[11]

2.4K 312 3
                                    

++++


"[Your Name]-san ada yang mencari mu." Ujar sekretaris mu membuatmu mengeryit bingung.

"Dare?"

"Seorang lelaki tapi dia tidak memberi tahu namanya. Tapi katanya ada hal yang penting yang ingin dibicarakan denganmu."

"Baiklah suruh dia masuk saja." Kau memyenderkan kepala pada kursi putar mu lalu kemudian menatap jam dinding yang menunjukkan sudah waktunya jam makan siang.

"Kau pasti sangat lelah." Ucapan seseorang mengalihkan pandangan mu dan didepan pintu ruang kerja mu sudah berdiri seorang pria yang wajahnya seperti pernah kau lihat, tapi dirimu lupa.

"Kau pasti lupa siapa aku." Selidik pria itu yang membuatmu menggangguk.

"Aku pria yang tujuh hari lalu yang tidak sengaja bertabrakan denganmu didepan bank, dan aku yang mengembalikan kartu identitas mu ketika kau tidak sengaja menjatuhkannya. " Ucap pria yang tidak kau ketahui namanya itu membuatmu memutar balik otak- mengingat kejadian 7 hari lalu.

"Ah ya aku ingat." Ucapmu ketika mengingat dimana kau dan pria ini bertemu.

"Ahh syukurlah. Sebenarnya aku kesini bukan untuk hal penting itu cuma alibi saja, jika aku tidak bilang begitu pasti kau tidak akan mau bertemu denganku, kau kan sangat sibuk." Ucap pemuda itu yang membuatmu tersenyum. Pemuda ini sangat ramah bahkan kalian hanya pernah bertemu satu kali saja dan itu pun tidak disengaja tapi sekarang sikap pemuda itu seperti sudah kenal lama denganmu.

"Ini, kau juga menjatuhkan kartu namamu waktu itu." Pria itu berjalan mendekat dan menaruh kartu namamu.

"Aku sudah kesini, tapi sekretaris mu bilang kau sedang berlibur dengan suamimu. Jadi aku kesini lagi sekarang."

"Ahh sebenarnya kau tidak usah mengembalikannya karena aku membuat banyak kartu nama itu. Tapi terima kasih."

"Wah suatu kehormatan buatku bisa mengobrol dengan CEO salah satu perusahaan terbesar di Jepang dan suatu kehormatan juga buatku jika kau bersedia makan siang denganku? Bagaimana?"

Kau memikirkan tawaran pemuda itu dan kemudian menyetujui nya, lagipula kau juga bosan dengan makanan yang ada di cafétaria perusahaan.

"Baiklah."


.

.

.

"Ah ya aku belum memperkenalkan diri, namaku Naka Hirito, aku juga memiliki perusahaan walaupun tidak sebesar perusahaan mu sih." Ucap pria yang bernama Hirito itu memulai pembicaraan sejak kalian berdua telah sampai ke sebuah restoran dekat perusahaanmu.

"Kau tidak usah membandingkan seperti itu."

"Apa tidak masalah jika aku mengajakmu makan siang? Aku takut suamimu akan salah paham nanti."

"Ah tidak usah khawatir dia tidak akan peduli."

"Maksudmu?"

"Kami dijodohkan dan disuruh menikah hanya untuk urusan bisnis. Jadi wajar dia tidak peduli padaku karena kami menikah bukan karena cinta." Jelasmu tersenyum miris yang membuat Hirito paham.

"Aku baru tau kukira kau dan Akashi Seijuro-san adalah pasangan yang harmonis."

"Kau kenal suamiku?" Tanya mu.

"Tidak ada yang tidak mengenal Akashi Seijuro didalam dunia bisnis." Kau membenarkan ucapan Hirito, mana mungkin seorang CEO perusahaan terbesar di Jepang tidak terkenal.


.

.

.

