Chapter 12

430K 33.9K 1.2K
                                    

Sekarang Fara sudah berada di sebuah kamar yang lebih mirip seperti kamar hotel berbintang 5. Fara duduk di sofa empuk yang berada di kamar mewahnya dan mengambil Hp di tasnya. Dia membuka menu kontak dan memutuskan menelpon seseorang.

"Halo, Ma?" dia menelpon Mamanya.

"Iya sayang? Ada apa? Kamu kok belum datang?"

"Ma, hari ini Fara gak jadi ke toko ya, Fara juga gak jadi ikut nginep ke rumah Bu Dhe, Fara banyak PR dan tugas sekolah Ma."

Sebenarnya hari ini setelah pulang sekolah, Mamanya mengajak Fara ke toko untuk bertemu Bu Dhenya yang datang di Jakarta, setelah itu mereka sekalian berlibur ke Bandung di rumah Bu Dhenya karena kebetulan besok adalah hari minggu.

Sebenarnya Fara sangat ingin berlibur bersama Mamanya tapi hari ini Fara sangat badmood karena kejadian pembullyan terhadapnya hari ini sehingga dia takut nanti akan curhat ke Mamanya karena badmoodnya ini dan menjadikan Mamanya khawatir dengan keadaannya sekarang.

Jadi ia memutuskan membuat alasan PR dan banyak tugas sekolah supaya Mamanya tidak khawatir. Selain itu basih banyak yang harus Fara lakukan hari ini dan besok untuk membalas kelakuan geng Three Lovers dan Neza.

"Iya, gak pa pa sayang, belajar yang rajin ya, jaga dirimu baik-baik."

"Iya Ma, selamat berlibur ya, hati-hati di jalan. Jaga kesehatan Mama. Titip salam buat Bu Dhe ya...."

"Iya sayang."

Seterlah menelpon Mamanya, dia melanjutkan menelpon Pak Sapri.

"Halo, Pak Sapri? Gimana motor saya?"

"Wah Neng, motor Neng udah gak ada. Udah Bapak cari kemana-mana tapi tetep gak nemu. Gimana Neng?"

Fara berfikir sesaat, ia teringat kalau ia lupa mengambil kontak motornya yang jatuh bersama tas dan kacamatanya. "Mungkin udah hilang tu motor." Pikirnya dalam hati.

"Ya udah, sekarang Pak Sapri balik ke Green House aja ya!" Fara menutup telfonnya.

Setelah selesai mengkonfirmasi keberadaan motornya, kali ini Fara akan menelfon seseorang yang akan membantunya mengurangi aura negatifnya dan membalas perbuatan geng Three lovers.

"Halo?"

"Halo sayang, Apa kabarmu Nak?"

"Rea kurang baik Pa...," Rea memulai curhatannya ke Papanya.

"Lho, kenapa sayang? Ayo cerita ke Papa!"

Fara bercerita kepada Papanya tentang kejadian buruk yang menimpanya. Meski sekarang Papanya tinggal di Tokyo, Jepang, Fara tetap dekat dengan Papanya.

Papanya adalah salah satu pengusaha sukses yang bergerak di bidang otomotif. Papanya banyak bekerjasama dengan pengusaha lain yang merupakan orang Jepang sehingga tahun ini Papanya memilih berdomisili di Tokyo, Jepang.

Papanya sangat sayang dan perhatian dengan Fara. Meskipun terpaut jarak yang teramat jauh dan jadwal kerja yang sangat padat, Papanya selalu menyempatkan menelfon Fara. Papanya juga tidak pernah membedakan antara Fara dan Yuka.

Yuka adalah adik tiri Fara yang masih berusia 9 tahun. Hubungan Fara dan Yuka juga sangatlah baik. Hubungan Fara dengan Ibu tirinya yang merupakan orang asli keturunan negeri sakura tersebut juga sangatlah baik.

Masalah uang tidak perlu ditanyakan lagi. Fara ditransfer Papanya setiap bulan dan bahkan Rumah mewah yang saat ini ia tempati adalah hadiah pemberian dari Papanya.

Setelah selesai merencanakan sesuatu dengan Papanya, Fara menutup telfonnya dan berjalan menuju kasur empuknya dan menjatuhkan dirinya di kasur yang berwarna krem dengan motif bunga tersebut.

Dia tersenyum lebar karena tidak sabar menunggu datangnya hari senin, hari pembalasan dendamnya.

TOK,TOK,TOK....

Pintu kamar Fara terdengar ada yang sedang mengetuk.

"Iya?"

"Neng, makan malamnya sudah siap," terdengar suara Mbok Na.

"Iya Mbok, segera meluncur...!" jawab Fara sangat semangat karena dari tadi perutnya sudah bersuara tanda protes namun tidak dihiraukan Fara karena sedang Asyik ngobrol dengan Papanya.

Fara turun dari tangga dan menuju ke meja makan. Rendang, Soto, Cumi bakar hingga nasi goreng sudah sukses membuat suara perut Fara tambah bereaksi.

Dengan semangat Fara duduk di kursi dan mengambil piring. Semua pembantunya berdiri di belakang Fara. Fara mengambil nasi dan mulai akan mengambil rendang tapi tanganya terhenti.

"Kenapa kalian masih berdiri?"

"Iya Neng?" tanya salah satu pembantu heran.

"Ayu duduk sama saya, kita makan bareng," ajak Fara.

"Tapi Neng-"

Fara berdiri dan berjalan mengahampiri mereka dan menarik salah satu tangan pembantunya, mengajak mereka duduk di kursi meja makan bersama.

"Ayo kalian juga duduk! Mbok Na, Pak Sapri dan yang lain... Ayo! Kalian masak segini banyaknya dan saya harus seorang diri menghabiskannya? Ayo kita makan bareng, jarang-jarang juga kan saya kesini...."

Semua pembantunya tersenyum lebar. Mereka sangat bersyukur memiliki majikan muda yang sangat murah hati.

***
https://www.vidio.com/watch/7553656-ep-01-namaku-rea

My Nerd Girl (DIJADIKAN SERIES)Where stories live. Discover now