementara jasnya tersampir di lengan kirinya. Ia berjalan memasuki ruang makan. Dilihatnya Nina yang tengah meletakan jus jeruk dan segelas air putih di atas meja. Gadis itu masih mengenakan gaun tidur hello kittynya dengan rambut yang diikat asal ke atas. Melihat wajah Nina yang polos tanpa polesan apa pun, cantik... bisik Denis dalam hati.

Astaga! Apa yang barusan dikatakannya? Tidak, tidak! Denis menggelengkan kepala kuat. Ini pasti hanya karena pertama kalinya melihat Nina begitu. Selama ini gadis itu selalu memoles make up tipis berkesan natural di wajahnya. Denis hanya... sedikit terkesima. Sedikit. Yah, sedikit.

"Pagi, Kak!" Senyum lebar Nina menyapa Denis.

"Pagi," jawab Denis datar sambil mengambil tempat duduk berhadapan dengan Nina yang kini menyeruput setengah susu cokelat hangatnya.

Denis meletakan jasnya di kursi sebelahnya. Denis hendak mengambil satu lembar roti namun cepat didahului Nina.

"Biar Nina aja, Kak." Nina mengambilnya. "Kak Denis mau selai apa?" tanyanya. Yang dijawab dengan jari telunjuk Denis mengarah pada cup selai rasa kacang. "Oke! Nina harus ladeni Kak Denis. Apa pun pokoknya Nina usahain untuk nyenangin Kak Denis. Kan udah seharusnya seorang istri menyenangkan hati suami," kemudian Nina menyengir kuda sembari menyodorkan roti yang sudah diolesinya itu.

Denis hanya bisa diam menerima roti itu. Suka hati Nina saja mau mengatakan apa pun yang ia mau.

"Nina tahu dari Mami, kata Mami Kak Denis suka minum jus jeruk di pagi hari dan minum segelas air putih sebelum pergi kerja. Tadaaa... Nina bangun pagi-pagi nyiapinnya." Ekspresinya penuh dengan kebanggaan.

Modern Fairytale (slow update)Where stories live. Discover now