[8] Cowok Itu Spesies Apa?

72 19 8
                                    

Sungguh tak bisa
Tuk jauh darimu
Sedetik ku pun aku tak bisa
Begitu dalam rasa cintaku
Tak mampu melupakanmu

Mengapa kini kau jauh berbeda
Demi dirinya kau tinggalkanku
Tahukah engkau perasaan ini
Sungguh sakit, sakit hatiku

Kau tak pernah mengerti perasaan ini
Kau bilang kau cinta aku
Tapi kau memilihnya

Malam semakin terasa dingin bercampur nuansa melow yang mulai hidup dari lirik dan nada suara Rio Febrian lewat lagu nya dalam ruang kamar gadis kelahiran april itu. Tidak hanya ditemani lantunan musik, beberapa novel kesayangan nya dan selembar surat berisikan kata maaf yang masih menjadi misterius juga ada dihadapan nya. Earphone masih menyumpal telinga Manda begitu juga bibirnya yang masih komat kamit mengikuti lirik lagu Rio Febrian.

Sesekali ia membuka handphone lalu menutup dan membuka nya lagi, dengan sebuah kolom message bernama 'Adam' yang tertera di layar ponsel nya akhirnya gadis itu mengetikan beberapa kata namun dihapus dan menuliskan lagi kata yang lain dan dihapus lagi.

Manda beralih ke aplikasi calling dan mencari sebuah nama untuk dihubungi dan lagi lagi nama yang tertera adalah 'Adam'. Ia menekan tombol warna hijau.

-halo? (suara nya dengan pelan dan lembut)
kenapa Man?-
-ko lo tau ini gue?
em, suara lo. kenapa Man malem-malem gini nelpon gue?-
-gue gak punya banyak waktu, gue butuh lo.
apa yang bisa gue bantu?-

Tiba-tiba saja hening, tak terdengar suara dari seberang telepon mana pun, baik Manda maupun Adam.

halo? Man lo masih disitu kan?-
-please, kasih gue alesan buat percaya sama lo.
maksudnya Man?
oke, lo butuh bantuan apa dari gue?- (lanjutnya)
-besok lo bisa temenin gue ke rumah pohon? gue gak bisa kaya gini terus Dam.
oke, balik sekolah gue tunggu lo di parkiran.-

Tak ada lagi percakapan dua arah antara mereka, setelah mendengar pernyataan Adam, Manda langsung mematikan sambungan telepon miliknya.

>>>>

"Mak Julay, bakso tiga kayak biasa ya," pesan Sarah pada penjual bakso langganan di kantin sekolahnya.

"Siap neng Sarah, " balasnya.

"Bulan depan ada film bagus lhoo, kita nonton yuk.." ajak Sarah pada kedua sahabatnya yang saling mengalihkan pandangan.

"Hey,, gue di sini keleuss kok kalian pada buang muka gitu sih," keluhnya.

"Beberapa hari ini gue gak ngeliat kalian ngobrol deh. lo berdua sariawan? sakit gigi? atau bulu ketek lo rontok ya Man? ahahaahaa" Sarah berusaha menetralkan suasana.

"apaan si" cetus Manda.

"neng yang geulis-geulis sudah lapar ya, nih Mak bawain bakso pesanannya. oiya neng Sarah sambal Mamak jangan dihabisin lagi ya, cabe lagi mahal atuh eneng" pecah Mak Julay menyelinap kedalam obrolan.

"ya elah si Mamak mah perhitungan banget sama cabe doang" keluh nya yang hanya dibales dengan lemparan senyum Mamak Julay sambil meninggalkan meja tiga gadis itu.

"Kalian berdua kenapa sih? gue berasa kaya kambing conge tau gak. gue ada di antara kalian, tapi gue gak tau masalah kalian. please kalo ada masalah tuh di omongin jangan diem-dieman kaya bocah gini, gue risih tau." ucap Sarah kesal sambil menaruh sambal ke mangkuknya yang entah sudah pada sendokan ke berapa.

"masih gak mau ngomong juga? basi lo berdua." ujar Sarah penuh penekanan.

Namun tiba-tiba hening, gadis itu diam seperti kehabisan kata-kata, sesekali ia menelan ludah nya setelah melihat bakso miliknya yang sudah tertutup dengan sambal hingga tak terlihat bola-bola bakso yang seharusnya mengambang di kuah bakso yang awalnya bening tadi.

"gue emang bego gak punya otak kaya yang sering kalian bilang, tapi gue punya hati. gue lebih baik dicemooh bego, tulalit, lola, atau apapun itu dari pada harus jadi kambing conge yang nyaksiin pertunjukan tanpa dialog kaya gini" amuk Sarah yang entah karena muak dengan sikap kedua sahabat nya yang masih saling membeku itu atau malah gerget dengan kecerobohan nya sendiri. Ia langsung berdiri dan membawa mangkuk bakso miliknya pindah ke meja yang lain.

Kedua nya masih tetap terdiam beku dengan posisinya masing-masing, tidak ada yang memulai untuk membuka suara setelah Sarah pergi.

Tak lama Sarah berpindah meja, Alya rupanya mulai risih dengan keheningan antaranya dengan Manda, dan ia pun mulai membuka suara.

"Man.."

Manda masih enggan untuk menanggapi nya, ia langsung angkat kaki dari posisi nya dan pergi meninggalkan Alya sendirian di meja itu.

>>>>

"em, hari ini ongkos angkot kalian biar gue yang bayar ya" rayu Alya yang hendak menggendong ransel nya.

"gue duluan Sar" ujar Manda memegang pundak Sarah lalu pergi keluar kelas mengarah parkiran.

"Sar.."

"selesain dulu masalah lo Al, gue balik" ucap Sarah ketus yang tak lama ikut pergi meninggalkan Alya dalam kelas.

Tak ditemui motor sport berwarna biru dalam baris parkiran sekolah Manda mengalihkan pandangan pada jam yang melingkar di pergelangan tangan nya. Jam belajar sudah berakhir dari beberapa menit yang lalu, pikir Manda negatif pada pemilik motor sport yang berdominan dengan warna biru itu, ia langsung merogoh saku kemeja nya mengambil handphone dan berusaha untuk menghubungi Adam. Tujuh hingga tiga belas kali ia misscall namun tidak juga mendapat jawaban dari seberang sana.

"kambing" umpat Manda.

"cowo itu spesies apa sih?" Ia mendengus kesal seorang diri.

Thanks for read.

Alhamdulillah imajinasi lancar jadi bisa next sekarang.
by the way siapa yang bisa jawab pertanyaan Manda tuh 'cowo termasuk spesies apa hayo'
hmm, kesel juga ya di phpin sana sini, semoga gak senasib sama Manda ya guys.
Jangan lupa tinggalin votement, kritik dan saran nya yaa say, hehe love you all.
See you soon.

#enjoy

365 days <TELAH TERBIT>Where stories live. Discover now