[11] Moodboster

29 6 2
                                    

Minggu pagi ini Manda memilih untuk bersahabat dengan alam sejenak, mengencangkan otot-otot nya kembali serta mereleksasikan saraf nya yang beberapa hari ini selalu tegang karena misteri yang belum sempat dipecahkan nya.

"hai"

"hai, baru keluar?" tanya Manda.

"iyaa. udah lama ya?"

"baru dua kilo"

"mau ngobrol dimana nih?" tanya Adam.

"kesitu bentar yuk, mau beli air" ujar Manda menunjuk ke arah warung kecil.

"ini berapa bu?"

"lima ribu aja ka"

"em, makasih bu" ujarnya sambil menjulurkan uang lima ribu rupiah.

"dirumah pohon aja yuk, itung-itung biar gue keluar keringet, lo masih kuat kan?"

"eemm.. kuat ko" jawabnya setelah selesai meneguk minuman nya.

>>>>

"huftt.. lumayan juga ya, udah lama gue ga lari"

Manda menyodorkan botol air mineral nya dan Adam meraih lalu segera meneguk nya.

"makasih ya" ujarnya setelah minum.

"dulu, sekitar satu tahunan yang lalu, gue sering main kesini. bisa dibilang ini tempat paling indah yang gue datengin. tapi,, kalo sama dia"

"dia yang lo maksud siapa Man?"

"nama nya Bintang, dia kaka kelas gue tapi dulu, sekarang udah lulus, gatau kemana."

"Bintang" umpat Adam reflek.

"kenapa? lo kenal Dam?"

"emm.. Bintang,, iyaa, kenal. siapa sih yang ga kenal dia. kan cowo paling eksis dan aktif banget kan di basket sama di osis gitu"

"ohh.. iya juga sih, kenapa gue ga kepikiran ya"

"terus?"

"ginii gini.. akhir-akhir ini tuh gue sering banget dapet kiriman bunga, susu, roti, cokelat dilaci gue, dan surat yang lo kasih itu, inget kan? gue rasa semua itu ada hubungan nya sama dia"

"emm, kalo boleh tau. emang hubungan lo sama Bintang itu apa Man?"

"nah,, itu dia Dam yang jadi masalah nya. dia pergi, dia ninggalin gue, begitu aja. ga ada kejelasan, ga ada kabar setelah ujian nasional selesai"

"tapi.. sebelumnya, apa hubungan kalian baik-baik aja?"

"baik sih, eh enggak juga deh"

"hah?" Adam kebingungan menyikapi nya.

"harusnya hubungan kita baik-baik aja Dam, kalo gue ga mergokin dia jalan sama sahabat gue" Manda mulai memelani ucapan nya dan menundukan kepala.

"ko? ko bisa?"

Manda menggelengkan kepalanya, "gue ga ngerti Dam, maybe I'm not perfect for he, so he go, go from my life. ya gitu aja. gampang banget. kejadian nya cepet banget Dam, kaya mimpi"

"gue ditampar secara halus Dam sama sahabat gue sendiri" tambah nya lagi.

"udah gausah nangis, kita selesain masalah lo bareng-bareng ya" ujar Adam sambil mengusap air mata yang terlanjur turun membasahi pipi Manda.

"minum dulu" Adam menjulurkan botol air mineral yang tadi.

"jujur, gue ga mau dingin gini ke sahabat gue sendiri Dam, gue ikhlas ko dia mau deket sama siapa aja, termasuk sama orang yang gue sayang sekalipun. tapi ga gini caranya Dam, ini ga adil buat gue" lanjutnya setelah meneguk beberapa air kedalam tenggorokan nya.

"iya iyaa Man gue ngerti" Adam berusaha memenangkan.

"sekarang gue ga cuma kehilangan cowo yang gue sayang Dam, tapi gue juga kehilangan sahabat yang gue percaya Dam" lanjut nya yang seperti belum puas bercerita.

"gue bingung, gue bingung harus hadapin nya gimana, gue harus bersikap gimana?" lanjut nya lagi.

"udah udah, lo tenangin diri lo dulu" ucap Adam sambil berdiri dari duduknya.

"ada bola nih, bisa main basket?" tanya Adam mengalihkan.

Manda senyum, ia bangun dari duduk nya dan merebut bola basket dari genggaman Adam.

"eh curang yaa" ujar Adam yang sadar direbut bola dari tangan nya.

Manda membalas dengan memeletkan lidahnya.

Hampir tiga jam mereka saling berebut bola basket dan akhirnya mereka pun kuawalan sendiri. Mereka membaringkan tubuh nya yang mulai lemah di lapangan basket kecil itu, yang tepat berada di bawah rumah pohon.

"jago juga ternyata mainnya"

"Bintang yang ngajarin" jawab Manda dengan senyum ragu.

"emm, makasih ya. ga salah gue percaya sama lo" ujar Manda ditengah-tengah sisa nafas yang beradu cepat dengan detak jantungnya.

"apaan sih, lebay deh lo. kan gue bilang kalo gue bisa bantu, ya gue bantu, oke? janji sama gue, jangan sedih-sedihan terus." ucapnya sambil melukis sisa senyum yang ada karena terlalu banyak menguras tenaga hingga harus mengatur nafas terlebih dahulu.

Manda tersenyum.

>>>>

"ikutin saran gue ya, jangan dendam-dendaman lagi. ikhlas" ucap Adam yang sambil memegang kedua pundak Manda.

"makasih" ujarnya dengan senyum tulus.

Adam membalas senyum. "masuk sana, mandi. lo bau tau"  ledek nya.

"ihh lo juga bau"

"hmm,, gue balik ya"

Adam.. -panggil Manda yang membuat Adam membalikkan badan nya lagi.

"salam buat abang lo, cepet sembuh"

Adam mengangkat kedua jari jempol nya dan meninggalkan Manda di depan gerbang rumah milik Nuri.


Thanks for read guys.
Terima kasih banyak untuk kalian yang mau meluangkan sedikit waktu nya untuk baca tulisan dari penulis amatir kaya aku ini, hehe.
Enjoy guys, nikmati aja cerita nya ya, semoga suka jangan lupa tinggalin kritik sarannya.
See you soon❤️

365 days <TELAH TERBIT>Where stories live. Discover now