Sudah seminggu lebih sejak makan siang bersama Hirito. Kau dan pria itu jadi dekat dan selama itu pula kau dan Hirito sering makan siang bersama, seperti sekarang kalian tengah berada di sebuah café, menikmati secangkir kopi dan beberapa kue.

Kau tertawa mendengar beberapa lelucon yang pria itu lontarkan, Hirito benar-benar seorang teman yang sangat humoris dan kau menyukai sikapnya itu.

"[Your name]."

"Hai."

"Apa benar Akashi-san tidak pernah mengajakmu makan siang bersama?" Tanya Hirito tiba-tiba yang membuatmu berhenti tertawa.

"Ya, kecuali jika ada acara yang mengharuskan kami makan siang bersama." Ucapmu pelan kembali merasakan sesak jika membicarakan hubunganmu dengan pemuda crimson itu.

"Aku yakin pasti suatu saat kalian pasti akan saling mencintai." Ucap Hirito yang membuatmu tersenyum miris.

"Semoga saja."


.

.

.


Kau membuka pintu rumah dan mendapati Akashi yang tengah membaca buku di sofa ruang tamu. Kau mencoba mengabaikannya saja dan hendak berjalan kekamarmu.

"Okaa-san mu menginap disini." Ucapan Akashi barusan membuatmu berhenti melangkah.

"Eh benarkah?"

"Hai, dia sedang tidur dikamar tamu."

"Huh baiklah." Kau pun dengan terpaksa berjalan menuju kamar kalian yang hanya ditempati ketika salah satu keluarga kalian menginap dirumah.

Kau baru saja selesai membersihkan diri, dan langsung merebahkan diri diatas Kasur. Hari ini kau sangat lelah, pekerjaan kantor begitu banyak hari ini. Kau menatap sekeliling kamar dan tidak menemukan Akashi, kau pun hanya menggedikkan bahu tak peduli dan mencoba untuk tidur.

Ceklek

Suara pintu dibuka dapat kau dengar dan kau tahu siapa yang baru saja memasuki kamar, kau berusaha untuk tidak membuka mata begitu seseorang menaiki tempat tidur yang sama dengan mu.

'Ayolah [Your name] kau harus menetralkan detak jantungmu.' Ucapmu dalam hati berusaha menenangkan jantungmu yang tiba-tiba saja berdetak sangat kencang, kau hanya takut detak jantungmu terdengar oleh pemuda yang tengah tidur disampingmu itu.


.

.

.

Kau menggeliat dalam tidurmu dan membalikkan badan, namun segera membuka mata ketika dirimu mencium aroma parfum seseorang yang sangat menenangkan menurutmu. Kau terkejut bukan main ketika menyadari wajahmu dan Akashi yang sangat dekat, dan yang membuatmu tambah terkejut adalah dirimu yang tengah memeluk pria itu dan menenggelamkan wajahmu pada dada bidangnya. Untung saja Akashi tengah tertidur, kau pun dengan segera membalikkan badan, membelakangi Akashi.

Kau membuka mata begitu suara ketukkan pintu mengganggu tidurmu dan kau merutuki siapapun yang mengganggu kenyamananmu saat ini.

"Sudah bangun?" Suara seseorang membuatmu terkejut dan seketika matamu melebar begitu mengetahui sesuatu— kau tengah memeluk pria itu lagi dan wajah kalian sangat dekat sekarang, seketika wajahmu merona dan segera duduk dari tidurmu, mencoba menyembunyikan rona merah yang entah dapat dilihat pria itu atau tidak.

"[Your name], Seijuro bangunlah kalian harus sarapan." Suara Okaa-san menyadarkanmu dan membuatmu segera berjalan menuju kamar mandi, masih dengan dirimu yang salah tingkah karena ketahuan tengah memeluk pria itu tanpa sengaja. Entah kenapa kau merasa nyaman ketika memeluk pria itu dan tanpa sadar selama kau tidur kau terus memeluk Akashi.


++++

-To be continued-

Marriage and Obsession [Akashi Seijuro x Reader]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang