[8]

2.9K 369 26
                                    

Doumo 🙆 haduhh udh berapa lama ya daku nelantarin cerita ini? Sebulan? Dua bulan? Tiga bulan? Tau deh sampe amnesia daku hehe 😂
Gomenne buat para reader yang minta lanjut cerita ini tapi belum daku lanjut-lanjut 😢 dan baru sekarang daku lanjutnya 😅
Pasti pada lupa sama nihh cerita yaa 😁😁😂😂

Happy Reading ~~


++++


Kau mengetuk pintu itu ragu-ragu takut pada sang penghuninya yang notabenenya adalah suamimu sendiri, padahal biasanya dirimu akan menyelonong masuk tanpa permisi dan tak memperdulikan tatapan tajam dari Akashi. Tapi sekarang dirimu sungguh takut bahkan untuk mengetuknya saja tanganmu sudah bergetar. Ini semua diakibatkan oleh kejadian kemarin malam yang dimana dirimu menuduh Akashi selingkuh dan Akashi yang tak terima dituduh seperti itu marah padamu, bahkan saat kemarin kalian baru saja sampai rumah Akashi dengan segera membuka pintu mobil dan berjalan masuk kedalam rumah tanpa melirik dirimu, dan didalam rumah pun Akashi langsung masuk kedalam kamarnya dan menutupnya dengan keras sehingga menimbulkan suara yang memekakkan telingga. Untung saja kemarin malam ibumu sudah tidak menginap dirumah ini lagi jika ibumu masih menginap mungkin dirimu sudah dihantam oleh banyak pertanyaan dari ibumu.

Lamunanmu terhenti begitu mendengar suara seseorang dari dalam ruangan yang pintunya baru saja kau ketuk.

"Masuk."

Dengan kata itu membuatmu melangkahkan kaki mendekat kearah pintu dan tanganmu memegang kenop pintu kemudian mendorongnya dan disana nampaklah sosok pria yang sudah rapih dengan setelan kemeja merah, dasi yang terpasang rapi pada lehernya, dan celana hitam tak lupa jas hitamnya.

"Seijuro, k-kau ingin pergi bekerja, ti-tidak mau sarapan terlebih dahulu?" Tanyamu tergagap takut akan respon apa yang nanti akan diberikan suamimu itu. Kau tau mungkin harga dirimu sudah turun dimata pria itu sekarang tapi mau bagaimana lagi niatmu cuma ingin meminta maaf, tapi kau terlalu gengsi untuk mengatakannya jadi kau berinisiatif untuk membuat sarapan sendiri hari ini.

"Apa urusanmu, aku mau sarapan atau tidak itu terserah ku, lebih baik kau urusi dirimu sendiri." Kau tertunduk mendapat respon seperti itu dari pria merah yang sedang berdiri membelakangimu, pria itu berbalik dan berjalan keluar kamarnya, tak menghiraukan dirimu yang masih tertunduk diambang pintu.


.

.

.


Akashi menuruni tangga sambil melirik jam tangannya, ia tahu bahwa perkataannya tadi sangat kasar, tapi toh dia masih kesal padamu yang menuduhnya selingkuh di belakangmu.

Cih. Akashi tidak serendah itu, ia masih punya martabat dan harga diri. Berselingkuh dibelakang pasangan sangat tidak cocok untuknya. Jika dia ingin selingkuh ia akan mengatakan kepada pasangannya secara terang-terangan bahwa ia memiliki wanita lain, tidak peduli pasangannya itu akan marah atau apa yang jelas ia sudah mengaku dan tak ada kebohongan yang ia sembunyikan.

"Tuan." Panggilan salah seorang pelayan menghentikan Akashi.

"Nande?"

"Tuan tidak sarapan dulu?"

"Iie aku akan sarapan dikantor saja." Ucapnya lalu lanjut berjalan namun lagi-lagi terhenti.

"Tuan, Nyonya yang membuat sarapan hari ini. Ia rela bangun pagi dan susah payah untuk membuatkan sarapan untuk Tuan. Apa Tuan tidak ingin mencobanya dulu?" Ucapan pelayan itu membuat Akashi membalikkan badannya dan melirik kearah meja makan, disana terdapat banyak makanan dan ada sup Tofu— makanan kesukaannya. Lalu pandangannya teralihkan pada sosok perempuan yang tengah menuruni tangga dengan langkah gontai dan kepala menunduk, perempuan itu berjalan menuju meja makan.

Akashi menghela napas lalu berjalan menuju meja makan dan duduk dihadapan dirimu yang belum sadar akan kehadirannya.

"Cepat makan dan habiskan semua makanan ini, aku ingin cepat bekerja." Ucap Akashi yang membuatmu mendongak.

"K-kau" kau terkejut mendapati Akashi duduk dihadapanmu mengambil piring lalu menyendok beberapa makanan yang sudah kau buat.

"Kau sudah susah payah membuatnya jadi cepat makan dan habiskan." Ucap Akashi yang membuatmu mengangguk semangat lalu mengambil piring dan menyendok beberapa makanan. Tanpa sadar kau menyunggingkan senyum.


.

.

.


Acara sarapan kalian telah selesai dengan segera Akashi bangkit dari duduknya dan berjalan menuju pintu keluar rumahnya, namun dirimu menahan Akashi. Sebelum pria itu bertanya kau sudah lebih dulu mengambil tisu dan membersihkan jas Akashi yang terkena sedikit noda.

"Jas mu kotor." Ucapmu sembari membersihkan jas Akashi yang sedikit kotor. Akashi hanya menatap diam dirimu.

"Apa kau ingin bersikap sebagai istri yang baik?" Pertanyaan Akashi membuat dirimu menghentikan aktifitas membersihkan jas Akashi dan kini dirimu tengah tersipu malu.

"Bukankah kau ingin bersaing denganku, atau sikapmu ini adalah salah satu strategimu?" Kau tertohok mendengar penuturan Akashi, entah kenapa hatimu sungguh sakit sekarang. Kau juga tak tahu kenapa dirimu bisa bersikap seperti ini pada Akashi.

Akashi menghela napas lalu berbalik dan berjalan menjauhimu. Sedangkan kau masih terdiam didepan meja makan. Perkataan Akashi masih terngiang dikepalamu, sungguh dirimu juga tak tahu kenapa bisa bersikap seperti itu. Kau tak keberatan sama sekali saat membuat sarapan untuk Akashi, kau sangat senang sekali saat Akashi mau memakan masakanmu, dan tadi dengan refleks dirimu ingin membersihkan jas Akashi yang terkena noda.


++++

-To be continued-

Marriage and Obsession [Akashi Seijuro x Reader]Where stories live. Discover now