13. Sesuatu yang aneh

1.6K 236 72
                                    

Akhirnya kita jumpa lagi, dan ini udah 2020 😆 Maafkan aku baru muncul. Semoga kalian masih suka.

Tekan bintangnya yah ⭐️
Selamat membaca!
***

Denis masih mengacungkan telunjuknya lengkap dengan raut wajah yang bermuatan amarah dan sepertinya sudah siap untuk meledak. Tanpa diperintahkan begitu saja ingatannya kembali pada saat makan siang seminggu yang lalu.

Denis membawa Lolita ke cafe yang lumayan jauh dari kantor. Cafe itu tidak begitu berkesan mewah, bahkan masih bisa dikunjungi oleh kalangan menengah. Maka tak heran begitu banyak pengunjungnya. Alasannya memilih kemari agar bisa menghindari Nina. Gadis manja sepertinya tidak akan selera mampir ke cafe sederhana begini. Jadi ini pilihan tepat pikir Denis. Namun sayang sungguh sayang, ekor mata Denis menangkap sosok menjengkelkan itu di ujung sana. Denis menarik napas gusar.

"Ada apa?" Lolita melihat perubahan emosi yang ditunjukkan Denis.

"Nggak papa," Denis tersenyum dan melanjutkan makannya kembali.

Beberapa menit berlalu, entah mengapa ia tertarik untuk melihat ke arah Nina lagi. Denis perlahan mulai mendongak mengalihkan tatapannya pada piring berisi spageti lalu kini pada Nina yang ternyata bersama seorang pria. Denis ragu menyebutnya pria, Nina dan temannya itu masih bocah ingusan. Denis tersenyum sinis. Belum lagi sepenuhnya tatapannya beralih ia langsung menoleh kembali menatap tajam kedua orang di ujung sana yang tidak menyadari keberadaannya.

Apa-apaan ini?! Nina dan laki-laki itu tampak begitu akrab, sampai-sampai Nina yang statusnya sebagai istrinya dengan senang hati menerima suapan dari laki-laki itu. Denis menggenggam erat sendok dan garpu di tangannya. Rautnya sungguh tak bersahabat. Ditambah lagi kini laki-laki itu memasangkan satu tali handsfree di telinga Nina dan yang sebelahnya lagi untuknya. Mereka tersenyum lebar bersama sambil bersenandung dilihat dari gerakan bibir keduanya yang sama.

Cih, dasar gadis ingusan licik dan pembohong! Menjebak Denis dalam pernikahan. Dia yang mengatakan cinta, hanya ada Denis di hati dan hidupnya. Tenyata? Entah mengapa hal ini mampu melukai ego Denis yang dari awal sudah mantap tak menganggap Nina dalam hidupnya.

"Kamu! Kamu nggak mikir apa kata orang hah?!"

"A-a..pa?"

Nina menelan ludah susah payah melihat kemarahan Denis yang tidak seperti biasanya jika ia mengganggu pria itu. Apa yang terjadi tanya Nina di dalam hati. Ia bingung. Hampir dua minggu tak berkomunikasi langsung dan kini Denis malah datang padanya dengan kemarahan. Bukannya terbalik, ya?

"Aku lihat kamu seminggu yang lalu sama laki-laki di cafe. Kalian kelihatan akrab, kamu nggak mikir apa kata kolega bisnis ku dan papa mu jika mereka melihat kamu dan teman lelaki mu itu?"

Nina hendak membuka bibir untuk menyanggah namun langsung dipotong cepat oleh Denis.

"Belum lagi kamu upload story di Instagram sama laki-laki itu. Nggak mikir ya?"

Lagi, Nina ingin menyanggah tapi dipotong cepat oleh Denis.

"Satu lagi, jangan kamu pikir aku begini karna perhatian atau cemburu. Aku hanya nggak mau harga diri ku turun menjadi rendah di mata orang lain. Istri Denis kencan dengan laki-laki lain. Hanya itu. Harusnya kamu mikir sebelum bertindak," Denis menurunkan telunjuknya yang sedari tadi mengacung di depan hidung Nina. Setelah itu Denis pergi dengan membanting pintu kamar Nina dengan keras.

Nina langsung meluruh di lantai. Menangis dalam kesendirian sudah menjadi kebiasannya setelah memutuskan jatuh hati pada Denis. Kata-kata Denis terakhir seperti garam yang ditabur diatas luka yang masih berdarah dan menganga. Sakit. Pria itu bukan perhatian atau cemburu, ia hanya takut harga dirinya turun. Setidak penting itu kah Nina dalam hidupnya?

Sudah berulang kali hati ku terluka karena mu. Berulang kali pula hati ku tetap berseru meneriakan nama mu. Sampai kapan?

***

Ke-esokan paginya Denis masih sarapan sendiri. Denis menunjukkan wajah datar. Ia mengambil sendok lalu menuangkan nasi goreng ke dalam piringnya. Denis makan dengan hening. Biasanya jika ada Nina paginya akan begitu bising dengan cerita dan rengekan tidak penting Nina.

"Ada apa ini?" Denis menghela napas kasar. Diletakkan sendoknya cukup kuat hingga menimbulkan suara, membuat Bi Idar langsung tergagap dari arah belakang yang tengah mengantarkan jus jeruk untuk Denis.

"Ini jusnya Mas Denis," suara Bi Idar bergetar karena takut. Ini pertama kalinya ia melihat aura Denis begitu seram. Setelah itu Bi Idar cepat-cepat kembali ke dapur.

Denis bingung dengan dirinya sendiri. Harusnya ia tidak mementingkan gadis ingusan itu. Hubungannya dengan Lolita kini jauh mengalami peningkatan. Sepertinya wanita itu sudah membuka diri untuknya. Bahkan malam ini Lolita sudah berjanji mengundangnya makan malam di rumahnya.

Lagi-lagi Denis menghela napas kuat sebelum ia membuka ponselnya. Beberapa pesan di Whatsapp tampak di layar utama karena ia mengaktifkan notifikasi pada aplikasi chat tersebut. Denis langsung tertarik pada chat Gilang yang membuatnya entah mengapa penasaran dengan kalimat terakhirnya kayaknya Nina lagi pedekate sama teman kampusnya.

Denis membuka chat dari Gilang dan ada satu video yang dikirim sepupunya itu. Ketika diputar tampak lah Nina dan laki-laki yang dilihatnya seminggu lalu tengah menikmati sarapan bersama di kampus. Video ini dari status Whatsapp Nina yang direkam balik oleh Gilang. Denis memang tidak menyimpan nomor Nina di kontaknya, mungkin karena itu Gilang mengirim untuknya. Video itu diberi keterangan Breakfast with brader terbaik guehh🤘

Menggelikan! Denis tertawa sekilas. Ini tidak benar. Ia mungkin hanya merasa sedikit kehilangan. Ulangi, hanya sangat-sangat sedikit kehilangan. Tidak lebih. Biasanya Nina yang ceria seperti itu selalu ada di pagi harinya.

"Benar-benar aneh. Tapi apa pun itu, lupakan Denis. Malam ini adalah makan malam pertama mu dengan Lolita," Denis mengulas senyum terbaiknya.

Tbc

Terimakasih jika masih ada yang baca, vote dan komentar. Semoga aku bisa update next part minggu depan ya 😊

Love you,

lotuscrown

21-03-2020

Modern Fairytale (slow update)Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon