8. Harapan Denis

2.3K 406 74
                                    

Nina menutup pintu kamar Denis. Helaan napas lolos dari sela bibirnya. Sebelah tangannya terangkat menyentuh dada. Entah kapan Denis bisa membuka hati untuknya? Seandainya mereka bisa tidur di kamar yang sama, Nina yakin lama-kelamaan karena terbiasa Denis pasti bisa membuka hati untuknya. Bukankah cinta itu datang karena terbiasa?

Dengan bahunya yang turun Nina berjalan gontai. Belum tiga langkah dari sana, pintu kamar Denis kembali terbuka. Menyuguhkan pria tampan itu di ambang pintu.

"Nina...," suara itu terdengar merdu. Nina mengerjabkan mata berkali-kali. Denis tersenyum lembut ke arahnya sambil salah satu tangannya terulur ke depan mengisyaratkan agar Nina mendekat.

Benarkah?!!!

Nina menutup mulutnya agar tak mengeluarkan isak tangis bahagia.

"Kamu boleh tidur disini," Denis lagi-lagi tersenyum. Nina langsung berlari menubruk tubuh gagah itu.

"Hey! Hati-hati."

"Beneran, Kak?" Nina menengadah menatap wajah Denis. Nina tak percaya Denis berubah pikiran secepat ini. Baru saja tadi pria itu menolaknya.

"Hm, kenapa? Kamu mau aku berubah pikiran lagi?" ancam Denis.

"Ehhh enak aja! Enggak lah!" Nina mengerucutkan bibirnya.

"Kalau begitu cepat masuk, aku mau tidur!"

Seperti kerbau dicucuk hidungnya Nina langsung masuk ke dalam. Denis lebih dulu naik ke atas tempat tidur, segera memejamkan mata. Nina dengan hati-hati dan masih tak percaya mengikuti Denis berbaring di sebelahnya. Nina menatap Denis tak berkedip. Nina berdeham sebentar sebelum mengucapkan keinginannya.

"Kak, Nina boleh peluk?" tanya Nina takut-takut.

"Kamu ini!" Denis langsung membuka mata menoleh ke arahnya. Denis berujar yang setelahnya membuat Nina memekik kesenangan. "Kemari!"

Nina cepat berguling di tempat tidur besar itu mendekati Denis memeluknya erat-erat. Nina bahagia sekali...... Entah kebaikan apa yang baru saja dilakukannya sampai mendapatkan balasan indah begini.

Nina memeluk Denis erat-erat. Saking bahagia dan gemasnya Nina tak bisa diam hingga mereka terjatuh di atas lantai.

"AW!!!" Nina mengusap-usap bokongnya yang sakit.

Nina seketika membuka mata. Diedarkan pandangannya ke sekitar. Wallpaper dinding berwarna pink, tirainya bermotif kupu-kupu, tempat tidurnya.... juga.

Ini kan kamarnya...

Astaga naga! Ia bermimpi!

Nina bangkit, gerutuan kesal keluar dari bibirnya. Ternyata hanya mimpi! Nina mengentak-entakkan kaki menaiki tempat tidurnya lagi. Kalau begitu, ia harus tidur manatahu bermimpi yang sama lagi. Saat sudut matanya menangkap jam dinding, seketika Nina berteriak histeris.

"Astaga!!!! Tengah sembilan!!!" Cepat Nina turun lagi dari tempat tidurnya. Jam sembilan pagi ini ia ada mata kuliah! Nina berlari kencang memasuki kamar mandi, hampir saja ia terpeleset.

Astaga Nina!

***

Nina mengembuskan napas kuat. Ia baru saja dikeluarkan dosen berkepala botak, berkumis tebal dan berperut buncit itu dari dalam kelas. Nina terus mengomel-ngomel tak jelas di sepanjang menuju taman kampus.

Nina duduk di sana, tampak masih ada beberapa mahasiswa yang lalu-lalang. Nina mengambil note Mickey Mouse berwarna merah dalam tasnya, mulai menulis kata-kata yang mungkin saja dibuatkan sebuah lagu olehnya. Nina mendongak memikirkan kata-kata apalagi yang harus ditulis. Tiba-tiba Nina langsung terperanjat melihat Bimo melewati taman menuju kantin belakang.

Modern Fairytale (slow update)Où les histoires vivent. Découvrez maintenant