[6] Rumah Pohon

79 30 8
                                    

Setelah 20 menit perjalanan, laki-laki itu berhenti di sebuah taman yang dimana terdapat rumah pohon yang nampaknya tidak asing lagi bagi Manda.

"lo tau tempat ini?" tanya Manda sambil turun dari motor yang di tumpangi nya.

"lo mau nanya soal apa ke gue?" balik tanya nya yang seolah enggan merespon pertanyaan Manda.

Laki-laki itu berjalan mendahului Manda dan hendak menaiki anak tangga pada rumah pohon tersebut. Manda mengekor dan ketika mereka telah ada di dalam rumah pohon itu Manda membuka ritsleting tas nya dan menyodorkan selembar kertas.

"surat itu lagi"

"ini punya lo kan?" tuduh Manda dengan yakin.

Laki-laki itu memicingkan matanya seolah tak mengerti maksud perkataan Manda.

"lo siapa sih? tau nama gue dari mana?" tanya Manda semakin penasaran.

"astaga. gue lupa, kita belom kenalan ya" ujarnya dengan tertawa kecil.

"gue Adam anak kelas XI IPS1. em, sorry gue lancang manggil nya lo gue, biar asik aja" lanjutnya.

"gak masalah, gue gak gila hormat ko" jawab Manda santai.

"oke. lo tau nama gue dari mana, Adam?" lanjut Manda dengan nada penekanan.

"em, bet lo" ujarnya sambil menunjuk kearah seragam yang dikenakan Manda.

Manda tercengak dan ia baru sadar bahwa ia menggunakan seragam dengan disertai bet nama miliknya. Ia merasa bodoh karena ia baru sadar sekarang, namun..

"emm, tapi.. surat ini dari lo kan?" tuduh nya lagi.

"emang isi suratnya apaan sih? ko lo yakin banget kalo itu dari gue?" lempar Adam bertanya kembali.

Manda membuka lipatan kertas itu dan mengarahkan tulisan dalam surat ke pandangan Adam.

"maaf?" ujar nya semakin bingung.

Manda mengangguk seolah menunggu jawaban.

"gue minta maaf sama lo? buat apaan? emang gue pernah ngelakuin kesalahan? kita kan baru kenal" jelasnya.

"satu hari sebelum lo ngasih surat ini ke gue kan lo nabrak gue sampe gue jatoh di depan kelas dua belas IPS tiga, dan mungkin aja lo mau minta maaf soal itu" Manda lebih memperjelas.

"gue kan udah bilang sorry saat itu" tegas Adam.

"jadi ini bukan dari lo"

Hening. Seperti keduanya sedang saling mencari jawaban atas surat misterius itu. Namun tidak lama kemudian Manda kembali membuka pembicaraan.

"em, lo sering ke tempat ini?"

"lumayan, biasanya gue kesini sama abang gue, kita main basket bareng di sini"

Manda menganggukan kepala nya beberapa kali seolah puas dengan penjelasan Adam.

"lo sendiri?"

"hah? em.." Manda tersenyum sambil menundukan kepala nya seperti ada yang ingin diceritakan namun enggan untuk dibahas.

"kenapa?" tanya Adam.

"iya, lumayan juga. gue tau tempat ini dari.."

belum sempat ia melanjutkan perkataan nya tiba-tiba --

"astaga, jangan jangan.." Manda menggigit bibir bawahnya.

"lo kenapa?" tanya Adam dengan raut wajah agak panik.

"hm, gapapa kalo lo gak mau cerita sekarang, tapi kalo nanti lo mau cerita ke gue, gue siap dua puluh empat jam dengerin lo" lanjut Adam tenang sambil melukiskan senyum manisnya di pipi.

"udah sore, gue anter balik ya" ajak Adam.

Manda masih terdiam, entah apa yang terlintas di benak nya hingga ia menjadi seperti itu. Sambil melihat kearah langit yang memang sudah mulai sedikit mendung ia langsung menuruni anak tangga pada rumah pohon itu dan Adam mengekor.

>>>>

"makasih" ucap Manda yang berdiri di depan rumah dengan gerbang putih.

Adam tersenyum.

"oiya, sorry gue udah nuduh lo" ujarnya gugup.

Adam tersenyum lagi. "masuk sana, bentar lagi ujan, gue balik ya" pamitnya yang kemudian langsung menarik gas pada motor sport nya.

"baru pulang, kamu di anter sama siapa?" tanya Nuri.

Manda mengabaikan bunda nya ia langsung menyentuh engsel pintu kamar miliknya dan masuk serta mengunci bilik kamarnya.

Aku bertahan karna ku yakin cintaku kepadamu..
sesering kau coba tuk mematikan hatiku..
takkan terjadi karna ku tahu kau hanya untukku..

Setelah Manda selesai membersihkan diri nya tiba-tiba dering telepon miliknya berbunyi.

halo?-
-kenapa Al?
lo di mana Man? di sekolah gue cari gak ada dari tadi gue hubungin handphone lo gak aktif.-
-gue di rumah.
oke. badan lo udah baikan sekarang?-
-iya lumayan, cuma butuh istirahat aja.
em.. bay the way, thanks ya Man lo emang BFF gue banget, makasih kejutannya.-
-bukan apa-apa ko Al. gue cuma mau nunjukin aja sama lo arti sahabat itu gimana, yang pasti sahabat bakal selalu support sahabatnya buat bisa bersatu sama orang yang disayang, bukannya nikung sahabatnya sendiri secara terang-terangan.

tutt tutt tutt -- tiba-tiba saja sambungan terputus dan ternyata bukan tanpa sebab melainkan memang sengaja dimatikan oleh Manda.

ko lo ngomong gitu Man? Man.. Amanda.. -

"ko di matiin sih" dengus Alya kesal, ia baru sadar bahwa sambungan telepon telah di matikan oleh Manda.

Thanks for read.

Alhamdulillah, akhirnya bisa nulis lanjutin cerita nya dan upload lagi setelah beberapa hari gak dapet ilham buat nulis cerita.
Ikutin terus cerita nya ya, di baca yang bener dan jangan lupa tinggalin votement serta corat coret kritik saran nya karena satu suara kalian sama dengan seribu motivasi buat aku.

see you soon:))
#enjoy.

365 days <TELAH TERBIT>Where stories live. Discover now