13. Back To Reality

4.9K 408 24
                                    



Pricilla's POV

Ah, tidak terasa aku telah melewati satu minggu di Dexter tanpa Aulia. Memang rasanya sangat berbeda, tapi walaupun begitu kami tetap contact-an via line. Hari senin yang sama seperti biasanya harus aku lewati dengan pelajaran pelajaran yang begitu melelahkan karena harus kembali bertemu Clara yang sudah boleh untuk masuk sekolah.

"Satu minggu skors tidak sebanding dengan perbuatannya kepada Aulia!" ketusku sendiri sambil melamun berdiri didepan kelas.

"DOOOR!" suara Meisya mengagetkanku.

Hari ini jadwal kami latihan cheers karena hari sabtu nanti akan ada perlombaan cheerleader satu Indonesia, memang keren sekolahan kami sangat terkenal dengan ekskul ekskul menarik. Satu hal lagi yang menarik, tidak terasa sudah satu minggu terlewat namun El terlihat biasa aja justru dia menjauh setelah Aulia keluar dari sekolah ini.

Memang benar dugaanku mana mungkin dia benar-benar niat akan menunjukan selama dua minggu ini bahwa dia ingin bersamaku padahal sudah jelas-jelas dia memiliki banyak pacar dan juga simpanan, hahaha.

GOR DEXTER

Aku sudah berganti pakaian dengan pakaian cheers begitupun dengan Meisya, seluruh anggota cheers diminta untuk berkumpul di pinggir lapang dan. . . . ta-da! Disana sudah ada Clara yang menunggu kami semua dengan pakaian cheers lengkap, seluruh anggota terlihat senang dan memeluk Clara mengucapkan selamat kembali ke sekolah ini. Namun, aku dan Meisya hanya melihat mereka karena kita berdua tahu betul wajah asli Clara di balik topeng baiknya itu.

"Ayooo semua ngumpul dulu, udah-udah." Ucap Clara.

Pertama kami semua berolahraga ringan terlebih dahulu agar otot-ototnya tidak tegang, aku mendapatkan posisi flyers. Flyers adalah posisi dimana seseorang harus mau diangkat atau bahkan dilempar ke udara. Flyer biasanya disebut juga dengan top. Biasanya, nggak selalu sih, flyer merupakan anggota dengan tubuh terkecil dalam tim. Flyers harus menjaga bentuk tubuh dan berat badan dengan menjaga perut agar selalu kencang supaya lebih stabil ketika berada di posisi atas.

Selain itu, kekuatan kaki juga harus maksimal dan kuat. Pasalnya, ketika dilempar, kaki flyer harus terkunci untuk mengurangi resiko ketidakstabilan ketika berada di udara. Fokus terhadap apa yang aku lakukan juga merupakan hal yang penting sebagai seorang flyer. Disamping aku menjadi flyer, Meisya mendapatkan posisi Bases.

Aku sangat senang ketika tahu Meisya menjadi salah satu anggota Bases. Bases adalah posisi yang menahan flyer di atas ketika melakukan aksi di udara. Posisi ini merupakan posisi yang bertanggung jawab menjaga flyer ke udara dan juga memastikan agar flyer aman di setiap aksi. Bases haruslah orang yang kuat dan memiliki tinggi yang sama. Hal ini untuk membangun platform yang kuat dan stabil. Nggak ada pemilihan jenis kelamin tertentu yang bisa dijadikan base. Baik cewek maupun cowok bisa jadi base. Yang penting tingginya sama dan kuat angkat-angkat beban berat.

Kalau ditanya perihal apa yang terpenting dalam cheerleaders adalah rasapercaya yang tinggi antar sesama anggota, karena gerakan gerakan mereka menuntut kerjasama tim yang sangat tinggi dan saling menjaga satu sama lain. Seperti membuat pyramid, melakukan jumps, menggerakkan motion, sampai adegan melempar (basket toss) dengan berbagai gaya, seperti berputar di udara (backtuck) dan masih banyak lagi istilah dalam dunia cheerleading. Kebayang dong yaa, betapa mereka harus solid dan kompak.

"Mei, sekarang jam berapa sih?" tanyaku karena kebetulan dia sedang berada didekatku.

"Itu ada jam di dinding sana, Cil." jawab Meisya.

"Ohiya.... kita bentar lagi pulang dong ya" ucapku kembali.

Baru saja aku berbicara seperti itu, Clara sebagai ketua cheers mengumumkan bahwa latihan untuk hari ini sudah selesai. Lelah sekali aku penuh keringat, langsung saja aku menuju ruang ganti perempuan untuk berganti pakaian dan dandan sedikit. Seperti yang pernah aku sampaikan:

Cewek ini sangat menyebalkan, tetapi aku suka cara dia berdandan. Dia sangat centil, super centil. Kadang aku suka jujur kepadanya kalau aku sebal ketika melihat dia lebay.

"Mei udah sih itu bibir merah banget kayak makan cabe"

"Yaampun, Cil. Gue kan balik dari sini mau main sama Bobby."

"Iya iya lo pacaran terus gue di tinggal"

"Hehehe sorry beb"

"Yaudah ayo keluar sumpek gue disini, Mei"

Saat berjalan keluar dari tempat cheers latihan, aku melihat anak-anak ekskul basket juga baru saja selesai latihan. Bodohnya, aku melihat kanan kiri seperti mencari seseorang. Saat aku berjalan dan selesai memperhatikan anak basket, dug- aku tidak sengaja menabrak badan seseorang karena tatapanku sedang terfokus kesamping. Ternyata, itu adalah El.

"Kenapa Cila? Nyariin gue?" tanyanya dengan wajah menggoda.

"Ihh apasih" jawabku singkat langsung aku menarik tangan Meisya dan keluar dari Gor.

Ketika aku sampai depan dan membalikan tubuh untuk ngobrol dengan Meisya, loh . . .

Yang aku tarik itu bukan tangan Meisya.

Aku.....

Menarik tangan El.

Yaampun bodo banget sih udah jelas jelas tangan mereka beda jauh kenapa gue main narik aja terus gak lihat dulu. Sudah jelas berbeda tangan El yang keker karena rajin olahraga dan tangan Meisya yang lentik cantik karena dia anggun sekali.

Aku sangat malu sampai wajahku memerah, langsung saja aku lepas tangannya!

"Sorry!" ucapku langsung lari sendiri dari situ.

***

Thank you readers!

Jangan lupa vote and comment.

DON'T BE A SILENT READER.


-silverbuttons

Player In LoveWhere stories live. Discover now