Sadewa (Chapter 48)

1.3K 87 0
                                    

Dewa tertegun mendengar suara dentingan piano dan nyanyian itu, begitu indah dan menenangkan hati. Namun, kenapa harus sosok seperti itu? Kenapa bukan manusia yang melakukannya?
Seusai menyanyikan lagu itu, makhluk halus itu menatap Dewa, seolah-olah mengetahui bahwa laki-laki itu tengah memperhatikannya. Dewa merasa tak nyaman ditatap seperti itu.

"Kemarilah, Nak," ucap makhluk itu dengan suaranya yang lembut. "Jangan takut, aku tidak akan menyakitimu,"

Dewa mau tak mau menuruti permintaan makhluk itu, dan berjalan pelan-pelan menghampiri. Makhluk halus itu benar-benar mengerikan akibat kematiannya yang tidak wajar. Benar, Dewa tahu siapa orang yang ia lihat sat ini.

"Kenapa kamu muncul?" tanya Dewa. Makhluk itu pun kembali menatap laki-laki itu.

"Karena, aku sangat merindukan masa-masa di mana aku bernyanyi dan bermain piano sesuka hati," sahut makhluk halus itu. Ya, makhluk halus yang Dewa hadapi ini adalah seorang penyanyi terkenal yang mengalami kecelakaan maut di masa kejayaannya sebagai penyanyi, bernama Rika. Dan dia juga adalah penyanyi yang bernaung di bawah studio dan label yang sama dengan Dewa.

"Sejak kematianku, aku tidak bisa melakukan hobiku lagi dan menjadi seperti ini, aku benar-benar kesal," ucap Rika. Dewa tak bisa berkomentar apapun. Itu karena, ia tak tahu harus mengatakan apa.

"Bolehkah aku terus melakukan ini di setiap malam? Aku berjanji untuk tidak mengganggu kegiatanmu di sini," tanya Rika. Dewa hanya bisa menganggukkan kepala. Sebab, ia tak ada hak untuk melarang.

Sejak kematian Rika, studio ini dibiarkan kosong begitu saja karena semua orang takut dengan tempat itu bahkan hingga kemarin. Namun sekarang, studio itu sudah dibeli oleh Yahya, dan resmi menjadi milik Yahya. Dengan begitu, rasanya wajar jika Rika sangat senang karena tempat itu kembali dipenuhi oleh musik yang ia cintai . Namun apa mungkin semua orang bisa menerima kehadiran makhluk halus itu? Entahlah...

*****

Ke'esokan harinya, Dewa menjemput Amor di sebuah stasiun. Ia tengah menunggu kedatangan gadis itu di ruang tunggu yang dipenuhi oleh orang-orang yang hendak menjemput seseorang. Mereka memiliki suara hati yang berbeda-beda dan bahkan lebih berisik daripada suara manusia paling banyak bicara di dunia. Oleh karena itu, Dewa selalu mengenakan earphone agar tak bisa mendengar suara-suara itu. Ia benar-benar tak sabar untuk segera bertemu dengan gadis itu.

Beberapa saat kemudian, kereta pun datang. Semua orang berdiri untuk melihat orang yang berada di dalam kereta, termasuk Dewa. Ia pun melepas earphone itu dan sangat antusias begitu melihat gadis itu turun dari kereta. Amor pun melihat Dewa, ia tersenyum sembari menghampiri laki-laki itu. Namun, tiba-tiba saja Dewa memeluk gadis itu dengan erat hingga membuat sang gadis sangat terkejut..

"Aku kangen banget sama kamu, Sayang," ucapnya yang masih memeluk gadis itu. Melihat kelakuan Dewa, Amor benar-benar merasa malu sekali.

"S-S-Sayang, jangan di sini, malu-maluin tahu," gumam Amor sembari memamerkan seluruh deretan giginya. Dewa pun tersenyum dan melepaskan pelukannya.

"Iya, iya, maaf ya, Sayang" sahut Dewa sembari mengeluarkan senyumnya yang begitu manis.
Lalu tiba-tiba, Dewa mendapatkan telepon dari Yahya. Ia pun mengangkatnya.

"Halo?"

"Halo, Nak? Apa kamu bisa ke sini sekarang? Kita harus lanjutkan proses rekamannya hari ini juga," ucap Yahya di telepon, Dewa pun menyetujuinya.

"Ya, saya ke sana sekarang juga," sahut Dewa. Beberapa saat kemudian, ia pun menutup telepon.

"Dari siapa?" tanya Amor.

"Dari produser. Katanya, aku harus ke sana. Mau ikut?" tanya Dewa sembari tersenyum kepada gadis itu. Amor pun menganggukkan kepalanya dengan sangat antusias.

*****

Setibanya di studio, Dewa melihat bahwa Yahya dan Mr. Yo sudah datang. Mereka pun langsung menyuruh Dewa memasuki dapur rekaman. Sedangkan Amor menunggu di luar sembari tersenyum melihat kekasihnya itu bernyanyi.
Selama Dewa melakukan rekaman, Yahya terlihat mengajak Amor berbincang-bincang.

"Apa kamu pacarnya?" tanya Yahya. Amor pun langsung tersipu malu sembari menganggukkan kepalanya.

"Iya, Pak," sahut Amor dengan sedikit menunduk akibat merasa malu.

Di tengah-tengah proses rekaman, Dewa tiba-tiba terhenti. Ia melihat sesuatu dari kacamata indigonya. Sesuatu itu adalah mengenai masa lalu Yahya yang sangat tak terduga, sekaligus menyakitkan.

"Enggak ... Nggak mungkin ... NGGAK MUNGKIN!" laki-laki itu tiba-tiba berteriak seperti itu dan membuat semua orang menjadi panik. Mereka semua pun menghampiri Dewa yang tak terkendali.

"Ada apa, Nak?" tanya Yahya dengan penuh kekhawatiran kepada laki-laki itu. Dewa pun menatap Yahya dengan penuh kemarahan.

"Siapa kamu sebenarnya?!" tanya Dewa dengan matanya yang seolah-olah hendak keluar.

***** TBC *****

Kisah SadewaМесто, где живут истории. Откройте их для себя