[4] Timing Not Right.

110 43 20
                                    

"mba licensed squishy dimana ya?" tanya Manda pada salah satu pegawai toko buku gramedia.

"ada di pojok kiri belakang rak komik shounen ka" jawabnya sambil menunjukan ke arah yang dimaksud.

"oke, makasih mba" ucap nya santun dengan di bumbui sedikit senyum tipis.

Tidak banyak perbincangan antara mereka, Manda langsung berjalan melanjutkan langkah kaki nya ke arah yang ditunjukkan tadi.

"lo?" sontak Manda kaget dan mulai mengatur memori - memori yang ada di otak nya. "em sorry lo punya utang penjelasan sama gue tentang ini" lanjut setelah mengeluarkan seutas kertas dari slingbag purple nya.

"penjelasan? apa yang harus gue jelasin?" ujarnya sambil menaikan satu alis ke bingung dengan apa yang dimaksud Manda.

Manda gagal fokus, tiba - tiba saja matanya melenceng ke buku komik Naruto Serial Shippuden yang berada di genggaman laki - laki itu.

"lo tau gak dari banyaknya jurus naruto, mana yang paling bikin gue tertarik buat gue milikin saat ini"

"apa?" tanya Manda ragu.

"mugen tsukoyomi"

"hm?" Manda memicingkan mata nya.

"ya karena gue mau setiap tidur lo itu selalu diisi dengan mimpi - mimpi indah" ucapnya dan kemudian ia tersenyum.

"Amanda Maharani?" lagi - lagi panggilan itu berhasil membangunkan Manda dari bayang - bayang yang tak sengaja terlintas di otaknya.

"sorry ada transaksi yang harus gue selesaiin di kassa, kalo emang ada yang mau lo tanyain ke gue, gue tunggu di circle k depan ya" lanjut laki - laki itu sambil memainkan gerakan tangan nya.

"oke. gue juga ada barang yang harus gue beli, nanti gue nyusul" saut Manda.

Laki - laki itu mengangguk yang kemudian membelakangi Manda berjalan ke arah kassa. Begitu pun dengan Manda, ia langsung mengambil squishy yang ia cari lalu melanjutkan dengan transaksi.

>>>>

"asli muka lo pucet Man, udah kaya mayat idup tau ga lo" ungkap Sarah setelah memperhatikan wajah sahabat nya itu di pertengahan jam istirahat.

"lo nyumpahin gue mati" ketus Manda.

"lagian lo ngapain sih Man ujan - ujanan ngejar mobil cowo yang gak lo kenal cowo itu siapa" kritik Alya.

"gue kenal ko, cuma gue gak tau namanya aja. beberapa hari ini kita sering gak sengaja ketemu gitu tapi timing nya aja yang gak pas buat kita kenalan, tapi.." Manda menunda lisan nya.

Alya dan Sarah menajamkan mata dan pandangan nya ke arah Manda. "tapi apa Man?" ucap mereka bersamaan.

"tapi ko dia tau ya nama gue Amanda Maharani" lanjut ucapan nya yang sempat ia putus.

"yaudah lah Man gak usah terlalu lo pikirin, mending lo makan tuh roti sama susu yang ada di laci lo, kan lo tadi gak ikut kita ke kantin" ucap Alya yang mulai mengalihkan pembicaraan.

"emangnya hari ini ada susu sama roti lagi? ko gue gak tau ya" tanya Manda menoleh wajah ke dua sahabat nya itu.

"gimana lo mau tau Man, sampe sekolah aja lo langsung tepar di meja, dan untung nya lagi tidur lo gak ada yang ganggu karna Bu Ririn gak masuk kelas hari ini, dan semisalnya gue sama Alya gak bangunin lo buat ke kantin, pasti lo belom bangun sampe sekarang" jelas Sarah gerget dengan tingkah sahabat nya yang satu ini.

"dasar kebo" umpat Sarah.

"kambing lo, ngomong apaan barusan" ucap Manda kesal sambil melempar kulit kacang ke arah Sarah.

"loh ko ada kulit kacang sih? perasaan tadi pagi lo gak bawa kacang deh" celoteh Sarah kesal.

"sisa kemaren Sar nyelip di laci gue" jelas Manda sambil menahan tawa.

Alya tertawa kecil melihat tingkah konyol kedua sahabat nya itu yang selalu saja senang beradu mulut, meski dia tau seburuk apapun ucapan yang mereka lontarkan satu sama lain nya tidak akan pernah membuat luntur rasa sayang mereka sedikit pun.

Thanks for read.

hm yaampun sakit ya jadi Manda baru kenal aja udah di kasih harapan palsu gitu yang katanya mau ditungguin eh malah ditinggal:(( semoga gak senasip sama Manda ya guys.
Ikutin terus cerita nya ya, bantu aku dan Manda pecahin teka - teki nya.
Jangan tinggalin orang yang udah sayang sama kamu ya cukup tinggalin votement, kritik dan saran nya aja di halaman cerita aku ini hehee semoga sukaa:)

see you soon.

365 days <TELAH TERBIT>Where stories live. Discover now