♡ 3. 二回目は拒否されました。

5.3K 893 175
                                    






🌊❤️🍰

Episode 3

回目は拒否されました。

_ditolak untuk yang kedua kalinya_

🌊❤️🍰

                "Oh! Kau sudah menemukannya!" Mina tersenyum senang dan menghampiri Yerim dalam hitungan sepersekian detik, kantung berisi bento dan sedikit buah-buahan ada di genggaman tangannya. "Kau menemukannya di kolam renang?"

                Yerim mengangguk antusias.

                "Mmm, aku baru mengambilnya tadi pagi." Yerim menutup buku hariannya dengan debaman pelan, menelusupkannya kedalam laci dibawah meja sebelum merogoh tasnya dan mengeluarkan bentonya sendiri. "Kemarin sore kolam renang indoor sudah terlanjur tutup, siswa yang kutemui di tempat lost and found mengatakan kalau buku itu baru dititipkan di kantor lima belas menit sebelum kuambil."

                "Lega sekali rasanya."

                "Tentu saja kau merasa lega, aib hidupmu kau tulis didalam buku itu." Sana meletakan bentonya diatas meja Yerim dengan kasar dan duduk dihadapan gadis itu tanpe berpikir dua kali, merenggut sebelum kembali berbicara. "Dasar bodoh. Beruntung saja bukumu itu ditemukan, kalau tidak rasanya kau tidak akan bisa hidup dengan tenang."

                "Seram. Apa Sana-chan selalu seseram ini, Ricchan?" Mina mengerenyit dan bergeser menjauh dari Sana dengan gestur berlebihan, mau tak mau membuat Sana mendelik terganggu. Seperti hari-hari biasanya, Yerim lah yang nantinya akan menengahi.

                "Mina, dia selalu seseram itu. Sudah dua tahun mengenalnya, kau tidak sadar juga?" Yerim mencibir, membuka tutup bekalnya dengan kasar sebelum memperlihatkan isinya pada dua temannya itu. Diluar dugaan dua teman baiknya, Yerim lebih bisa memanggang dibanding memasak. Itulah alasan utama mengapa ia selalu punya sepotong kue basah atau kue kering didalam kotak bekalnya. "Cheesecake?"

                "Mou, Ricchan – kenapa kau tidak gemuk walau makan cake nyaris setiap hari? Curang!" Mina mengeluh, tapi membiarkan ujung garpunya yang masih bersih mencuil sedikit cheesecake Yerim. Ia bersumpah rasanya terlalu enak untuk diabaikan, begitu pula dengan Sana yang kini memotong cake ukuran mini itu untuk dirinya sendiri. "Sana-chan, kau harus mengakui kalau kue buatan Ricchan selalu enak!"

                "Memang, kalau tidak aku tidak akan menjejalkan makanan ini kedalam mulutku." Sana terkekeh seiring hilangnya rasa jengkel Yerim, gadis itu lantas tersenyum tipis dan menyendok nasi kari yang dibuat oleh tetangganya sebagai ucapan selamat datang. "Itu apa? Nasi kari? Kau membuatnya sendiri?"

                "Mana mungkin? Kecuali bumi sudah jadi datar!" Mina mengatakannya dengan senyum usil, meyakini kalau kemustahilan Kim Yerim memasak sudah tak perlu lagi dipertanyakan. Mengingat ia selalu gagal dalam pelajaran rumah tangga, makanan yang ia masaknya tentu dalam wujud yang sempurna – kecuali rasanya. Mengerikan, sangat mengerikan.

                "Tentu saja, kalau aku mahir pun mana mau ku membuang-buang waktuku untuk memasak demi kalian?" Yerim menggerutu dengan senyum sarkas diwajahnya, menyendok nasi karinya sebelum menjejalkannya kedalam mulut. "Dasar teman-teman sampah. Joohyun-unnie yang membuatnya untukku, ini hadiah selamat datang darinya."

                "Unnie? Dia orang Korea?" Sana menoleh dengan tatapan tidak percaya, tidak menduga kalau banyak orang asing di Tokyo, terlebih dari dimana cowok-cowok tampan berasal – Korea Selatan. Yerim mengangguk dengan antusias, mengingat ia punya banyak teman baru yang menyenangkan dan mereka adalah tetangganya! Tetangga yang menyenangkan, akhirnya!

Together, from now on!Where stories live. Discover now